Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Polda Metro Jaya menyebut tak ada unsur pidana pada kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP, dengan wajah terlilit lakban di kos Menteng, Jakarta Pusat. Keluarga yakin ADP tak bunuh diri dan meminta penyelidikan dilanjutkan.
"Kami meyakini bahwa almarhum tidak seperti itu (bunuh diri)," kata kakak ipar ADP, Meta Bagus, kepada wartawan, Selasa (29/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagus lalu mengungkap alasan yang membuat keluarga yakin ADP tak bunuh diri. Menurut Bagus, adiknya merupakan sosok yang berkelakuan baik.
"Oh, pertanyaannya frontal ya. Kalau mengenai keyakinan itu (ADP dibunuh) kan kami berkeyakinan bahwa sepanjang hidupnya itu almarhum baik dengan kita, itu yang bisa saya sampaikan," ujarnya.
Sementara itu, soal ADP disebut mengakses layanan mental, Bagus menyebutnya sebagai hal pribadi. Dia enggan berkomentar lebih lanjut soal hal tersebut.
"Namanya kita konsultasi ya, mengenai berbagai macam hal terkait dengan materi apapun itu saya rasa itu kan hal pribadi ya. Jadi saya tidak bisa mengomentari," kata Bagus.
Terkait ADP yang disebut burnout karena beban kerjanya, Bagus menjawab diplomatis. Menurutnya, selama ini adik iparnya itu jarang menceritakan soal beban kerjanya ke keluarga.
"Mengenai beban kerja perlu kami sampaikan juga bahwa namanya orang bekerja pastikan ada beban, ya to. Dan pasti kan juga ada berbagai macam halnya," ujarnya.
"Hanya saja sepemahaman dan sepengamatan kami terhadap Daru itu sampai sejauh ini tidak pernah menceritakan beban-beban berat yang ada, kurang lebih seperti itu," lanjut Bagus.
Di sisi lain, dia memastikan hubungan dan komunikasi antara ADP dengan adik kandungnya baik. "Memang segala sesuatu didiskusikan nggih antara suami dan istri dengan cukup baik," ucapnya.
Pihaknya juga angkat bicara soal pernyataan polisi tentang tak ada keterlibatan orang lain di balik tewasnya ADP. Pihaknya yakin nantinya kebenaran terkait kasus ini akan terungkap, apalagi polisi bekerja dengan profesional.
"Karena proses penyelidikan masih berlangsung, kami belum bisa komentar soal itu. Tentunya kami mengajak teman-teman wartawan dan masyarakat semua untuk mengawal berbagai macam halnya terkait dengan penyelidikan ini," katanya.
"Kita juga berharap penyelidikan yang dilakukan pihak berwajib ini bisa mengungkap dengan jelas dan mengungkap dengan baik. Karena kita percaya pihak yang berwajib bekerja berdasarkan dengan kaidah-kaidah pekerjanya yang baik," lanjut Bagus.
Diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya mengungkap tak ada unsur pidana di balik kasus kematian diplomat Kemlu, ADP. Dari serangkaian penyelidikan menunjukkan ADP meninggal tanpa keterlibatan orang lain.
"Indikator daripada kematian daripada ADP ini mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025).
Kesimpulan tersebut didapatkan setelah rangkaian penyelidikan yang berlangsung hampir sebulan lamanya. Penyidik Polda Metro Jaya menggandeng ahli dan pihak eksternal dalam proses penyelidikan.
Sejumlah barang bukti mulai dari 20 titik CCTV hingga laptop korban sudah diamankan. Sebanyak 24 orang saksi, mulai istri korban hingga penjaga kos yang menemukan korban, juga sudah diperiksa.
Wira kemudian menepis informasi liar bahwa tangan dan kaki korban terikat saat ditemukan. Dia menyebutkan tangan dan kaki ADP tidak terikat saat ditemukan.
Dia menyatakan tidak ada akses lain untuk masuk ke dalam kamar selain pintu dan jendela kamar ADP. Dia mengatakan penyelidik telah mengecek plafon dan kondisinya tidak ada yang rusak.
Di sisi lain, polisi menemukan HP ADP yang mencatat riwayat pencarian soal penyakit yang diidap ADP. Tak ada riwayat digital yang menunjukkan ancaman fisik maupun psikis terhadap ADP.
"Tidak ditemukan DNA milik orang lain selain DNA milik korban termasuk pada lakban dan barang bukti di TKP saat itu mulai dari seprai, bantal dan sebagainya itu hanya DNA milik korban," tuturnya.
(ams/dil)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM