Sultan HB X Panggil 10 Petinggi Kampus Jogja Malam Ini

Sultan HB X Panggil 10 Petinggi Kampus Jogja Malam Ini

Adji G Rinepta - detikJogja
Minggu, 31 Agu 2025 23:38 WIB
Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama sejumlah petinggi kampus DIY di Kompleks Kepatihan Jogja, Minggu (31/8/2025) malam.
Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama sejumlah petinggi kampus DIY di Kompleks Kepatihan Jogja, Minggu (31/8/2025) malam. Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X memanggil perwakilan 10 universitas se-DIY ke kompleks Kepatihan Kota Jogja malam ini. Pertemuan ini secara khusus membahas dinamika aksi massa yang memanas belakangan ini.

10 kampus itu meliputi Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Institut Seni Indonesia, Universitas Islam Indonesia, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, dan Universitas Amikom Yogyakarta. Masing-masing kampus diwakili rektor atau wakil rektor.

"Untuk menyamakan persepsi, harapan saya untuk bisa memberikan pemahaman menyampaikan aspirasi itu boleh, tidak ada yang melarang," jelas Sultan usai pertemuan, Minggu (31/8/2025) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi seperti yang saya sampaikan, untuk menumbuhkan demokratisasi di Jogja itu dengan baik, dengan sopan, bukan dengan kekerasan," tegas Sultan.

Sultan menambahkan, selain memanggil rektor, Pemda DIY melalui Dinas Pendidikan juga memberi arahan ke sekolah-sekolah untuk menekankan ke para siswa bahwa tugas pelajar adalah belajar.

ADVERTISEMENT

"Karena anak-anak ini tugasnya bersekolah, kalau yang dewasa untuk menyampaikan aspirasi kan sudah waktunya juga, nggak bisa kita melarang. Tapi bagaimana demokrasi dibangun dengan iktikad baik tanpa harus ada korban dan kerusakan yang sifatnya anarkis," jelasnya.

"Semoga aman-aman saja, nyaman-nyaman saja masyarakat Jogja," harap Sultan.

Wakil Rektor UGM, Arie Sujito mengatakan undangan dari Sultan ini semata-mata untuk menyamakan persepsi antar kampus dalam menyikapi gelombang aksi massa.

"Tidak ada larangan aksi, kita negara demokrasi dan mereka juga punya alasan sendiri untuk aksi, namun jangan sampai ada peluang yang dimanfaatkan untuk anarkisme," papar Arie.

"Karena peristiwa ketegangan sekarang ini berbeda dengan yang sebelum-sebelumnnya. Sekarang ini potensi yang lebih anarkial itu besar sekali dan itu lebih sistematis," imbuhnya.

Sementara itu Rektor UII Fathul Wahid menekankan bahwa penyampaian aspirasi di Jogja selalu damai.

"Tradisi Jogja di mana penyampaian aspirasi ini selalu damai ini harus kita jaga. Sehingga kalau ada anarkisme kita selalu bertanya-tanya, siapa di belakang itu," ungkapnya.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads