7 Cara Mengonsumsi Undur-undur untuk Kesehatan, Adakah Bahayanya?

7 Cara Mengonsumsi Undur-undur untuk Kesehatan, Adakah Bahayanya?

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Selasa, 20 Mei 2025 14:18 WIB
Undur-undur
Undur-undur. (Foto: Dok. University of Florida, Institute of Food and Agricultural Sciences (UF/IFAS))
Jogja -

Belakangan ini, semakin banyak orang mencari tahu cara mengonsumsi undur-undur untuk kesehatan sebagai alternatif pengobatan alami. Serangga kecil ini dipercaya memiliki manfaat, terutama untuk membantu menurunkan kadar gula darah secara alami.

Dikutip dari buku Undur-undur (Myrmeleon sp) sebagai Antidiabetik oleh Nirmawati Agria, undur-undur adalah serangga kecil dari ordo Neuroptera yang mengalami metamorfosis sempurna. Binatang ini mengandung senyawa aktif sulfonylurea, zat yang dikenal dapat merangsang kerja pankreas dalam memproduksi insulin, sehingga bermanfaat bagi penderita diabetes.

Penasaran bagaimana cara konsumsinya dan apakah ada efek sampingnya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara Mengonsumsi Undur-undur untuk Kesehatan

Cara untuk memakan atau mengonsumsi undur-undur demi mendapatkan manfaat kesehatan sangat beragam. Berikut ini adalah sejumlah cara umum yang detikJogja himpun dari buku Seabrek Obat Tak Lazim dan Jorok, namun Tokcer serta Ampuhnya Lintah dan Undur-undur Tebas Beragam Penyakit yang sama-sama ditulis oleh Veni Widyawati.

1. Ditelan Langsung dalam Keadaan Hidup

Mengonsumsi undur-undur secara langsung adalah metode paling umum dan tradisional. Pilih undur-undur yang masih hidup dan tidak perlu dicuci, karena mencuci dapat menghilangkan khasiat yang terdapat pada permukaan kulitnya. Cara ini dipercaya lebih efektif karena tubuh langsung menerima kandungan alami tanpa pengolahan tambahan.

ADVERTISEMENT

Jumlah konsumsi yang disarankan adalah 3 hingga 5 ekor setiap kali minum. Metode ini biasanya dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore, terutama untuk mengatasi penyakit seperti diabetes, stroke, tifus, rematik, serta gangguan kekebalan tubuh. Cara ini meskipun cukup ekstrem bagi sebagian orang, ternyata telah banyak dipraktikkan dan dipercaya memberikan efek cepat terhadap kondisi tertentu.

Jika setelah beberapa waktu kondisi mulai membaik, seperti kadar gula darah menurun, dosis dapat diturunkan menjadi satu kali sehari dengan jumlah 3 ekor. Penyesuaian ini penting agar tidak terjadi ketergantungan atau kelebihan asupan zat aktif dari undur-undur yang bisa mengganggu metabolisme jangka panjang.

2. Menggunakan Kapsul

Bagi yang merasa jijik atau kesulitan menelan undur-undur hidup secara langsung, alternatifnya adalah dengan memasukkannya ke dalam kapsul kosong. Kapsul ini memungkinkan konsumsi tanpa merasakan tekstur atau rasa asli hewan tersebut, sehingga lebih mudah diterima terutama untuk anak-anak atau orang yang sensitif terhadap bentuk aslinya.

Kapsul diisi dengan satu ekor undur-undur hidup, kemudian dikonsumsi dua kali sehari. Penggunaan kapsul ini efektif untuk pengobatan stroke, darah tinggi, tifus, malaria, serta memperkuat sistem imun. Praktik ini juga banyak dilakukan karena memberikan kenyamanan dan mengurangi rasa mual yang bisa timbul dari menelan langsung.

Dalam jangka panjang, penggunaan kapsul tetap harus diawasi, terutama jika efek penyembuhan sudah mulai terlihat. Dosis bisa diturunkan sesuai perkembangan kondisi tubuh. Cara ini menawarkan alternatif lebih higienis tanpa harus menghilangkan khasiat alami undur-undur.

3. Dibuat Jus

Mengolah undur-undur menjadi jus adalah pilihan yang banyak direkomendasikan karena bisa dipadukan dengan bahan-bahan lain yang juga kaya manfaat. Untuk membuat jus, undur-undur (3-5 ekor) diblender bersama sayuran atau buah tertentu, misalnya bayam, pisang, alpukat, kentang, atau kulit manggis, tergantung jenis penyakit yang diobati.

Cara ini umum digunakan untuk penderita migrain, diabetes, rematik, darah tinggi, sakit kuning, asam urat, tifus, dan untuk memperkuat imun. Dalam kasus tertentu, tambahan seperti daun pepaya, jahe, atau sambiloto ditumbuk atau direbus terlebih dahulu, lalu dicampurkan dalam jus. Kombinasi ini memperkaya kandungan antioksidan, magnesium, serta zat antiinflamasi yang dapat mempercepat proses penyembuhan.

Meskipun diolah menjadi jus, undur-undur sebaiknya tidak dimasak atau terkena suhu tinggi secara berlebihan agar zat aktifnya tidak rusak. Penyajian dalam bentuk jus juga lebih mudah dicerna tubuh dan cocok untuk penderita yang mengalami kesulitan menelan atau mengalami gangguan lambung.

4. Dicampur dalam Ramuan Herbal

Selain jus, undur-undur juga bisa dikombinasikan dengan ramuan herbal dalam bentuk seduhan atau perasan. Misalnya, untuk pengobatan tifus, undur-undur dikonsumsi bersamaan dengan air perasan daun pepaya muda. Daun pepaya ditumbuk, kemudian diperas dan dicampur bersama undur-undur dalam satu minuman.

Ramuan tradisional lain seperti rebusan sambiloto atau alang-alang juga bisa dicampurkan saat mengobati rematik. Kombinasi ini dipercaya mampu melawan virus dalam tubuh dan membantu meredakan peradangan serta nyeri sendi. Campuran dengan jahe bakar juga cukup umum, terutama untuk mengobati pegal linu, asma, dan menjaga stamina.

Penggunaan ramuan tradisional sebagai pelengkap konsumsi undur-undur memberikan pendekatan holistik terhadap pengobatan. Selain mengandalkan zat aktif dari undur-undur, tubuh juga mendapatkan manfaat dari berbagai zat fitokimia dari tanaman herbal yang berfungsi sebagai imunostimulan, analgesik, dan antipiretik.

5. Dicampur Makanan Sehari-hari

Undur-undur juga dapat dikonsumsi dengan cara disisipkan ke dalam makanan tertentu. Misalnya, dimasukkan ke dalam pisang atau kue untuk menyamarkan bentuk dan rasa aslinya. Cara ini umumnya dilakukan untuk penderita malaria atau kondisi lain di mana konsumsi langsung terasa menjijikkan.

Metode ini memungkinkan penderita tetap mendapatkan manfaat dari undur-undur tanpa harus mengatasi rasa jijik atau takut. Pisang dipilih karena memiliki tekstur lembut dan rasa manis yang bisa menutupi rasa asing dari undur-undur. Ini membuat proses konsumsi menjadi lebih nyaman dan psikologis lebih siap menerimanya.

Selain pisang, makanan lain dengan tekstur serupa juga bisa digunakan selama tidak melalui proses pemanasan tinggi yang dapat merusak kandungan zat aktif dari undur-undur. Metode ini cocok untuk anak-anak atau penderita sensitif yang sulit menelan langsung atau melalui kapsul.

6. Diminum Bersama Air Jahe atau Air Hangat

Cara lain yang kerap digunakan adalah mencampurkan undur-undur dengan minuman penghangat tubuh seperti air jahe bakar atau air hangat biasa. Metode ini sering diterapkan untuk mengatasi rasa penat, pegal linu, dan gangguan pernapasan seperti asma.

Jahe atau air hangat berfungsi sebagai pelancar metabolisme, sekaligus mengurangi rasa tidak nyaman saat menelan undur-undur. Minuman ini bisa dikonsumsi rutin hingga tubuh kembali bugar.

7. Dikonsumsi secara Teratur dan Bertahap

Hal penting dalam pengobatan menggunakan undur-undur adalah keteraturan dan pengawasan dosis. Baik dikonsumsi langsung, dalam kapsul, maupun dalam bentuk jus, semua metode perlu dilakukan secara rutin sesuai takaran. Umumnya, dosis awal adalah 3-5 ekor per kali konsumsi, dilakukan dua kali sehari.

Setelah beberapa minggu, dosis dapat diturunkan jika kondisi mulai stabil. Misalnya, menjadi satu kali sehari dengan 3 ekor saja. Pengurangan dosis penting untuk menjaga keseimbangan dan menghindari potensi akumulasi zat tertentu yang belum sepenuhnya diketahui efek jangka panjangnya.

Ritme konsumsi yang teratur, dikombinasikan dengan pemantauan kondisi tubuh, akan membuat penggunaan undur-undur sebagai obat alami menjadi lebih aman dan efektif. Metode ini menunjukkan bahwa pengobatan tradisional tetap bisa rasional, asal dilakukan dengan tepat dan penuh tanggung jawab.

Adakah Bahaya Undur-undur bagi Kesehatan?

Masih menurut Veni Widyawati dalam buku Seabrek Obat Tak Lazim dan Jorok, namun Tokcer, ada potensi bahaya dari undur-undur jika dikonsumsi secara berlebihan. Efek samping yang dapat muncul antara lain badan terasa panas, mual, muntah, hingga diare. Reaksi ini bisa terjadi karena tubuh menerima zat aktif dalam jumlah berlebih yang tidak dapat ditoleransi dengan baik.

Oleh karena itu, penting untuk mengikuti takaran dan cara konsumsi yang dianjurkan. Mengonsumsi undur-undur dalam jumlah yang tepat dan secara bertahap membantu tubuh beradaptasi serta menghindari efek samping yang merugikan kesehatan.

Demikianlah penjelasan lengkap mengenai cara mengonsumsi undur-undur untuk kesehatan. Semoga bermanfaat!




(sto/aku)

Hide Ads