Tahun Baru Islam 2025 Berapa Hijriah? Cek Kalender dan Amalannya!

Tahun Baru Islam 2025 Berapa Hijriah? Cek Kalender dan Amalannya!

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Senin, 23 Jun 2025 09:27 WIB
Tahun Baru Islam
Ilustrasi Tahun Baru Islam. Foto: Getty Images/Alexey Yaremenko
Jogja -

Pergantian tahun dalam kalender Islam bukan sekadar peristiwa penanggalan, tetapi juga momentum penting untuk refleksi dan memperkuat spiritualitas. Tahun Baru Islam 2025 berapa hijriah menjadi pertanyaan umum yang muncul saat umat Islam bersiap menyambut datangnya bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah yang memiliki keutamaan tersendiri.

Setiap tahun, tanggal 1 Muharram menjadi momen yang ditunggu-tunggu, tidak hanya sebagai awal tahun baru Hijriah, tetapi juga sebagai saat yang tepat untuk memperbanyak doa dan amal shaleh. Namun, karena perbedaan sistem kalender Hijriah dan Masehi, tanggal 1 Muharram tidak selalu jatuh pada tanggal yang sama setiap tahunnya.

Lantas, Tahun Baru Islam 2025 berapa Hijriah? Simak penjelasan berikut ini untuk mendapatkan jawabannya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun Baru Islam 2025 Berapa Hijriah?

Tahun Baru Islam 2025 akan menandai pergantian dari akhir tahun 1446 Hijriah menuju awal tahun 1447 Hijriah, yang diperkirakan jatuh pada hari Jumat, 27 Juni 2025. Penanggalan ini merujuk pada kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI. Dalam sistem Islam, 1 Muharram sebagai awal tahun baru tidak terkait langsung dengan ibadah tertentu, sehingga tidak memerlukan proses rukyatul hilal atau sidang isbat sebagaimana halnya Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.

Sebagai informasi, tahun 1446 Hijriah dimulai pada Minggu, 7 Juli 2024, dan berlangsung selama 12 bulan hingga akhir Dzulhijjah. Karena kalender Hijriah mengikuti siklus peredaran bulan, tanggal Tahun Baru Islam dalam kalender Masehi selalu bergeser maju sekitar 10-11 hari setiap tahunnya. Hal ini membuat penentuan awal tahun Hijriah tidak selalu jatuh pada tanggal yang sama di kalender masehi setiap tahun.

ADVERTISEMENT

Dengan demikian, umat Islam di Indonesia diperkirakan akan mulai memperingati Tahun Baru Islam 1447 H pada Kamis malam Jumat, 26 Juni 2025. Momen ini umumnya diisi dengan doa awal dan akhir tahun, refleksi spiritual, serta kegiatan keagamaan lainnya sebagai bentuk syukur atas datangnya tahun baru dalam kalender Islam.

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah

Dirangkum dari buku Penanggalan Islam tulisan Muhammad Hadi Bashori, sebelum datangnya Islam, bangsa Arab sudah mengenal penanggalan berdasarkan siklus bulan dan matahari. Mereka menggunakan nama-nama bulan seperti Muharram hingga Dzulhijjah, tetapi belum memiliki sistem penomoran tahun. Tahun biasanya disebut berdasarkan peristiwa besar, seperti Tahun Gajah ketika Nabi Muhammad SAW lahir.

Perkembangan penanggalan Islam mulai tampak sejak Nabi Muhammad SAW melakukan rukyat untuk menentukan awal bulan qamariah. Namun, sistem penanggalan Hijriah secara resmi baru ditetapkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab, tepatnya pada tahun ke-17 H (638 M).

Umar bin Khattab menetapkan peristiwa hijrahnya Nabi dari Mekah ke Madinah sebagai titik awal kalender Islam. Hal ini dilakukan agar umat Islam memiliki sistem penanggalan yang baku dan seragam dalam mencatat peristiwa penting.

Peristiwa hijrah dipilih karena memiliki makna historis dan spiritual yang mendalam, yaitu menandai awal terbentuknya masyarakat Islam di Madinah serta perjuangan besar umat dalam menegakkan keimanan. Penanggalan Hijriah pun menggunakan sistem lunar dengan 12 bulan, dimulai dari Muharram hingga Dzulhijjah, dan dihitung sejak terbenamnya matahari pada Kamis, 15 Juli 622 M. Inilah yang kemudian dikenal sebagai kalender Hijriah atau Anno Hegirae (AH) di dunia Barat.

Amalan Menyambut Tahun Baru Hijriah

Tahun Baru Islam atau 1 Muharram bukan hanya momen pergantian tahun dalam kalender Hijriah, melainkan juga waktu yang istimewa untuk memperbanyak ibadah dan muhasabah. Umat Islam dianjurkan untuk menyambut tahun baru ini dengan amalan-amalan yang penuh makna spiritual, bukan dengan perayaan yang bersifat hura-hura seperti pesta atau kembang api. Berikut beberapa amalan yang dianjurkan dalam menyambut tahun baru Hijriah:

1. Membaca Doa Akhir Tahun

Amalan pertama yang bisa dilakukan adalah membaca doa akhir tahun, tepatnya pada sore hari sebelum Maghrib tanggal 29 atau 30 Dzulhijjah. Doa ini bertujuan memohon ampun atas kesalahan yang dilakukan selama setahun penuh. Doa berikut dikutip dari buku Doa Harian Pengetuk Pintu Langit oleh Hamdan Hamedan:

Doa Akhir Tahun:

Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡ΩΩ…Ω‘ΩŽ Ω…ΩŽΨ§ ΨΉΩŽΩ…ΩΩ„Ω’Ψͺُ مِنْ ΨΉΩŽΩ…ΩŽΩ„Ω فِي Ω‡ΩŽΨ°ΩΩ‡Ω Ψ§Ω„Ψ³Ω‘ΩŽΩ†ΩŽΨ©Ω Ω…ΩŽΨ§ Ω†ΩŽΩ‡ΩŽΩŠΩ’ΨͺΩŽΩ†ΩΩŠ ΨΉΩŽΩ†Ω’Ω‡Ω ΩˆΩŽΩ„ΩŽΩ…Ω’ أَΨͺΩŽΨ¨Ω’ مِنْه ΩˆΩŽΨ­ΩŽΩ„ΩΩ…Ω’Ψͺَ ΩΩΩŠΩ‡ΩŽΨ§ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ‘ΩŽ Ψ¨ΩΩΩŽΨΆΩ’Ω„ΩΩƒΩŽ Ψ¨ΩŽΨΉΩ’Ψ―ΩŽ Ω‚ΩΨ―Ω’Ψ±ΩŽΨͺΩΩƒΩŽ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ ΨΉΩΩ‚ΩΩˆΨ¨ΩŽΨͺِي ΩˆΩŽΨ―ΩŽΨΉΩŽΩˆΩ’ΨͺΩŽΩ†ΩΩŠ Ψ₯ΩΩ„ΩŽΩ‰ Ψ§Ω„ΨͺΩ‘ΩŽΩˆΩ’Ψ¨ΩŽΨ©Ω مِنْ Ψ¨ΩŽΨΉΩ’Ψ―Ω جَرَاَؑΨͺِي ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ Ω…ΩŽΨΉΩ’Ψ΅ΩΩŠΩŽΨͺΩΩƒΩŽ فَΨ₯ΩΩ†Ω‘ΩΩŠ Ψ§Ψ³Ω’ΨͺΩŽΨΊΩ’ΩΩŽΨ±Ω’ΨͺΩΩƒΩŽ ΩΩŽΨ§ΨΊΩ’ΩΩΨ±Ω’ Ω„ΩΩŠ ΩˆΩŽΩ…ΩŽΨ§ ΨΉΩŽΩ…ΩΩ„Ω’Ψͺُ ΩΩΩŠΩ‡ΩŽΨ§ Ω…ΩΩ…Ω‘ΩŽΨ§ ΨͺΩŽΨ±Ω’ΨΆΩŽΩ‰ ΩˆΩŽΩˆΩŽΨΉΩŽΨ―Ω’ΨͺΩŽΩ†ΩΩŠ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’Ω‡Ω Ψ§Ω„Ψ«Ω‘ΩŽΩˆΩŽΨ§Ψ¨ΩŽ ΩΩŽΨ£ΩŽΨ³Ω’ΨͺΩŽΩ„ΩΩƒΩŽ Ψ£ΩŽΩ†Ω’ ΨͺَΨͺΩŽΩ‚ΩŽΨ¨Ω‘ΩŽΩ„ΩŽ Ω…ΩΩ†ΩŽΩŠ ΩˆΩŽΩ„ΩŽΨ§ ΨͺΩŽΩ‚Ω’Ψ·ΩŽΨΉΩ’ رَجَائِ Ω…ΩΩ†Ω’ΩƒΩŽ يَا ΩƒΩŽΨ±ΩΩŠΩ…ΩŒ.

Artinya:
"Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah Kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah."

2. Membaca Doa Awal Tahun

Ketika matahari terbenam dan malam 1 Muharram tiba, kita disunnahkan membaca doa awal tahun. Tujuan doa ini adalah memohon perlindungan dan kekuatan menghadapi ujian di tahun yang baru. Doa ini juga dikutip dari buku Doa Harian Pengetuk Pintu Langit oleh Hamdan Hamedan:

Doa Awal Tahun:

Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡ΩΩ…Ω‘ΩŽ Ψ£ΩŽΩ†Ψͺَ Ψ§Ω„Ψ£ΩŽΨ¨ΩŽΨ―ΩΩŠΩ‘Ω Ψ§Ω„Ω‚ΩŽΨ―ΩΩŠΩ…Ω Ψ§Ω„Ω’Ψ£ΩŽΩˆΩ‘ΩŽΩ„Ω ΩˆΩŽΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ ΩΩŽΨΆΩ’Ω„ΩΩƒΩŽ Ψ§Ω„ΨΉΩŽΨΈΩΩŠΩ…Ω ΩˆΩŽΩƒΩŽΨ±ΩΩŠΩ…Ω Ψ¬ΩΩˆΩ’Ψ―ΩΩƒΩŽ Ψ§Ω„Ω…ΩΨΉΩŽΩˆΩ‘ΩŽΩ„Ω. ΩˆΩŽΩ‡ΩŽΨ°ΩŽΨ§ ΨΉΩŽΨ§Ω…Ω جَدِيدُ Ω‚ΩŽΨ―Ω’ Ψ£ΩŽΩ‚Ω’Ψ¨ΩŽΩ„ΩŽ Ψ£ΩŽΨ³Ω’Ψ£ΩŽΩ„ΩΩƒΩŽ Ψ§Ω„ΨΉΩΨ΅Ω’Ω…ΩŽΨ©ΩŽ ΩΩΩŠΩ‡Ω Ω…ΩΩ†ΩŽ Ψ§Ω„Ψ΄Ω‘ΩŽΩŠΩ’Ψ·ΩŽΨ§Ω†Ω ΩˆΩŽΨ£ΩŽΩˆΩ’Ω„ΩΩŠΩŽΨ§Ψ¦ΩΩ‡Ω ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω’ΨΉΩŽΩˆΩ’Ω†ΩŽ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ Ω‡ΩŽΨ°ΩΩ‡Ω Ψ§Ω„Ω†Ω‘ΩŽΩΩ’Ψ³Ω Ψ§Ω„Ψ£ΩŽΩ…ΩŽΨ§Ψ±ΩŽΨ©Ω Ψ¨ΩΨ§Ω„Ψ³Ω‘ΩΩˆΩ’Ψ‘Ω ΩˆΩŽΨ§Ω„Ψ§Ψ³Ω’ΨͺΩΨΊΩŽΨ§Ω„ΩŽ Ψ¨ΩΩ…ΩŽΨ§ ΩŠΩΩ‚ΩŽΨ±Ω‘ΩΨ¨ΩΩ†ΩΩŠ Ψ₯ΩΩ„ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩŽ Ψ²ΩΩ„Ω’ΩΩŽΩ‰ يَا ذَا Ψ§Ω„Ω’Ψ¬ΩŽΩ„ΩŽΨ§Ω„Ω ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω’Ψ₯ΩΩƒΩ’Ψ±ΩŽΨ§Ω…Ω.

Artinya:
"Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan."

3. Qiyamul Lail di Malam Muharram

Menghidupkan malam pertama di bulan Muharram dengan ibadah seperti membaca Al-Quran, dzikir, dan sholat sunnah juga dianjurkan. Dalam Buku Harian Orang Islam oleh Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, disebutkan bahwa qiyamul lail di malam tahun baru bertujuan untuk memperkuat kedekatan dengan Allah SWT dan membuka tahun dengan keberkahan.

Beberapa bentuk ibadah yang bisa dilakukan:

  • Sholat sunnah hajat, tahajjud, taubat.
  • Sholat 100 rakaat dengan membaca Al-Fatihah dan Al-Ikhlas di setiap rakaat.
  • Sholat 2 rakaat dengan rakaat pertama membaca Al-Fatihah dan surat Al-An'am, dan rakaat kedua membaca Al-Fatihah dan surat Yasin.
  • Sholat 2 rakaat dengan masing-masing rakaat membaca Al-Ikhlas sebanyak 11 kali.

Semua bentuk ibadah ini merupakan bentuk mujahadah (kesungguhan) dalam menyambut tahun baru Hijriah dengan penghambaan.

4. Puasa Sunnah di Bulan Muharram

Bulan Muharram dikenal sebagai salah satu bulan yang dimuliakan Allah, dan merupakan bulan dengan keutamaan puasa sunnah terbaik setelah Ramadhan. Dalam buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya karya Khalifa Zain Nasrullah disebutkan:

Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah (puasa) pada bulan Allah (yaitu) Muharram. Sebaik-baik sholat setelah sholat wajib adalah sholat malam." (HR. Muslim)

Dalam buku Fikih Ibadah karya Hasan Ayyub juga dikutip hadits:
"Puasa paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram." (HR. Ahmad, Muslim, empat imam, Baihaqi, dan Darimi)

Secara khusus, dua hari yang paling dianjurkan untuk berpuasa adalah:

Tasu'a (9 Muharram), sesuai hadits:
"Jika demikian, pada tahun mendatang kita juga akan berpuasa pada hari kesembilan, insya Allah." (HR. Muslim)

Asyura (10 Muharram), dengan keutamaan:
"Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim)

Dengan berpuasa di bulan Muharram, seorang muslim menunjukkan rasa syukur, pengharapan akan ampunan, dan niat kuat memulai tahun dengan amal kebaikan yang mendatangkan pahala luar biasa.

Demikian informasi dan penjelasan lengkap mengenai Tahun Baru Islam 2025 yang akan memasuki 1447 H. Semoga bermanfaat!




(par/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads