Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Allah. Renungan harian Katolik tersebut biasanya disertai dengan bacaan dan doa.
Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, 30 Mei 2025 merupakan hari biasa pekan VI Paskah; dengan orang kudus Santo Feliks I, Paus, Martir dan Pengaku Iman. Santo Baptista Varani OSC Cap, Abbas. Santo Ferdinandus dari Kastilia, Pengaku Iman. Santa Jeanne d'Arc, Pengaku Iman; dan warna liturgi putih.
Mengangkat tema tentang harapan, mari simak renungan Katolik hari Jumat 30 Mei 2025 yang dihimpun dari buku renungan 'Inspirasi Pagi' oleh Budi Ingelina. Renungan berikut juga dilengkapi dengan bacaan hari ini dan doa penutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Renungan Harian Katolik Jumat 30 Mei 2025
Bacaan Hari Ini
Kis. 18:9-18;
- Kis 18:9 Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam!
- Kis 18:10 Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini."
- Kis 18:11 Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka.
- Kis 18:12 Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan.
- Kis 18:13 Kata mereka: "Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat."
- Kis 18:14 Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: "Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu,
- Kis 18:15 tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian."
- Kis 18:16 Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan.
- Kis 18:17 Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu.
- Kis 18:18 Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai dia.
Mzm. 47:2-3,4-5,6-7;
- Mzm 47:2 (47-3) Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi.
- Mzm 47:3 (47-4) Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, suku-suku bangsa ke bawah kaki kita,
- Mzm 47:4 (47-5) Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita, kebanggaan Yakub yang dikasihi-Nya. Sela
- Mzm 47:5 (47-6) Allah telah naik dengan diiringi sorak-sorai, ya TUHAN itu, dengan diiringi bunyi sangkakala.
- Mzm 47:6 (47-7) Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah!
- Mzm 47:7 (47-8) Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran!
Yoh. 16:20-23a
- Yoh 16:20 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita.
- Yoh 16:21 Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia.
- Yoh 16:22 Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu.
- Yoh 16:23 Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.
BcO 1Yoh. 3:1-10
- 1Yoh 3:1 Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
- 1Yoh 3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
- 1Yoh 3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
- 1Yoh 3:4 Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.
- 1Yoh 3:5 Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.
- 1Yoh 3:6 Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.
- 1Yoh 3:7 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;
- 1Yoh 3:8 barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.
- 1Yoh 3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
- 1Yoh 3:10 Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.
Renungan Hari Ini
Kedekatan Yesus dengan para murid secara spiritual dan emosional menjadikan perpisahan dengan Yesus meninggalkan ruang kosong dalam hati mereka. Bagaikan sebatang pohon yang tertancap kuat di tanah, lalu mendadak tercabut, kepergian Yesus meninggalkan lubang besar yang menganga.
Inilah realitas kehilangan yang dimaksudkan Yesus dengan dukacita, tangisan, dan ratapan. Namun, pada saat yang sama, ada juga orang yang bergembira karena kematian Yesus. Itulah sikap dunia yang anti-Kristus.
Gusar dengan kehadiran dan ajaran Yesus, mereka mengira bahwa dengan kematian-Nya, Yesus dan ajaran-Nya akan lenyap selama-lamanya dari dunia. Mereka keliru. Amanat Yesus tidak berakhir dalam kubangan duka.
Sebaliknya, Ia mengatakan bahwa dukacita itu akan berubah menjadi sukacita. Bagaimana cara membalikkan kondisi batin yang penuh dukacita menjadi sukacita? Perlu adanya lompatan iman untuk dapat melihat jauh ke depan, pada apa yang akan terjadi setelah proses dukacita itu.
Untuk itu diperlukan terang ilahi, iman, dan harapan. Kita memperoleh terang ilahi dengan mau membuka diri pada Tuhan, membiarkan Dia bekerja dalam pikiran, hati, dan diri kita.
Bukalah diri kita bagi kasih-Nya yang tak terbatas, agar kita dapat menjadi bijak dalam memandang kehidupan ini dengan pandangan ilahi, meskipun masih berada dalam tubuh duniawi. Fokus kita bukan lagi hal duniawi atau material semata, melainkan hal ilahi atau roh.
Dengan rendah hati, kita memohon bantuan Roh Kudus untuk meneguhkan iman kita, sehingga selama hidup, kita bisa tetap setia mengikuti Yesus. Yang tak kalah pentingnya adalah harapan.
Dalam bulla kepausan mengenai Yubileum, yaitu Spes Non Confundit atau Harapan Tidak Mengecewakan, Paus Fransiskus mengingatkan bahwa di dalam hati setiap orang, harapan berdiam sebagai hasrat dan ekspektasi akan hal-hal baik yang akan datang, meskipun kita tidak bisa memprediksi masa depan.
Ketidakpastian akan masa depan terkadang menimbulkan perasaan yang saling bertentangan, mulai dari rasa percaya diri hingga rasa khawatir, dari ketenangan hingga kecemasan, dari keyakinan yang kuat hingga kebimbangan dan keragu-raguan.
Paus Fransiskus mengingatkan kita untuk kembali kepada pesan Rasul Paulus, bahwa harapan itu lahir dari kasih dan didasarkan pada kasih yang mengalir dari hati Yesus yang tertusuk di kayu salib.
Kehidupan kita menjadi nyata dalam kehidupan iman kita sendiri, mulai dari baptisan, terus bertumbuh serta berkembang dalam keterbukaan kepada kasih Allah yang tak terbatas, dan dihidupkan oleh harapan yang terus-menerus diperbarui dan diteguhkan oleh karya Roh Kudus.
Dengan adanya harapan, kita akan bertahan di tengah-tengah pencobaan dunia. Penderitaan menimbulkan ketabahan yang menghasilkan sikap tahan uji, dan sikap tahan uji itulah yang menciptakan harapan.
Dengan dasar iman, serta dipupuk oleh kasih, harapan akan memampukan kita untuk terus maju dalam hidup.
Doa Penutup
Allah, pokok keselamatan kami, berkat kebangkitan Kristus kami lahir kembali dalam pembaptisan dan menerima hidup baru. Arahkanlah hati kami kepada Kristus, yang kini duduk di sebelah kananMu. Semoga kami Kauanugerahi hidup abadi bila Penyelamat kami datang dalam kemuliaan.
Demi Yesus Kristus, PutraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
Demikian renungan harian Katolik hari Jumat 30 Mei 2025 dengan bacaannya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita.
(sto/apl)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang