Kisah Azel Mahasiswi UGM Berjuang Pulih Usai Koma 2 Minggu karena Laka

Kisah Azel Mahasiswi UGM Berjuang Pulih Usai Koma 2 Minggu karena Laka

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Kamis, 13 Mar 2025 20:07 WIB
Kondisi Azel mahasiswi UGM korban kecelakaan di Monjali, Sleman kini terbaring di ranjang tidurnya, Rabu (13/2/2025).
Kondisi Azel mahasiswi UGM korban kecelakaan di Monjali, Sleman kini terbaring di ranjang tidurnya, Rabu (13/2/2025). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja
Sleman -

Florencia Azella Setiajid (23) mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas di Monjali, Sleman pada 5 November 2023 kini masih dalam tahap pemulihan. Akibat kecelakaan itu, Azel sempat koma selama dua minggu.

Dua tahun lebih setelah kecelakaan itu, Azel masih terbaring di ranjang di rumahnya di Kalasan, Sleman. Meski sulit diajak bicara, Azel masih bisa merespons hal-hal kecil lewat gestur tubuhnya.

Ayah Azel, Harris Hermansyah Setiajid, menuturkan progres pemulihan kondisi Azel cukup bagus. Dia pun menceritakan kondisi awal Azel setelah kecelakaan yang bisa dibilang cukup parah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu kami sampai di Sardjito nilai GCS-nya udah 3, padahal normalnya 15. Kepalanya didiagnosis Diffuse Axonal, itu otaknya yang kena meski luarnya nggak papa karena pakai helm," ujar Harris saat ditemui detikJogja di kediamannya, Kamis (13/3/2025).

"Rahangnya patah dan keluar darahnya dari mulut. Kalau kondisi muka lecet-lecet, tapi yang kena memang di dalamnya. Langsung itu koma selama dua minggu di ICU Sardjito," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Adapun ibu Azel, Yanti Setiajid mengungkapkan kondisi Azel setelah koma selama dua minggu. Usai koma, Azel sempat ada pergerakan kecil di mata kanannya, setelah dicek pendarahannya pun jauh berkurang.

"Perkembangannya cukup lambat 27 hari di Sardjito. Hari ke-15 pascakoma, mata (Azel) melek sebelah, ada perkembangan. Awalnya kami disuruh pulang, tapi kami memutuskan untuk melanjutkan perawatan ke Panti Rapih," tutur Yanti.

Setelah pindah perawatan ke Panti Rapih, dilakukan pemeriksaan ternyata Azel ketahuan ada Hidrosefalus. Ini akibat trauma di kepalanya akibat benturan saat kecelakaan.

"Lalu kami dirujuk ke dokter saraf untuk melakukan tindakan. Dokter bilang harus dioperasi dan tingkat keberhasilannya mencapai 97 persen. Tapi dokter anestesi bilang jika diberikan anestesi bisa fatal," ungkap Yanti.

"Di situ saya cuma bisa diam dan saya serahkan bapak yang ngomong dan tanda tangan," tambahnya.

Meski begitu, operasi yang dilakukan Azel pun berhasil. Kondisinya berangsur membaik hingga diperbolehkan dirawat di rumah. Saat ini, Azel masih menjalani kontrol dokter secara rutin.

"Dulu makannya pakai selang suntik, tapi sekarang sudah bisa makan pakai bubur sari. Sempat saya coba pakai makanan (nasi) biasa, nggak bisa ngunyah dan nyedot juga belum bisa," jelas Yanti.

"Anaknya juga memberikan respons sebisanya. Kalau lapar atau nggak nyaman itu suka nggereng-nggereng, atau lewat gestur juga. Kita sering ajak jalan-jalan ke mall, tempat ziarah, sama paling jauh ke Surabaya sama Kudus. Tapi tetap pakai kursi roda," pungkas Yanti.




(apu/dil)

Hide Ads