Warga Tetap Tolak SPBU Gedong Tengen Beroperasi Meski Kantongi Izin

Warga Tetap Tolak SPBU Gedong Tengen Beroperasi Meski Kantongi Izin

Adji G Rinepta - detikJogja
Rabu, 02 Jul 2025 17:25 WIB
Spanduk penolakan warga di SPBU 44.552.14 Gedongtengen, Pringgokusuman, Kota Jogja, Senin (30/6/2025).
Spanduk penolakan warga di SPBU 44.552.14 Gedongtengen, Pringgokusuman, Kota Jogja, Senin (30/6/2025). Foto: Adji Ganda Rinepta/detikJogja
Jogja -

Warga sekitar SPBU 44.552.14 Gedong Tengen, Pringgokusuman, Kota Jogja, menolak SPBU itu beroperasi kembali setelah terjadi ledakan pada Selasa (27/5) lalu. Penolakan dilakukan warga meskipun SPBU tersebut sudah mengantongi izin.

Terkait penolakan itu, warga pun sambat ke Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo hari ini. Ketua RW 9, Heri Santosa, menjelaskan dalam pertemuan dengan Hasto di Balai Kota Jogja pagi tadi, warga membeberkan keluh kesah dan trauma warga soal ledakan yang terjadi di SPBU itu.

"Sudah ada 3 kali ledakan, belum lama juga, (ledakan pertama) ya di 2025 juga. Yang kedua tanggal 6 Mei 2025, ketiga ya itu 27 Mei 2025," jelas Heri saat dihubungi, Rabu (2/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau rusak hanya hartanya bisa dikompensasi ya. Tapi kalau menimbulkan korban jiwa kan nggak bisa, walaupun ada asuransi, misal meninggal karena kebakaran apa mau," sambungnya.

Selain itu, kata Heri, keberadaan SPBU itu di wilayahnya yang notebene padat penduduk itu juga menimbulkan dampak pada pencemaran air sumur di pemukiman.

ADVERTISEMENT

"Sebelumnya juga ada warga yang komplain pencemaran air tanah sumurnya, bau minyak. Itu di sekitar SPBU," terang Heri.

Heri menambahkan, warga pun mengancam akan memblokir akses masuk ke SPBU jika tetap nekat beroperasi kembali.

"Kami nggak mau meninggal konyol karena kebakaran SPBU lagi. Ya penginnya (SPBU) nggak beroperasional lagi meskipun dia sudah mengantongi izin," ungkapnya.

"Ya kalau nekat beroperasional lagi terus warga ndak dikasih tahu, ya warga juga nekat akan menyegel jalan itu," tegas Heri.

Respons Hasto

Hasto membenarkan telah beraudiensi dengan Warga Pringgokusuman pagi tadi. Ia mengaku langsung menghubungi Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Jogja.

"Pagi tadi sudah saya telepon kepala dinas perizinan satu atap, saya kasih tugas untuk mengkomunikasikan, jangan asal operasi, harus bertemu warga dulu," ungkap Hasto saat ditemui di Malioboro, hari ini.

"Tadi pagi saya tugaskan, kita menghormati warga. Karena sudah tiga kali lho meledaknya, tiga kali meledak dan warga terganggu, merasa tidak aman. Sehingga harus ada jaminan," sambungnya.

Soal keluhan warga adanya pencemaran di air sumur, Hasto meneruskan informasi ini ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja untuk mengecek ke lapangan.

Hasto mengatakan ia menunggu semua laporan dari dinas-dinas tersebut paling lambat sepekan ke depan.

"Warga merasa tidak aman juga karena sumur yang ada di sekitar SPBU berbau minyak atau bensin. Ini harus dicek dulu, atas dasar alasan itu. Makanya nanti DLH dan PU akan ke lapangan, mencari celah supaya tidak serta merta buka tanpa rekomendasi," ujarnya.

"Kalau warga laporan kan pasti kita cek betul, apakah ada cemaran air. Kalau ada bukti faktual ya kita catat sebagai temuan. Ini kan dampak sosial, kita rekam keluhan warga seperti apa," pungkas Hasto.

Ledakan-Kebakaran SPBU Gedong Tengen

Diberitakan sebelumnya, kebakaran yang terjadi di SPBU 44.552.14 Gedong Tengen, Selasa (27/5), disebut didahului ledakan sebelumnya. Akibatnya sejumlah fasilitas umum (Fasum) di dekat SPBU mengalami kerusakan.

Sebagai informasi, di dekat SPBU Gedong Tengen terdapat KUA Kemantren Gedong Tengen yang tepat berada di sebelah SPBU. Kemudian juga ada Puskesmas Gedong Tengen dan SD Negeri Gedong Tengen.

Kepala SDN Gedong Tengen, Dianing Kurniastuti, mengatakan akibat ledakan itu dua kaca di ruang perpustakaan pecah. Juga beberapa Plafon di lantai dua jebol.

"Yang pecah di Perpustakaan, juga ada plafon yang mendelong, kalau ruang kelas aman semua," jelasnya saat ditemui di SDN Gedong Tengen, Selasa (27/5).

Sedangkan di Puskesmas Gedong Tengen, Kepala Puskesmas, Tri Kusumo Bawono menjelaskan tak ada kerusakan bangunan yang berarti. Namun, menurutnya, kepanikan sempat terjadi saat kejadian.

"Untungnya sudah di luar jam layanan, kami menunggu proses menyelesaikan pekerjaan," jelas Tri ditemui di lokasi kejadian kebakaran.

"Atap bangunan puskesmas itu rontok, awalnya dikira petasan, terus atap rontok itu terus pada lari," sambungnya.

Kemudian untuk bangunan KUA Gedong Tengen, Kepala KUA Nurroheni mengatakan ada beberapa keretakan pada bangunan kantor KUA. Bahkan menurutnya sempat dirasakan getaran seperti gempa.

"Sebelum terjadi ledakan itu ada seperti gempa, kemudian tidak selang lama ada ledakan," jelasnya saat ditemui di kantor KUA Gedong Tengen saat itu.

"Kerusakannya tembok di teras ada keretakan, beberapa dinding juga retak, ada genteng yang mengkap, plafon di lantai dua ada beberapa titik turun, kemudian lampu pada rusak," urai Nurroheni.




(dil/apl)

Hide Ads