Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan nasib juru parkir di tempat khusus parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA) harus ada kejelasan. Namun untuk para pedagang, Sultan justru mempertanyakan asal usulnya.
Menurut Sultan, sejak awal tempat parkir Abu Bakar Ali dikhususkan untuk lokasi parkir. Sultan mengaku tak mengetahui asal-usul adanya pedagang di TKP Abu Bakar Ali.
"Kenapa masuk? Yang suruh masuk sapa? Itu kan hanya untuk parkir, bukan untuk pedagang," ujar Sultan saat ditemui wartawan di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Selasa (15/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang suruh siapa? Ya saya nggak tahu, karena itu di-mantenance sama (Pemerintah) Kota. Ya nanti kita cari pemecahan, tapi kita harus bicara sama (Pemerintah) Kota," sambungnya.
Sultan menyebut adanya pedagang di tempat parkir Abu Bakar Ali ini memperkeruh relokasi. Terlebih, jika pedagang di Abu Bakar Ali juga meminta difasilitasi di lahan parkir yang baru.
"Ha nek modele ngene (kalau seperti ini), tidak akan pernah selesai semua. Wong dinggo (dipakai) parkir tapi dileboni (dimasuki) orang lain," papar Sultan.
"Kan akhirnya kan tidak bertanggung jawab, tapi saya yang disuruh tanggung jawab kon golekne gawean (diminta mencarikan pekerjaan) nyarikan tempat. Lha dulu yang masukkan siapa?" imbuhnya.
Respons Pengelola TKP Abu Bakar Ali
Menanggapi pernyataan Sultan HB X, Pengelola TKP ABA, Doni Rulianto menjelaskan pedagang sudah ada saat ia mulai menjabat sebagai pengelola pada 2020 silam.
"Teman-teman pedagang dan toilet itu fasilitas pendukung. Jadi saya mengelola dari tahun 2020 sampai sekarang memang sudah ada yang berjualan di sini," jelas Doni saat dihubungi wartawan siang ini.
"Dulu waktu dengan pemerintah Kota (Jogja), kemudian pindah di Pemda DIY juga sepaket dengan parkir, toilet, dan pedagang," sambung Doni.
Doni menyebut meski peruntukan TKP ABA sebagai tempat parkir, namun juga disediakan fasilitas yang mendukung. Adanya pedagang dinilai sebagai bagian dari fasilitas penunjang TKP Abu Bakar Ali.
"Setahu saya, peruntukannya TKP ABA memang untuk parkir. Pedagang ini kan fasilitas pendukung dulu kalau tidak salah, seperti yang jualan itu kan ada (fasilitas untuk) limbah basah, masak-masakan, sama limbah kering," ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo menegaskan akan mengikuti arahan dari Sultan terkait nasib pedagang di TKP ABA.
"Kalau pedagang sudah ada perencanaan dari Sekda Provinsi untuk menata pedagang. Mungkin kami men-support, apa yang dikehendaki Ngarsa Dalem saya kira kami akan ikut. Kan arahan Ngarsa Dalem untuk memanusiakan manusia, tugas kita kan begitu, punya empati," ujar Hasto.
(ams/afn)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan