Apakah detikers pernah cemas seperti selalu mencuci tangan atau membersihkan rumah berulang kali hingga mengganggu aktivitas harian? Bisa jadi itu adalah ciri-ciri kamu menderita OCD, namun perlu diteliti lebih lanjut apa saja gejala OCD yang dialami detikers.
Obsessive Compulsive Disorder atau yang biasa dikenal dengan OCD merupakan sebuah jenis gangguan kesehatan mental yang bisa diderita oleh semua orang tak memandang ras dan usianya. Dikutip dari National Institute of Mental Health OCD merupakan kelainan jangka panjang di mana seseorang mengalami pikiran yang tidak terkendali secara berulang (obsesif) diikuti dengan perilaku yang berulang-ulang (kompulsif).
Jurnal berjudul "Pengendalian Diri pada Penderita OCD" oleh Sherlia Nailus Salamah dan Nurul Lail Rosyidatul MuΓ‘mmaroh menyebut bahwa manifestasi OCD pada setiap individu memiliki ragam yang berbeda-beda. Contohnya saat cemas pada kebersihan diri akan terwujud dengan perilaku mencuci tangan yang berulang-ulang, atau cemas akan keamanan tempat tinggal akan terwujud dengan pengecekan kunci pintu rumah secara berulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seseorang yang mengidap atau memiliki gejala OCD akan menderita gejala ini dengan waktu yang lama hingga bisa menyebabkan tekanan pada diri sendiri dan mengganggu aktivitas harian. Lantas apa saja gejala dari seorang yang mengidap OCD? Berikut ini penjelasannya.
Gejala Seseorang yang Mengidap OCD
Mengutip laman Harvard Medical School, OCD memiliki dua gejala utama yaitu pikiran obsesif dan tindakan kompulsif. Berikut ini merupakan contoh dari gejala pikiran yang terlalu terobsesi dan tindakan kompulsi.
A. Obsesif
Obsesif merupakan pikiran yang terjadi secara terus menerus dan berulang hingga menimbulkan kecemasan dan mengganggu kesehatan mental seseorang. Gejala obsesif ini ditunjukkan seperti:
1. Takut Terkontaminasi
Ketakutan ini terjadi seperti memiliki kekhawatiran secara terus-menerus saat dirinya terkontaminasi oleh debu atau kotoran. Contohnya seperti takut akan tangan atau pakaian yang kotor maupun tertular atau menyebarkan kuman kepada orang lain.
2. Takut dengan Kecelakaan atau Kekerasan
Orang dengan OCD juga bisa ditunjukkan dengan dirinya yang takut dengan kecelakaan dan menjadi korban kekerasan. Contohnya takut ketika pintu tidak terkunci yang memungkinkan penyusup masuk dan takut mengalami cedera pada tubuh.
3. Takut Menjadi Pelaku Pelanggaran Seksual
Gejala selanjutnya yaitu takut kehilangan kendali dan menyakiti orang lain atau melakukan tindakan seksual yang merugikan diri sendiri. Misalnya, seorang ibu khawatir bayinya akan tercekik atau seorang pengusaha yang tiba-tiba takut anaknya akan menanggalkan pakaiannya saat rapat berlangsung.
4. Ketakutan Pada Hal yang Tidak Teratur atau Asimetri
Gejala obsesif yang terakhir yaitu takut atau cemas pada hal-hal yang tidak beraturan atau tidak pada tempatnya. Contohnya yaitu kaus kaki yang berserakan di lantai dan tidak ditempatkan dengan benar di laci.
B. Kompulsif
Kompulsif merupakan sebuah perilaku yang dilakukan secara terus menerus. Kompulsif ini dilakukan untuk mengurangi kecemasan akibat pikiran yang terlalu obsesif. Meski disebabkan oleh obsesif, kompulsif ini tidak memiliki hubungan secara langsung dengan sumber kecemasan seseorang. Contohnya yaitu:
- Melakukan kegiatan secara berulang
- Mencuci baju atau mandi berulang kali
- Mengecek kunci apakah kunci pintu rumah sudah dikunci berulang kali
- Menjadi terlalu perfeksionis dan teratur
- Mengatur dekorasi rumah terus menerus
- Menghitung sesuatu berulang kali hingga sempurna
- Mengulangi rutinitas dalam pola tertentu
- Berulang kali memakan makanan yang sama dalam hari tertentu
- Selalu mengulangi kata atau doa-doa tertentu
Cara Mengatasi OCD
OCD bisa disembuhkan melalui berbagai cara seperti melalui terapi dan pengobatan. Nah, berikut adalah dua cara mengatasi OCD yang dikutip dari laman National Health Service UK.
1. Terapi Kognitif
Terapi yang bisa dilakukan oleh para penderita OCD adalah terapi kognitif. Terapi ini juga biasa disebut dengan terapi bicara dan bisa mencegah sebuah paparan dan respon.
Terapi ini juga dilakukan melalui dua cara yaitu memecahkan masalah dengan terapis melalui pembicaraan tentang pikiran, perasaan dan tindakan. Selain itu pada terapi ini, seseorang juga akan didorong untuk menghadapi ketakutan dan memiliki pikiran obsesif tanpa menetralisirnya dengan perilaku kompulsif.
2. Pengobatan
Ketika sudah melakukan terapi kognitif dan tidak menunjukkan hasil sama sekali, cara mengatasi selanjutnya adalah menggunakan obat. Obat yang umum digunakan biasanya adalah obat antidepresan yang harus disertai dengan rujukan dokter.
Nah itulah tentang gejala-gejala seseorang yang terkena OCD dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat ya detikers!
Artikel ini ditulis oleh Yohanes Wibisono, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sto/rih)
Komentar Terbanyak
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Jokowi Diadukan Rismon ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong