Dewi, yang diduga merupakan otak jaringan penyelundupan narkoba, disebut menggunakan identitas palsu yang disinyalir milik keluarganya. Warga Sumber Agung mengenalnya bernama lain. Perempuan tersebut dikatakan menikah dengan pria setempat sebelum merantau ke luar negeri untuk bekerja sebagai buruh migran.
Kepala Dusun Sumber Agung, Gunawan, mengungkapkan nama Dewi Astutik asing baginya, namun alamat yang disodorkan benar.
"Kalau alamatnya memang di sini, Dukuh Sumber Agung RT 01 RW 01, tapi orangnya saya nggak kenal dan nggak tahu. Belum pernah dengar namanya Dewi Astutik itu," kata Gunawan saat ditemui wartawan, Selasa (27/5/2025), dilansir detikJatim.
Sejak nama Dewi Astutik mencuat sebagai buronan kepolisian internasional, dia sempat didatangi polisi untuk dilakukan pengecekan.
"Ya ada beberapa polisi yang datang menanyakan, dan memang untuk nama tersebut yang beralamat di sini tidak ada," tegas Gunawan.
Keterangan senada disampaikan warga lainnya, Sri Wahyuni. Ia menuturkan tidak kenal dengan Dewi Astutik. Namun, dari foto yang beredar, dia menyebut perempuan tersebut berinisial PA.
"Kalau Dewi Astutik nggak ada namanya. Tahunya PA. Dia sudah lama menikah dengan warga sini, lalu merantau ke luar negeri," ungkap Sri.
Menurut Sri, PA terakhir pulang ke rumah sekitar tahun lalu sebelum kembali berangkat menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri.
"Sudah lama jadi TKW. Tahun kemarin pulang, lalu berangkat lagi. Ke mananya nggak tahu, saya nggak dipamiti (diberi tahu)," jelasnya.
Jaringan Fredy Pratama
Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, membenarkan informasi tersebut. Ia juga mengungkap Dewi merupakan warga Ponorogo yang sudah lama bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).
"Ini hasil dari tangkapan BNN dan gabungan di daerah Batam, 2 ton sabu dari hasil investigasi awal memang masih satu jaringan dengan Fredy Pratama," tutur Andin.
Andin menjelaskan Dewi sempat menggunakan identitas palsu untuk menghindari kejaran petugas. "Identitas yang pertama dipalsukan, pakai nama adiknya. Orang (Ponorogo) juga, tapi kartunya dipalsukan," ungkapnya.
Menurut Andin, Dewi Astutik ternyata sudah lama menjadi buronan internasional. "Sudah diterbitkan red notice oleh Interpol. Disinyalir keberadaannya di Kamboja, jadi bukan ditangkap di Ponorogo," jelasnya.
Sementara itu, Wakapolres Ponorogo, Kompol Gandi Darma Yudanto, juga membenarkan bahwa Dewi Astutik adalah warga Ponorogo.
"Dewi Astutik yang viral di media sosial dari postingan itu memang warga Ponorogo," tegas Gandi.
Ia mengungkapkan identitas yang digunakan oleh Dewi ternyata milik keluarganya.
"Anggota kami melakukan penyelidikan di lokasi. Ada kesamaan atau data yang bersangkutan warga Ponorogo, cuma identitas yang digunakan milik keluarganya," tambah Gandi.
Gandi menambahkan Dewi memang sudah lama bekerja sebagai PMI di luar negeri, sehingga jarang pulang ke Ponorogo. "Yang bersangkutan menjadi PMI di luar negeri, sehingga jarang pulang ke Ponorogo. Sementara menggunakan identitas palsu. Kita masih mendalami kembali," lanjut Gandi.
Kasus ini mencuat ke publik setelah Dewi Astutik viral di media sosial, lantaran disebut-sebut sebagai otak penyelundupan sabu-sabu seberat 2 ton yang diduga terafiliasi dengan jaringan internasional Fredy Pratama.
(apu/ams)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa