Masjid Jogokariyan merupakan salah satu masjid di Jogja yang namanya sangat terkenal, bahkan hingga ke luar wilayah DIY. Tak heran jika setiap harinya, masjid ini ramai oleh pengunjung yang ingin sekadar mampir sholat ataupun mengikuti studi banding.
Dilihat dari Google Maps, Masjid Jogokariyan beralamat di Jalan Jogokariyan Nomor 36, Mantrijeron, Mantrijeron, Kota Jogja, DIY. Bangunannya dominan punya warna hijau dengan kombinasi hitam dan krem.
Setiap hari, aktivitas masyarakat meramaikan Masjid Jogokariyan, baik di dalam maupun sekitarnya. Tak jarang, bus-bus besar berdatangan ingin mengunjungi masjid yang saldo kasnya selalu berada di angka 0 ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, bagaimana sejarah pendirian Masjid Jogokariyan? Simak uraian selengkapnya melalui artikel di bawah ini, ya!
Sejarah Masjid Jogokariyan
Dilansir laman resminya, Masjid Jogokariyan mulai dibangun pada 20 September 1966, kira-kira 80 tahunan yang lalu. Penamaan 'Jogokariyan' sendiri diambil dari nama kampung tempatnya didirikan.
Hal ini sebagaimana sunnah Rasulullah SAW tatkala membangun masjid. detikers tentu sudah tahu bahwasanya masjid pertama yang didirikan Nabi Muhammad diberi nama Kuba. Penamaan ini disebabkan letak bangunan tersebut yang berada di atas tanah Kampung Kuba.
Tak hanya sunnah Rasulullah, nama 'Jogokariyan' juga diharapkan memberi semacam efek perekat masyarakat kampung. Mengingat, Kampung Jogokariyan dulunya terkotak-kotakkan akibat gerakan politik masa-masa pergolakan.
Singkat kata, pada Agustus 1967, dalam rangkaian HUT RI ke-22, Masjid Jogokariyan diresmikan oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jogja. Setelah itu, masjid diperluas secara bertahap.
Saat ini, Masjid Jogokariyan memiliki 3 lantai bangunan dengan peruntukan masing-masing. Jika Islamic Center Masjid Jogokariyan turut dihitung, luasnya mencapai 1.478 meter persegi.
Kegiatan-kegiatan di Masjid Jogokariyan
Kegiatan paling ikonik Masjid Jogokariyan adalah Kampoeng Ramadhan yang hadir tiap bulan kesembilan Hijriah tersebut dimulai. Saat Ramadhan tiba, Jalan Jogokariyan dari SPBU Menukan hingga pertigaan menuju Jalan DI Panjaitan akan dipenuhi stand makanan maupun minuman.
Tidak hanya aneka hidangan takjil saja yang menjadi daya tarik di Kampoeng Ramadhan Jogokariyan. Pasalnya, pengurus masjid senantiasa menghadirkan figur-figur kompeten untuk mengisi kajian buka puasa sehingga menarik minat banyak kalangan. Bahkan, untuk imam sholat Tarawih, manajemen masjid beberapa kali mengundang imam asal Palestina.
Pada momen Idul Adha, Masjid Jogokariyan menjalankan program kurban yang dagingnya didistribusikan ke daerah-daerah di DIY dan Jawa Tengah. Menariknya, tahun ini, jumlah daging yang disalurkan Masjid Jogokariyan menduduki peringkat 1 se-Indonesia.
Dilihat dari Instagramnya, @masjidjogokariyan, total 65 sapi dan 60 kambing disembelih selama rangkaian Idul Adha 2025. Hasilnya, daging sejumlah 23,75 ton disalurkan ke berbagai wilayah. Angka ini mengungguli jumlah daging saluran Masjid Istiqlal Jakarta (22,38 ton) dan Masjid al-Jihad Banjarmasin (23,37 ton).
Sama seperti masjid-masjid lain, Masjid Jogokariyan juga memiliki sejumlah kegiatan khas masjid. Sebut saja kajian buka puasa, pengajian khusus, bakti sosial, dan TPA (Taman Pendidikan Al-Quran).
Masjid Jogokariyan juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan lain yang lebih spesifik. Misal, kadang kala, digelar kegiatan nonton bareng (nobar) Tim Nasional Indonesia di plaza masjid. Ada juga kegiatan belajar bareng dan camp anak-anak.
Keunikan Masjid Jogokariyan
1. Saldo Kas Selalu 0 Rupiah
Keunikan pertama Masjid Jogokariyan adalah saldo kasnya yang selalu kosong alias 0 rupiah. Jangan salah sangka, 'kekosongan' ini bukan disebabkan kurangnya dana masuk, melainkan strategi pengurus masjid.
Begitu ada uang masuk, disegerakan untuk menyalurkannya kepada mereka yang berhak. Jangan sampai, uang tersebut ditahan dalam kas sehingga umat Islam secara umum tidak memperoleh manfaat. Hasilnya, meski kasnya 0 rupiah, Masjid Jogokariyan tak pernah kekurangan dana.
"Uang yang masuk di kotak-kotak infak yang banyak itulah yang segera kita salurkan, yang segera kita nol kan. Kembalikan lagi ke masyarakat dalam bentuk pelayanan," terang Gitta Welly Ariadi, salah seorang takmir Masjid Jogokariyan, dilansir detikHikmah, Rabu (20/12/2023) lalu.
2. Penginapan Masjid Jogokariyan
Masjid Jogokariyan punya penginapan yang fasilitasnya lengkap. Awal mulanya, penginapan di Masjid Jogokariyan ditujukan untuk mengakomodasi kebutuhan para musafir. Lambat laun, karena banyak peminat, penginapan tersebut dikembangkan lebih lanjut.
3. ATM Beras
Keunikan lain yang dimiliki Masjid Jogokariyan adalah ATM beras. Sesuai namanya, ATM ini tidak mengeluarkan uang, tetapi beras. Bantuan bahan pokok ini dikhususkan untuk kalangan tidak mampu yang datanya telah dimiliki pihak manajemen.
Untuk mempergunakan ATM beras, hanya dibutuhkan Kartu Tanda Pengenal (KTP) saja. Setelah ditempelkan pada mesin, orang yang berhak tersebut dapat membawa pulang hingga dua kilogram beras. Ini menjadi salah satu bukti keseriusan pengabdian Masjid Jogokariyan kepada penduduk sekitar.
4. Tidak Pernah Dikunci
Masjid Jogokariyan senantiasa buka 24 jam setiap hari guna mengakomodir kebutuhan umat Islam yang ingin mampir untuk menunaikan ibadah maupun urusan lain. Oleh karena itu, pagarnya tidak pernah dikunci sehingga aksesnya sangat mudah.
Bukankah jadi tidak aman? Tenang, Masjid Jogokariyan punya satpam yang bertugas menjaga keamanan. Mengingat, selain barang-barang masjid, kendaraan-kendaraan jemaah juga terparkir di depannya.
Masih banyak keunikan Masjid Jogokariyan lain yang tak kalah hebat. Di antaranya adalah klinik kesehatan, ruang berisi suvenir UMKM masyarakat sekitar, ambulance masjid, hingga toko roti Masjid Jogokariyan.
Demikian paparan ringkas mengenai Masjid Jogokariyan, mulai dari sejarah hingga keunikannya. Semoga bisa menambah pengetahuan detikers tentang masjid satu ini, ya!
(par/par)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK