Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mengonfirmasi penambahan dua kasus Leptospirosis di Kota Jogja, yang satu di antaranya meninggal dunia. Dengan tambahan ini, total sudah ada 21 kasus Leptospirosis sepanjang 2025 di Jogja, 7 di antaranya meninggal dunia.
"Per minggu kemarin total 21 (kasus leptospirosis)," terang Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi, Bidang P2P PD SIK Dinkes Jogja, Endang Sri Rahayu saat dihubungi, Senin (28/7/2025).
"(Kasus meninggal) Ngampilan 2 kasus, Wirobrajan, Pakualaman, Gedongtengen, Jetis, Umbulharjo," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski kasus terus bertambah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Jogja, Lana Unwanah mengatakan pemerintah masih belum menerapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Leptospirosis.
"Data terakhir 21 kasus, yang meninggal 7 orang. Secara kebijakan daerah sepertinya belum (ditetapkan KLB)," terang Lana.
"Untuk penentuan KLB secara kebijakan kepala daerah ada proses-proses yang melibatkan berbagai pihak, tidak hanya sektor kesehatan, dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, baik secara teknis maupun administratif," imbuhnya.
Leptospirosis diketahui merupakan penyakit yang disebabkan infeksi bakteri yang menyebar lewat urine tikus terinfeksi bakteri Leptospira. Pada manusia, Leptospira menyerang fungsi ginjal hingga menimbulkan gagal ginjal yang menyebabkan kematian.
Sebelumnya, Lana menjelaskan, penyakit yang disebabkan Bakteri obatnya adalah antibiotik. Ia mengonfirmasi setiap Puskesmas pasti mempunyai antibiotik. Meski pemberian antibiotik itu harus hati-hati dan sesuai ketentuan.
"Kalau misalkan diberi obat yang tepat di situasi obat yang tepat itu memang bisa menolong. Tetapi kalau dibiarkan, itu dalam waktu yang tidak lama, karena ini sifatnya dia akan cepat masuk ke saluran urine, ke ginjal, dia akan menyerang ginjal," ungkapnya dalam paparannya di Balai Kota Jogja, Kamis (10/7).
"Kalau ditangani dengan cepat, misal dia perlu cuci darah itu bisa sembuh, kalau sudah sembuh tidak perlu cuci darah lagi," imbuh Lana.
Saat ini total kasus Leptospirosis di Kota Jogja sepanjang 2025 mencapai 21 kasus dan 7 di antaranya meninggal. Jumlah tersebut jauh meningkat dibanding tahun 2024. Di sepanjang tahun 2024 total ada 10 kasus Leptospirosis dengan dua pasien meninggal dunia.
"Tahun lalu dari 10 kasus 2 meninggal, Gondokusuman, Mantrijeron, Ngampilan, Kotagede, Tegalrejo, Jetis, Danurejan, Kraton, dan Mergangsan. Yang meninggal di Mergangsan dan Gondokusuman," pungkas Lana.
(aku/aku)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu