Pria Ini Habiskan 2 Hari dengan Panah Nancap di Kepala, Begini Endingnya

Internasional

Pria Ini Habiskan 2 Hari dengan Panah Nancap di Kepala, Begini Endingnya

Suci Risanti Rahmadania - detikJogja
Rabu, 13 Agu 2025 10:28 WIB
Emergency Department: Doctors, Nurses and Paramedics Push Gurney / Stretcher with Seriously Injured Patient towards the Operating Room.
Ilustrasi pria di Italia dilarikan ke rumah sakit karena kepalanya tertancap anak panah. Foto: Getty Images/gorodenkoff
Jogja -

Seorang pria di Ancona, Italia, harus menghabiskan dua hari dengan kondisinya kepalanya tertancap anak panah. Begini akhir dari nasib pria itu.

Dilansir detikHealth Rabu (13/8/2025), pria itu ditemukan dalam keadaan terbaring di tempat tidur oleh polisi (carbinieri) yang menerima telepon darurat dari keluarga yang khawatir. Lelaki berusia 64 tahun itu diketahui merupakan penggemar crossbow, senapan untuk melontarkan panah dengan mekanisme seperti busur.

Saat dibawa ke rumah sakit, kondisinya sadar dan mata laki-laki yang tidak disebutkan identitasnya itu terbuka. Berdasarkan laporan dokter, pria itu menggumam tak jelas, namun masih dapat berbicara meski kondisinya cedera serius.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Panah itu disebut membuatnya tidak bisa menoleh. Staf rumah sakit juga mengungkapkan, dia menghabiskan 2 hari dalam kondisi tidak makan dan minun sejak anak panah 'menyangkut' di kepalanya.

"Saya belum pernah melihat yang seperti ini! Satu milimeter lebih jauh, pasiennya pasti langsung meninggal," ujar Maurizio Iacoangeli, Kepala Bedah Saraf di Rumah Sakit Torrette di Ancona, kepada Corriere Della Sera.

ADVERTISEMENT

"Panah itu menembus tengkoraknya dari dahi hingga tengkuk. Dia beruntung. Saya belum pernah melihat yang seperti ini di Italia," lanjut dr Iacoangeli.

Adapun panah tersebut terbuat dari karbon yang memungkinkan dokter melakukan pemindaian menggunakan CT Scan. Terbukti krusial dalam menolong hidup korban.

"Karena intinya bukan sekadar mencabutnya, tetapi mencabutnya tanpa menimbulkan pendarahan hebat. panah itu berfungsi seperti sumbat. Jika dilepaskan begitu saja, risikonya adalah perdarahan," jelas dr Iacoangeli.

Menurut media Italia, pria berusia 64 tahun itu menjalani operasi dengan teknik militer yang dipelajari dari Rocco Armonda, ahli bedah saraf Angkatan Darat Amerika Serikat berpengalaman yang pernah menangani berbagai skenario perang, termasuk di Irak, Iran, dan terbaru di Ukraina. Prosedur tersebut berhasil dilakukan, namun kondisi pasien masih serius dan prognosisnya belum dapat dipastikan.

Terkait penyebab cederanya, penyelidik saat ini mempertimbangkan kemungkinan kecelakaan, mengingat kecintaan korban terhadap panah serta dugaan upaya melukai diri sendiri. Meski demikian, ia tidak memiliki riwayat gangguan mental maupun pernah menjalani perawatan kejiwaan.




(apu/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads