Teknologi ITF Rp 17 M Bawuran Digadang Jadi Solusi Sampah di Jogja

Tim detikJogja - detikJogja
Selasa, 11 Mar 2025 16:18 WIB
Fasilitas pengolah sampah ITF Bawuran di Pleret, Bantul, Selasa (11/3/2025). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Jogja -

Intermediate Treatment Facility (ITF) pusat karbonasi di Bawuran, Pleret, Bantul, sudah diuji coba hari ini. Teknologi pengolah sampah senilai belasan miliar ini digadang-gadang menjadi solusi permasalahan sampah di Jogja.

Mesin ITF ini ditargetkan bakal beroperasi penuh pada April 2025. Proyek ini sendiri mulai disusun sejak tahun 2024 silam. Proyek ini terbilang heroik karena menghadapi masalah darurat sampah, dan Pemkab Bantul mengejar program Bantul bersih sampah tahun 2025.

"Proyek ini kita percepat dengan penuh keyakinan bahwa masalah di Kabupaten Bantul harus bisa kita selesaikan. Tadi disampaikan oleh Pak Direktur untuk Bawuran di bulan akhir bulan April (selesai). Untuk (TPST) Modalan dan Dingkikan (selesai) bulan September," ujar Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di lokasi ground breaking ITF pusat karbonasi di Bawuran, Pleret, Bantul, Kamis (7/3/2024) silam.

Halim menerangkan pengelolaan ITF pusat karbonasi Bawuran itu bakal diserahkan ke Perumda Aneka Dharma. Teknologi canggih ITF ini diklaim bisa membuat sampah hasil daur ulang bisa dimanfaatkan menjadi panel papan untuk bahan baku furniture maupun pipa PVC. Sedangkan olahan lain dalam bentuk RDF bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar industri semen di Cilacap.

"Jadi hasil pengolahan sampah di Bantul itu wujudnya akan beragam. Bahkan kita masih merancang dari sampah ini bisa kita produk listrik, teknologinya sudah ada. Nantinya semua itu bertahap," lanjut Halim.

Potret lokasi Intermediate Treatment Facility (ITF) pusat karbonasi di Bawuran, Pleret, Bantul pada 7 Maret 2024 silam. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Rencananya ITF Bawuran bakal mengelola sampah untuk tiga wilayah yakni Bantul, Kota Jogja, dan Sleman. Nantinya sampah-sampah itu bakal dipilah berdasarkan kategori bernilai (value) atau tidak bernilai (nonvalue), dan yang tidak terpakai akan dihanguskan dengan insinerator.

"Dari situ (karbonasi) dihasilkan abu halus untuk campuran pengerasan jalan dan batako. Jadi untuk proses pembakaran nanti tanpa mengeluarkan asap," ucap Direktur Perumda Aneka Dharma sebagai pihak pengelola ITF Bawuran, Yuli Budi Sasangka.

Yuli mengungkap anggaran pembangunan ITF ini mencapai belasan miliar. "Untuk anggaran pembangunan ITF sendiri mencapai Rp 15-17 miliar dan ditargetkan selesai akhir bulan April," ujarnya.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X juga sempat menyinggung soal industrialisasi sampah di ITF Bawuran pada Rabu, 24 Juli 2024 lalu. Kala itu, Sultan menggelar rapat tertutup bersama seluruh kepala daerah di DIY di Kompleks Kepatihan.

Dalam pertemuan itu, Sultan menginstruksikan sampah yang dikirim ke Bawuran harus berupa sampah yang bisa diolah.

"Jadi sampah itu bukan buangan tapi punya arti komersial. Karena akan menjadi bahan baku yang produknya harganya lebih mahal. Bukan hanya sekadar dianggurin tapi di Jogja bisa menjadi bahan baku industri," kata Sultan kala itu.

Digadang Jadi Solusi Masalah Sampah di Jogja

Satu tahun usai groundbreaking, ITF pusat karbonasi di Bawuran, Pleret, akhirnya mulai diuji coba pada Selasa (11/3/2025) hari ini. Uji coba ini berupa commissioning test yakni pengujian yang dilakukan untuk memastikan sistem, peralatan, dan instalasi di ITF berfungsi sesuai spesifikasi.

Proses uji coba ITF Bawuran ini turut disaksikan Sekda DIY Beny Suharsono, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Direktur Perumda Aneka Dharma Yuli Budi Sasangka, dan Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo. Proses uji coba ini belum dilakukan dengan kapasitas maksimal 50 ton, tapi bertahap. Beny pun memaklumi hal ini dan optimistis jika ITF Bawuran ini bisa menjadi solusi masalah di Jogja.

"Tentu hari ini tidak serta merta berproses karena harus melalui uji coba-uji coba. Tapi kalau ini bisa berjalan, sebagian penanganan sampah di Kota Jogja akan bergeser di sini, tentu semua itu dengan kerja sama dengan pengelola ITF Bawuran," ucap Beny saat meninjau uji coba ITF Bawuran, Selasa (11/3).

Fasilitas pengolah sampah ITF Bawuran di Pleret, Bantul, sudah mulai diuji coba pada Selasa (11/3/2025). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Pengelolaan sampah di ITF Bawuran ini bakal dikerjasamakan dengan pihak swasta. Rencananya sampah-sampah yang dikelola ITF Bawuran akan dikenakan tarif sebesar Rp 450 ribu per ton.

"Tapi nanti kita formalkan dalam peraturan tarif pengelolaan sampah agar nanti seragam. Jadi mungkin ada sisa kapasitas di sini nanti akan dikerjasamakan dengan Kota (Jogja) atau Sleman sampai kapasitas optimal itu termanfaatkan. Sehingga bisa mempercepat penanggulangan sampah di DIY," ujar Bupati Abdul Halim.

Halim menyebut dari total kapasitas 300 ton sampah, pihaknya berencana mengalokasikan 'jatah' untuk Kota Jogja sekitar 100-200 ton.

"ITF Bawuran sehari bisa mengolah sekitar 300 ton sampah, jadi misal untuk Kota (Jogja) bisa 100-200 ton per hari, karena Bantul memiliki kapasitas berlebih. Mengingat Bantul memiliki beberapa TPST seperti Dingkikan, Modalan dan Pasar Niten," ucapnya.

Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo pun menyambut baik tawaran kerja sama pengolahan sampah ini. Namun, dia meminta harga miring terkait kerja sama antara pemda ini.

"Kami berharap kerjasama Pemkot dan Pemkab ini bisa mendapatkan perlakuan spesial karena bukan bisnis to bisnis, tetapi bisa pemerintah to pemerintah, dan itu bisa lebih murah sedikit," kata Hasto Wardoyo di lokasi ITF Bawuran.



Simak Video "Video: Heboh 10 Nisan Makam di Bantul Dirusak OTK"

(ams/ahr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork