Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kebakaran dan ledakan di SPBU 44.552.14 Gedong Tengen, Pringgokusuman, Kota Jogja, pada Selasa (27/5) lalu. Penyelidikan lanjutan ini guna mencari kemungkinan ada tidaknya unsur pidana.
"Kami masih melakukan penyelidikan (ada tidaknya unsur pidana). Nanti setelah ada hasilnya kita gelarkan, terus mau (dinaikkan) ke tahap penyidikan atau seperti apa," jelas Kasat Reskrim Polresta Jogja, Kompol Probo Satrio, saat dihubungi, Senin (7/7/2025).
Adapun hasil penyelidikan terakhir mengenai penyebab kebakaran, menurut Probo telah selesai dilakukan. Police line di lokasi pun sudah dicopot tanda pemeriksaan sudah selesai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dugaannya ada pemantik, jadi pompa yang di dekat tampungan bensin bawah itu. Yang jelas ada pemantik api terhadap uap, jadi kalau tandon diisi itu kan ada uapnya to," paparnya.
"Setelah (data) diambil, itu kan laporan sudah selesai, police line dicopot semingguan lah (sejak kejadian). Ya jadi status quo-nya itu sudah selesai," sambung Probo.
Penolakan Warga
Saat disinggung soal warga sekitar yang menolak SPBU Gedong Tengen beroperasi kembali, Probo menegaskan pihak kepolisian tidak berwenang terkait masalah itu. Kepolisian menurutnya juga tidak memberikan rekomendasi.
"Perizinan buka (kembali) itu di luar ranah kami. Nggak (polisi tidak memberikan rekomendasi) masalah lanjut atau tidak itu disurvei dari Pertamina layak atau tidaknya. Kalau kami hanya (mencari) penyebab kebakarannya," tegasnya.
Sebelumnya, warga di sekitar SPBU Gedong Tengen menolak SPBU itu beroperasi kembali. Warga juga memasang spanduk besar bertulisan tuntutan agar SPBU tak beroperasi kembali. Spanduk itu terpasang di tembok di sebelah utara SPBU.
Ketua RW 9, Heri Santosa, mengatakan ledakan SPBU itu sangat besar hingga membuat trauma warga. Sejumlah kerusakan rumah warga dan fasilitas umum menurutnya cukup menggambarkan dahsyatnya ledakan saat itu.
"Ledakannya itu sangat luar biasa, itu sampai utara stasiun (Tugu Jogja) terasa itu. Warga kan trauma to, dan rumah sekitar juga banyak yang rusak. Termasuk SD Gedong Tengen, hotel depannya itu juga," jelasnya saat ditemui di kediamannya, Pringgokusuman, Kota Jogja, Senin (30/6).
Pemasangan spanduk ini, kata Heri, menjadi upaya warga untuk menolak SPBU Gedong Tengen beroperasi kembali. Para warga sepakat menolak usai mengadakan pertemuan.
"Pemasangan (spanduk) hari Sabtu (28/6), (pakai dana) dari warga urunan. Iya (hasil dari rembukan)," jelas Heri.
"Kalau yang KK sini ada 100 lebih, tapi kalau yang domisili sini, yang kelihatan itu sekitar 50-an KK, yang tanda tangan (penolakan) itu sekitar 40-an warga," sambungnya.
Heri menambahkan, warga pun mengancam akan memblokir akses masuk ke SPBU jika tetap nekat beroperasi kembali.
"Kami nggak mau meninggal konyol karena kebakaran SPBU lagi. Ya penginnya (SPBU) nggak beroperasional lagi meskipun dia sudah mengantongi izin," ungkapnya.
"Ya kalau nekat beroperasional lagi terus warga ndak dikasih tahu, ya warga juga nekat akan menyegel jalan itu," tegas Heri.
(apu/rih)
Komentar Terbanyak
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Jokowi Diadukan Rismon ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong