7 Kasus Leptospirosis Meninggal di Jogja, Terbanyak dari Ngampilan

7 Kasus Leptospirosis Meninggal di Jogja, Terbanyak dari Ngampilan

Adji G Rinepta - detikJogja
Senin, 28 Jul 2025 20:21 WIB
MARIKINA, PHILIPPINES - SEPTEMBER 15: Residents receive cash and free medicine for turning over rats at the City Environmental Management Office (CEMO) on September 15, 2022 in Marikina, Metro Manila, Philippines. The local government of Marikina City, a suburb east of Manila, is offering money to residents in exchange for catching rodents as part of a
Ilustrasi tikus salah satu pembawa bakteri leptospira penyebab leptospirosis. (Foto: Getty Images/Ezra Acayan)
Jogja -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mencatat tujuh kasus kematian leptospirosis sepanjang 2025. Kasus terbanyak ditemukan di Ngampilan dengan dua kasus meninggal.

"(Kasus meninggal) Ngampilan 2 kasus, Wirobrajan, Pakualaman, Gedongtengen, Jetis, Umbulharjo," kata Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi, Bidang P2P PD SIK Dinkes Jogja, Endang Sri Rahayu saat dihubungi, Senin (28/7/2025).

Endang memerinci total selama 2025 ini ada 21 kasus leptospirosis di Kota Jogja. "Per minggu kemarin total 21 (kasus leptospirosis)," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Jogja Lana Unwanah menambahkan pemerintah belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) leptospirosis. Dia menyebut ada beberapa proses yang perlu dilalui untuk penetapan KLB tersebut.

ADVERTISEMENT

"Data terakhir 21 kasus, yang meninggal 7 orang. Secara kebijakan daerah sepertinya belum (ditetapkan KLB)," terang Lana.

"Untuk penentuan KLB secara kebijakan kepala daerah ada proses-proses yang melibatkan berbagai pihak, tidak hanya sektor kesehatan, dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, baik secara teknis maupun administratif," imbuhnya.

Sebagai informasi, leptospirosis merupakan penyakit akibat infeksi bakteri yang menyebar lewat urine tikus yang terinfeksi bakteri leptospira. Pada manusia, bakteri itu menyerang fungsi ginjal sehingga mengakibatkan gagal ginjal yang menyebabkan kematian.

Lana menerangkan obat antibiotik bisa mengobati penyakit akibat bakteri. Dia menerangkan antibiotik ini ada di setiap puskesmas.

"Kalau misalkan diberi obat yang tepat di situasi obat yang tepat itu memang bisa menolong. Tetapi kalau dibiarkan, itu dalam waktu yang tidak lama, karena ini sifatnya dia akan cepat masuk ke saluran urine, ke ginjal, dia akan menyerang ginjal," ungkapnya dalam paparannya di Balai Kota Jogja, Kamis (10/7).

"Kalau ditangani dengan cepat, misal dia perlu cuci darah itu bisa sembuh, kalau sudah sembuh tidak perlu cuci darah lagi," imbuh Lana.

Saat ini total kasus Leptospirosis di Kota Jogja sepanjang 2025 mencapai 21 kasus dan 7 di antaranya meninggal. Jumlah tersebut jauh meningkat dibanding tahun 2024. Di sepanjang tahun 2024 total ada 10 kasus Leptospirosis dengan dua pasien meninggal dunia.

"Tahun lalu dari 10 kasus 2 meninggal, Gondokusuman, Mantrijeron, Ngampilan, Kotagede, Tegalrejo, Jetis, Danurejan, Kraton, dan Mergangsan. Yang meninggal di Mergangsan dan Gondokusuman," pungkas Lana.




(ams/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads