Nama Dewi Astutik, yang kemudian terungkap berinisial PA, tengah jadi perbincangan. Perempuan 43 tahun itu terdata sebagai buronan Kepolisian Internasional (Interpol) karena terlibat kasus penyelundupan narkoba jenis sabu 2 ton jaringan Fredy Pratama.
Penangkapan Dewi alias PA mengagetkan warga di Dukuh Sumber Agung, Balong, Ponorogo, Jawa Timur. Salah satu warga, Mbah Misiyem, mengingat lagi percakapan terakhirnya dengan Dewi.
"Dia pamit waktu itu. Katanya mau kerja ke Kamboja. Saya tanya, kok jauh? Dia bilang di rumah nggak ada kerjaan," ujar Mbah Misiyem duduk di teras rumahnya, Rabu (28/5/2025) pagi, sambil mengenang momen terakhir pertemuannya dengan PA usai Lebaran tahun lalu seperti dikutip detikJatim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bilang, hati-hati ya, terus saya tanya suaminya gimana ditinggal jauh? Dia jawab 'nggak apa-apa'," lanjutnya mengenang momen terakhir itu.
Dandanan Kerap Berubah
Mbah Misiyem mengungkap, dia dan warga Sumber Agung, mengenal Dewi Astutik alias PA sebagai perantau. Diketahui Dewi sempat bertahun-tahun bekerja di Taiwan. Lebaran 2024, dia pulang ke Ponorogo hanya sebentar sebelum memutuskan ke Kamboja.
"Pulang cuma libur sebulan, lalu berangkat lagi. Dandannya berubah-ubah, terakhir rambutnya pendek," kata Mbah Misiyem.
Sebelumnya, Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, membenarkan penangkapan tersebut. Ia menjelaskan Dewi merupakan warga Ponorogo yang sudah lama menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
"Ini hasil dari tangkapan BNN dan gabungan di daerah Batam, 2 ton sabu dari hasil investigasi awal memang masih satu jaringan dengan Fredy Pratama," ujar Andin saat dimintai konfirmasi, Selasa (28/5).
Pakai Nama Adik
Andin melanjutkan dalam perkembangan pemeriksaan, terungkap Dewi Astutik bukanlah nama sebenarnya. Ternyata, PA tega mengambil identitas adiknya demi menutupi kejahatannya.
"Identitas yang pertama dipalsukan, pakai nama adiknya. Orang (Ponorogo) juga, tapi kartunya dipalsukan," ungkapnya.
Menurut Andin, Dewi Astutik sudah lama menjadi buronan internasional. "Sudah diterbitkan red notice oleh Interpol. Disinyalir keberadaannya di Kamboja, jadi bukan ditangkap di Ponorogo," jelasnya.
Sementara itu, Wakapolres Ponorogo, Kompol Gandi Darma Yudanto, juga membenarkan Dewi Astutik adalah warga Ponorogo.
"Dewi Astutik yang viral di media sosial dari postingan itu memang warga Ponorogo," tegas Gandi.
Ia mengungkapkan identitas yang digunakan oleh Dewi ternyata milik keluarganya.
"Anggota kami melakukan penyelidikan di lokasi. Ada kesamaan atau data yang bersangkutan warga Ponorogo, cuma identitas yang digunakan milik keluarganya," kata Gandi.
Gandi menambahkan Dewi memang sudah lama bekerja sebagai PMI di luar negeri sehingga jarang pulang ke Ponorogo. "Yang bersangkutan menjadi PMI di luar negeri, sehingga jarang pulang ke Ponorogo. Sementara menggunakan identitas palsu. Kita masih mendalami kembali," tandas Gandi.
(apu/ams)
Komentar Terbanyak
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa