Gelombang Tinggi Ancam Perairan Jogja 13-16 Agustus 2025

Gelombang Tinggi Ancam Perairan Jogja 13-16 Agustus 2025

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Selasa, 12 Agu 2025 14:58 WIB
ilustrasi prakiraan tinggi gelombang
ilustrasi prakiraan tinggi gelombang. Foto: Dok. Istimewa.
Kulon Progo -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Yogyakarta mengeluarkan peringatan dini tentang gelombang tinggi di perairan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Samudera Hindia. Ketinggian gelombang diperkirakan capai 4 meter terhitung pada 13-16 Agustus 2025.

Peringatan ini tertuang dalam edaran resmi BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta yang dikeluarkan pada hari ini. Dalam edaran bernomor B/ME.01.02/PDGT/012/YIA/VIII/2025 itu menyebutkan jika gelombang dengan ketinggian 1,5 - 2,5 meter berpeluang terjadi di perairan wilayah Kulon Progo, Bantul, dan Gunungkidul. Sedangkan gelombang dengan ketinggian 2,5 - 4 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindia sisi selatan DIY.

"BERLAKU TANGGAL : 13 AGUSTUS 2025 07:00 WIB - 16 AGUSTUS 2025 07:00 WIB," tulis edaran tersebut seperti dilihat detikJogja, Selasa (12/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam edaran ini dijelaskan tentang kondisi sinoptik atau pengamatan cuaca sekitar yang memicu kondisi tersebut.

"Terpantau pola Siklonik di Selat Makasar serta terdapat belokan angin (shearline) di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi hingga Papua, hal ini menyebabkan pola angin di atas wilayah Jawa khususnya DIY bertiup dari arah Timur-Tenggara serta perlambatan kecepatan angin yang mengakibatkan penurunan gelombang laut tinggi di perairan DIY."

ADVERTISEMENT

Masih dalam edaran yang sama, BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta menyebut bahwa kondisi gelombang tersebut berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Rinciannya sebagai berikut :

Risiko Keselamatan Pelayaran

(Gelombang 1,5 - 2,5 meter)

-Perahu Nelayan apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1.25 m
-Kapal Tongkang apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1.5 m

(Gelombang 2,5 - 4 meter)

-Perahu Nelayan apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1.25 m
-Kapal Tongkang apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1.5 m
-Kapal Ferry apabila kecepatan angin mencapai 21 knot dan tinggi gelombang mencapai 2.5 m

Penyebab Gelombang Tinggi

Analisis Cuaca Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Slamet, menjelaskan gelombang tinggi merupakan fenomena alam yang lazim terjadi. Penyebabnya karena pengaruh musim.

"Tinggi gelombang sangat dipengaruhi oleh kecepatan angin di mana saat ini musim timuran yakni massa udara dari Australia yang relatif agak kencang. Untuk dampaknya sampai dengan saat ini relatif aman," ucapnya.

Slamet menyatakan, bahwa gelombang yang berpeluang terjadi pada tiga hari ke depan khususnya di sekitar perairan DIY masih masuk kategori sedang.

"Tinggi gelombang yang kita keluarkan saat ini justru masuk kategori sedang yakni 1.25 - 2.5 meter, di mana beberapa waktu lalu justru kategorinya tinggi yakni 2.5 - 4 meter," ujarnya.

BMKG Stasiun Meteorologi YIA, lanjut Slamet, akan memperbarui informasi gelombang tinggi secara berkala. Diharapkan informasi ini bisa jadi acuan bagi nelayan dan masyarakat yang beraktivitas di sepanjang perairan DIY.

"Untuk update tiap hari di mana update tersebut mencakup prakiraan 3 hari ke depan," ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Kulon Progo, Aris Widiatmoko, menyebut ada kenaikan gelombang di perairan Kulon Progo sejak Sabtu (9/8). Kendati begitu, dia menyebut kenaikan tidak terlalu signifikan.

"Kondisi gelombang laut pada Sabtu kemarin cukup landai, tapi memang ada sedikit kenaikan. Para nelayan juga masih berani melaut karena memang ombaknya masih landai," ujarnya.

Sebagai antisipasi jika terjadi hal yang membahayakan, personel SRI Wilayah V Kulon Progo telah diterjunkan untuk patroli di sepanjang pesisir Kulon Progo. Petugas juga rutin melakukan imbauan kepada wisatawan agar tidak bermain terlalu dekat dengan perairan.

"Kalau dari kami sudah melakukan patroli rutin di sepanjang pantai. Kemudian juga mengimbau wisatawan agar tidak mendekat ke bibir pantai atau bermain air laut agar tidak mudah terseret gelombang," terang Aris.




(apl/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads