Siasat Jet Siluman B-2 Amerika Serang Nuklir Iran Tanpa Ketahuan

Internasional

Siasat Jet Siluman B-2 Amerika Serang Nuklir Iran Tanpa Ketahuan

Adi Fida Rahman - detikJogja
Senin, 23 Jun 2025 13:48 WIB
Jet pengebom nuklir siluman terbaru Amerika Serikat, B-21 Raider telah melakukan terbang perdana, Jumat (10/11/2023) waktu setempat. Ini potretnya.
Jet Pengebom Nuklir Siluman AS. Foto: Reuters/David Swanson
Jogja -

Amerika Serikat (AS) berhasil melakukan serangan udara masif terhadap dua fasilitas pengayaan uranium bawah tanah utama Iran, Minggu dini hari. Serangan ini telah direncanakan selama bertahun-tahun. Begini siasat Jet Siluman B-2 AS lakukan serangan tanpa terdeteksi.

Dilansir detikINET, Senin (23/6/2025), serangan berjuluk "Operasi Midnight Hammer" ini melibatkan jet siluman B-2 dan rudal jelajah Tomahawk. Serangan ini disebut berhasil menghancurkan program nuklir Iran tanpa terdeteksi oleh pertahanan udara Iran.

Rencana serangan ini telah disusun selama bertahun-tahun, dengan berbagai taktik penipuan dan pengalihan perhatian yang diterapkan pada menit-menit terakhir untuk memastikan elemen kejutan yang kuat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pentagon menyebut ini sebagai "serangan presisi" yang memberikan pukulan telak bagi program nuklir yang selama ini dipandang Israel sebagai ancaman eksistensial. Sementara itu, Iran membantah kerusakan signifikan. Iran juga bersumpah akan membalas serangan tersebut.

Taktik Penipuan Rumit

Serangkaian taktik penipuan yang rumit disebut menjadi kunci keberhasilan operasi ini. Tanda pengalihan perhatian sudah terlihat sebelum jet lepas landas.

ADVERTISEMENT

Kamis lalu, Presiden Trump mengumumkan secara terbuka bahwa ia akan membuat keputusan dalam dua minggu mengenai apakah akan menyerang Iran, yang dimaksudkan untuk memberi waktu negosiasi, tapi sebenarnya untuk menutupi serangan yang akan datang.

Kemudian, kelompok pesawat pengebom siluman B-2 sengaja terbang ke arah barat dari Missouri pada Sabtu lalu sebagai umpan. Mereka menarik perhatian pengamat pesawat amatir, pejabat pemerintah, dan sejumlah media saat menuju pangkalan udara AS di Pasifik.

Ternyata pada waktu yang sama, tujuh pesawat B-2 lainnya yang membawa dua bom "penghancur bunker" terbang ke arah timur. Agar tidak menarik perhatian, mereka menjaga komunikasi seminimal mungkin.

Dikutip detikINET dari laman PBS, Jenderal Angkatan Udara Dan Caine, Ketua Kepala Staf Gabungan, mengungkapkan dalam pengarahan hari Minggu bahwa semua itu adalah "bagian dari rencana untuk mempertahankan kejutan taktis." Hanya "sejumlah kecil perencana dan pemimpin utama" di Washington dan Florida, tempat Komando Pusat AS bermarkas, yang mengetahui detail operasi tersebut.

Gempuran Multi-Arah

Sekitar sejam sebelum B-2 memasuki wilayah udara Iran, kapal selam AS di wilayah tersebut meluncurkan lebih dari dua lusin rudal jelajah Tomahawk ke target utama, termasuk sebuah lokasi di Isfahan tempat uranium disiapkan untuk pengayaan. Ini menjadi gelombang pertama serangan untuk melumpuhkan pertahanan Iran.

Saat pesawat pengebom AS mendekati sasaran mereka, mereka terus memantau jet tempur dan rudal permukaan-ke-udara Iran, tapi tidak menemui perlawanan.

Pada pukul 18.40 waktu Washington (02.10 waktu Teheran), pesawat pengebom B-2 pertama menjatuhkan sepasang GBU-57, atau Massive Ordnance Penetrator (MOP), di pabrik pengayaan uranium Fordo yang terkubur dalam.

Inilah pertama kalinya "penghancur bunker" seberat 30.000 pon ini digunakan dalam pertempuran. Setiap bom dirancang untuk menggali jauh ke dalam tanah sebelum meledakkan hulu ledak besar.

Situs Fordo menerima sebagian besar pemboman, meskipun beberapa bom besar juga dijatuhkan di situs pengayaan uranium di Natanz. Serangan bom AS berlangsung sekitar setengah jam, dengan rudal jelajah dari kapal selam menjadi senjata Amerika terakhir yang mengenai targetnya, termasuk situs nuklir ketiga di Isfahan.

Baik Iran maupun pengawas nuklir PBB menyatakan tidak ada tanda-tanda langsung kontaminasi radioaktif di sekitar lokasi tersebut.

Di Balik Misi Bersejarah

Misi "Operasi Midnight Hammer" melibatkan skala dan kompleksitas yang mengagumkan:

  • 75 senjata berpemandu presisi: Termasuk 14 bom "penghancur bunker" GBU-57 yang digunakan oleh tujuh pembom siluman B-2 Spirit, dan lebih dari dua lusin rudal jelajah Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam AS.
  • 125 pesawat: Meliputi pesawat pengebom B-2, jet tempur pendamping, dan pesawat pengisian bahan bakar udara. Pesawat pengebom siluman B-2 mengirimkan total 420.000 pon bahan peledak.

Pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa seorang wanita termasuk di antara pilot pesawat pengebom B-2 yang terlibat dalam misi ini, sebuah bukti lain dari keberagaman dan kemampuan militer AS.

Menurut Jenderal Caine, penggunaan bom penghancur bunker menjadikan misi ini bersejarah.
"Ini adalah serangan operasional B-2 terbesar dalam sejarah AS, dan misi B-2 terpanjang kedua yang pernah diterbangkan, hanya dilampaui oleh misi yang dilakukan pada hari-hari setelah 9/11," katanya.

Setelah 18 jam terbang diam-diam yang memerlukan pengisian bahan bakar udara, pesawat pengebom B-2 Spirit, masing-masing dengan dua awak, tiba tepat waktu dan tanpa terdeteksi di tempat mereka melancarkan serangan di Mediterania Timur.

B-2 dikawal oleh jet tempur siluman AS dan pesawat pengintai sebelum menyeberang ke Iran. Rute penerbangan itu melintasi Lebanon, Suriah, dan Irak, dilihat dari grafik yang dirilis Pentagon.

"Pesawat B-2 kami masuk dan keluar dan kembali tanpa sepengetahuan dunia sama sekali," ujar Menteri Pertahanan Pete Hegseth kepada wartawan, Minggu.

Di sisi lain, Iran berjanji akan melakukan pembalasan sehingga memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik di Timur Tengah.




(dil/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads