Alasan Roy Suryo cs Tulis Buku Jokowi's White Paper

Alasan Roy Suryo cs Tulis Buku Jokowi's White Paper

Tim detikJogja - detikJogja
Selasa, 19 Agu 2025 10:21 WIB
Soft launching buku Jokowi di coffee shop di area UC UGM, Senin (18/8/2025)
Soft launching buku Jokowi di coffee shop di area UC UGM, Senin (18/8/2025). Foto: dok. detikJogja
Jogja -

Buku berjudul 'Jokowi's White Paper' ditulis oleh Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Tiffauzia Tiyassuma atau dr Tifa. Roy mengungkapkan alasan timnya menulis buku tersebut.

"Kami sepakat menjuduli Jokowi's White Paper. Karena kami ingin membersihkan kampus kami tercinta ini. Universitas Gadjah Mada itu, Kami bertiga lulusan sini. S1, S2-nya semuanya dari UGM semua," ungkap Roy saat ditemui wartawan di University Club (UC) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, DIY, Senin (18/8/2025).

Roy pun mengungkap isi buku setebal hampir 700 halaman itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi isinya tadi saya spill ya. Jadi, isinya adalah satu. Ya, itu memuat dokumentasi tentang apa yang kami lakukan sejauh ini. Mulai dari ketika isu pertama kali ini (dugaan ijazah palsu milik Jokowi) keluar ya," jelasnya.

Roy mengatakan Kampus Terpadu UII saat itu menggelar seminar yang dihadiri oleh Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi, Prof Mahfud Md, dan Buya Syafii Maarif.

ADVERTISEMENT

"Waktu itu ada dialog santai gitu ya. Ada videonya juga. Yang mengatakan untuk jadi presiden itu IP-nya sebaiknya berapa. Prof Mahfud mengatakan IP-saya 3,8. Nah, Jokowi mengatakan IP saya di bawah 2. Dua aja nggak ada gitu loh, kan mulai dari situ sebenarnya orang berpikir," ujarnya.

Di buku tersebut, Roy cs pun menuliskan tentang kriminalisasi Bambang Trimulyono atau Bambang Tri dan Gus Nur atau Sugi Nur Raharja lantaran mengkritisi ijazah Jokowi.

"Sempat kemudian mereka mempertanyakan soal itu. Tapi mereka dikriminalisasi. Itu semua kami tulis dalam buku itu," ujarnya.

Karya itu juga memuat perjalanan ketiganya ke UGM untuk meneliti skripsi Jokowi. Mereka pun bertemu Wakil Rektor UGM, Prof Wening dan Arie Sujito.

"Saya memegang langsung skripsi itu. Saya memegang skripsi itu ya, dan kemudian kita meneliti langsung ya waktu itu. Kemudian juga kami tulis panjang tentang apa arti Declaration of Human Rights. Apa arti dari Undang-Undang Dasar 45 Masalah 28. Apa arti dari Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik tahun 2018," ujarnya.

Roy memaparkan ada pula analisis digital forensik oleh Rismon dalam buku tersebut. Perbandingan ijazah Jokowi dan ijazah alumni UGM lainnya Hari Mulyono, Pronojiwo, dan Srimurtiningsih, dilakukan.

Roy mengklaim, ada overlapping detection berupa watermark logo UGM yang reposisinya buruk hingga tanda tangan pengesahnya dalam ijazah Jokowi.

"Sangat panjang tentang kajian-kajian itu. Termasuk penggunaan perbandingan dengan RGB ya. Red, Green, Blue atau dengan perbandingan dengan CMYK, Cyan, Magenta, Yellow, and Black. Ya, dari situ detail banget," ujarnya.

Dalam buku tersebut disertakan pula analisis menggunakan metode Behavioral Neuroscience yang dilakukan dokter Tifa untuk meneliti pola perilaku hingga politik seseorang.

"Jadi buku itu insyaallah akan menjadi sebuah referensi yang sangat menarik. Karena kami susun dengan bahasa yang teknis tapi agak populer. Jadi populer science lah," ujarnya.

"Paling menonjol ya kesimpulannya adalah skripsinya 99,9% palsu. Tidak mungkin menghasilkan ijazah asli. Itu saja yang paling penting," tegasnya.




(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads