11 Penyebab Pendarahan di Otak dan Cara Mencegahnya, Apakah Bisa Sembuh?

11 Penyebab Pendarahan di Otak dan Cara Mencegahnya, Apakah Bisa Sembuh?

Nur Umar Akashi - detikJogja
Kamis, 22 Mei 2025 13:06 WIB
Medical illustration of a brain with stroke symptoms
Ilustrasi pendarahan di otak. (Foto: Getty Images/iStockphoto/peterschreiber.media)
Jogja -

Pendarahan di otak alias brain bleed atau brain hemorrhage adalah kondisi fatal yang bisa mengenai seseorang. Oleh karena itu, detikers harus tahu penyebab pendarahan di otak sejak dini sehingga dapat menghindari sekaligus mencegahnya terjadi.

Disadur dari WebMD, brain hemorrhage punya beberapa tipe dan salah satunya adalah stroke hemoragik. Kondisi fatal ini terjadi ketika pembuluh darah yang sudah lemah di dalam otak tiba-tiba bocor atau pecah. Apa akibatnya?

Sel-sel di otak di bisa mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi yang diedarkan melalui darah. Di samping itu, darah yang keluar dapat mengiritasi jaringan otak dan mengakibatkan bengkak. Alhasil, kerusakan-kerusakan lanjutan dapat dipicu dan bisa jadi fatal bila tidak segera ditangani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdapat banyak faktor yang bisa berujung dengan pendarahan otak. Bagi detikers yang penasaran, dapat membaca pembahasan ringkas beberapa penyebab pendarahan di otak plus cara mencegahnya di bawah ini.

Jenis Pendarahan di Otak

Di atas telah disinggung sekilas bahwasanya brain hemorrhage punya beberapa jenis. Dikutip dari Healthline, jenis-jenis pendarahan di otak dibedakan dari wilayah tempat pendarahan itu terjadi, yakni:

ADVERTISEMENT

1. Epidural Hematoma

Pertama, ada jenis epidural hematoma. Hematoma sendiri adalah area darah yang sebagian besar menggumpal dan terkumpul di luar pembuluh darah. Jenis pendarahan otak ini terbentuk di antara tulang tengkorak dan selaput luar otak yang bernama dura mater.

2. Subdural Hematoma

Selanjutnya, ada subdural hematoma yang terjadi ketika hematoma terbentuk di antara duramater dan arachnoid. Sebagai informasi, arachnoid adalah lapisan jaringan kedua yang menutupi otak.

3. Subarachnoid Hemorrhage

Jenis ketiga pendarahan di otak adalah subarachnoid hemorrhage. Jenis ini terjadi ketika ada pendarahan di ruang subaraknoid (subarachnoid space). Ruang subaraknoid adalah area yang terletak antara lapisan arachnoid dan pia mater.

4. Intracerebral Hemorrhage

Keempat, ada jenis intracerebral hemorrhage yang juga dikenal sebagai stroke hemoragik. Kondisi ini terjadi ketika pendarahan terletak di dalam otak. Jadi, bisa dikatakan bahwa stroke hemoragik merupakan salah satu jenis pendarahan otak.

5. Intraventricular Hemorrhage

Terakhir, ada tipe intraventrikular yang disebabkan pendarahan di ventrikel otak. Sederhananya, ventrikel adalah rongga-rongga berisi cairan yang berperan penting dalam kinerja otak. Cairan di dalam ventrikel otak bernama CSF (Cerebrospinal Fluid).

Penyebab Pendarahan di Otak

Dilansir Medical News Today, ada banyak penyebab yang memungkinkan terjadinya pendarahan di otak. Di antaranya adalah:

  1. Trauma atau cedera kepala
  2. Aneurisma serebral
  3. Tekanan darah tinggi
  4. Anomali pembuluh darah
  5. Gangguan darah atau pendarahan
  6. Penyakit hati (liver)
  7. Tumor otak
  8. Penggunaan obat-obat terlarang

Menurut keterangan dari Pace Hospital, terdapat 3 penyebab lain dari pendarahan otak, yakni:

  1. Cerebral Amyloid Angiopathy (CAA)
  2. Penyalahgunaan alkohol
  3. Komplikasi kehamilan

Cara Mencegah Pendarahan di Otak

Dirangkum dari laman Dr Rao's Hospital dan Healthwire, beberapa hal yang bisa dijadikan kebiasaan untuk mereduksi kemungkinan pendarahan di otak adalah:

1. Menjaga Tekanan Darah

Tekanan darah tinggi adalah penyebab paling umum pendarahan di otak. Oleh karena itu, detikers perlu menerapkan pola hidup sehat untuk menjaganya tetap normal. Beberapa tips menjaga tekanan darah meliputi rutin olahraga, mengurangi konsumsi kafein, dan tidur cukup.

2. Berhenti Merokok

Aktivitas merokok membuat pembuluh darah cepat rusak. Di samping itu, rokok juga dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi maupun penggumpalan darah. Jadi, mengurangi atau berhenti merokok sama sekali akan membantu detikers menjaga kesehatan pembuluh darah.

3. Rutin Berolahraga

Konsisten melakukan aktivitas sehari-hari akan membantu detikers menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kamu tidak mesti melakukan olahraga-olahraga berat yang menghabiskan banyak energi. detikers bisa sekadar memperbanyak aktivitas fisik setiap harinya. Hal ini akan membantu menjaga berat tubuh dan mengurangi kemungkinan hipertensi.

4. Memperhatikan Kadar Kolesterol

Kolesterol yang terlalu tinggi berkontribusi menyebabkan aterosklerosis. Aterosklerosis adalah kondisi medis ketika pembuluh darah arteri menyempit dan mengeras akibat penumpukan plak. Hal ini pada gilirannya dapat memicu aneurisma dan kerusakan pembuluh darah sehingga meningkatkan kemungkinan pendarahan di otak.

5. Mengatur Stres

Sejatinya, stres tidak secara langsung mengakibatkan pendarahan di otak. Hanya saja, stres berlebihan yang tidak diatur dengan baik dapat memperburuk hipertensi. Oleh sebab itu, mengatur stres dengan berbagai teknik meditasi atau metode lain perlu detikers terapkan.

6. Memakai Pelindung Kepala

Meski terkesan sepele, selalu memakai pelindung kepala saat beraktivitas bisa meminimalisir kemungkinan trauma atau luka. Misalnya, saat bersepeda, detikers bisa memakai helm. Hal yang sama juga perlu dilakukan ketika main skateboard. Pun juga, tips-tips pengamanan di berbagai tempat, meskipun tidak secara khusus ditujukan untuk kepala, wajib diterapkan. Sebut saja memakai safety belt saat mengendarai mobil dan memakai sarung tangan saat berolahraga tinju.

Apakah Pendarahan di Otak Bisa Sembuh Total?

Pada penghujung artikel, kamu mungkin bertanya-tanya mengenai ada tidaknya pendarahan di otak sembuh total. Menurut keterangan dari situs Common Spirit, pemulihan penuh otak dari pendarahan bisa bervariasi tergantung tingkat, lokasi, dan efektivitas perawatan.

Beberapa orang dapat benar-benar sembuh dan kembali seperti sedia kala. Yang lain mungkin mengalami gejala berkepanjangan sehingga perlu ditangani lebih lanjut. Di antara gejala lanjutan yang mungkin dirasa adalah sulit berkonsentrasi dan mudah lelah.

Waktu penyembuhan yang diperlukan juga variatif, tergantung beberapa faktor. Jenis pendarahan yang dialami juga mempengaruhi lama proses pemulihan. Beruntungnya dalam beberapa kasus, pendarahan di otak dapat sembuh dengan sendirinya. Meski begitu, pengecekan dan intervensi mendalam dari penyedia layanan kesehatan adalah wajib.

Demikian pembahasan lengkap mengenai pendarahan di otak, mulai dari penyebab, cara mencegah, hingga kemungkinan penyembuhan. Semoga bisa menambah wawasan detikers, ya!




(sto/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads