Biwara atau beaver dalam bahasa Inggris, adalah mamalia menggemaskan yang terkenal dengan gigi khasnya. Namun, pernahkah detikers terpikir, 'berbahayakah gigitan biwara?' Begini fakta di baliknya yang jarang diketahui!
Dikutip dari laman World Wildlife Fund (WWF), di seluruh dunia, dikenal adanya 2 spesies biwara. Pertama, biwara amerika utara yang bisa ditemukan di AS, Kanada, dan Meksiko Utara. Kedua, biwara eurasia yang berasal di negara-negara Eropa dan sebagian Asia.
Lebih lanjut, menurut penjelasan dari laman Beaver Trust, biwara adalah hewan pengerat terbesar kedua di dunia, setelah kapibara. Biwara punya bulu cokelat tebal, ekor bersisik, dan kaki belakang yang dilapisi selaput.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Giginya besar dan kuat sehingga bisa dengan mudah memotong batang pohon. Nantinya, potongan-potongan pohon yang sudah dieksekusi akan disusun sedemikian rupa seperti bendungan. Sungguh mengagumkan, bukan?
Penampilan giginya yang besar ini pada gilirannya memicu tanda tanya. Apakah gigitan biwara berbahaya? Apakah ia punya semacam racun yang bisa melumpuhkan? Simak faktanya di bawah ini, yuk!
Gigitan Biwara Tidak Beracun, tetapi...
Disadur dari How Stuff Works, presiden dari Beaver Institute, Michael Callahan, mengatakan bahwasanya biwara tidaklah berbahaya. Hanya saja, jika terancam, biwara bisa berperilaku agresif.
"Biwara di alam liar tidak dianggap berbahaya. Kecuali jika mereka merasa terancam, perilaku paling agresif yang akan ditunjukkan biwara adalah memukulkan ekor dayung mereka ke air untuk membuat suara keras," terangnya.
Beberapa kasus serangan biwara memang pernah tercatat dengan akibat fatal. Misalnya, pada 2013 silam, seorang pria di Belarus mencoba memotret biwara. Namun, karena ia terlalu dekat, hewan pengerat tersebut menggigit kakinya. Alhasil, pria tersebut tewas karena kehabisan darah akibat arterinya putus.
Kasus lain terjadi pada tahun 2018. Seorang pria dan putrinya diserang biwara ketika sedang berperahu. Makhluk dengan ekor mirip dayung ini mencoba naik dan menyerang. Beruntung, pria asal Pennsylvania tersebut sukses membunuh hewan tersebut sebelum ia melukai putrinya.
Tak hanya serangan biasa, gigitan biwara juga bisa menyalurkan sejumlah penyakit, seperti rabies. Pada 2012 silam, dua gadis Virginia digigit biwara yang mengidap rabies. Hasilnya bisa diduga, kedua gadis tersebut mesti menerima perawatan rabies setelahnya.
Akhir kata, gigitan biwara bisa berbahaya karena dua sebab. Pertama, kekuatannya yang dahsyat sehingga bisa menyebabkan luka parah pada anggota tubuh. Kedua, gigitan biwara dapat mengakibatkan infeksi, seperti parasit dan rabies.
Dilansir Montana Trappers, salah satu parasit yang terkenal dibawa biwara adalah giardia. Parasit ini ditularkan melalui air yang terkontaminasi. Adapun gejalanya bagi manusia, bisa berupa diare dan kram perut.
Fakta Menarik Biwara
Selain gigitan super, terdapat banyak fakta menarik biwara lain yang mungkin belum detikers tahu. Dirangkum dari Smithsonian's National Zoo & Conservation Biology Institute, di bawah ini beberapa faktanya:
1. Gigi Biwara Berwarna Oranye
Apakah hal ini disebabkan karena biwara tidak pernah membersihkan gigi? Ternyata, alasan warnanya oranye adalah kehadiran lapisan email pelindung gigi yang kaya zat besi. Menariknya, gigi biwara ternyata terus tumbuh sepanjang hidup, lho. Penggunaan sehari-hari gigi tersebut membantu menjaga ukurannya tetap normal.
2. Makanan Biwara Adalah Kayu
Kita mungkin berpikir bahwa biwara sekadar memotong pohon untuk material bendungannya. Ternyata, kadang kala, biwara juga memakan kulit pohon atau lapisan kayu lunak di bawahnya! Di samping itu, binatang herbivora ini juga makan daun dan tanaman air.
3. Napas Biwara Bertahan 6-8 Menit di Bawah Air
Biwara punya paru-paru besar sehingga memungkinkannya tetap berada di bawah air dalam waktu yang lama. Faktanya, biwara bisa menahan napas selama 6 sampai 8 menit di bawah air. Bandingkan dengan rata-rata manusia yang hanya bisa bertahan 30-90 detik!
4. Kepakan Ekor Biwara Tanda Bahaya
Setiap makhluk hidup pasti punya mekanisme unik untuk memberitahu bahaya atau mempertahankan diri. Adapun biwara, mereka akan menepukkan ekor ke air sebagai tanda hadirnya predator. Selain memberi sinyal bahaya, perilaku ini sekaligus bertujuan untuk menakuti penyerang.
5. Biwara Membuat 'Habitat'-nya Sendiri
Alih-alih menempati alam yang sudah sedemikian rupa terbentuk, biwara memilih untuk membangun sendiri habitatnya. Mereka akan membangun bendungan kedap air dari anyaman ranting, alang-alang, dahan, dan pohon muda.
Bendungan ini akan membentuk kolam yang membantu mengurangi erosi sungai. Tak hanya biwara, sejumlah hewan lain turut menikmati adanya habitat baru ini, seperti ikan kecil.
Perbedaan Biwara dan Berang-berang
![]() |
Untuk menutup artikel ini, detikers perlu mengetahui bahwasanya biwara dan berang-berang adalah dua tipe hewan yang berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, biwara adalah mamalia pengerat semiakuatik bermarga castor, dikenal dengan kebiasaannya membendung sungai menggunakan batang pohon, batu, lumpur, dan ranting, endemik di Amerika Utara dan Eurasia (Castor).
Lain halnya dengan berang-berang. KBBI mendefinisikan berang-berang sebagai mamalia karnivora semiakuatik. Ciri khasnya adalah hidung berambut dan bibir bagian atas berwarna putih. Berbeda dengan biwara yang herbivora, berang-berang menyantap ikan, ular air, katak, kadal, maupun udang.
Dalam bahasa Inggris, berang-berang adalah otter. Total, menurut jurnal bertajuk 'Keberadaan dan Persebaran Berang-Berang (Carnivora: Lutrinae) di Hutan Katingan Mentaya, Kalimantan Tengah' oleh Muhamad Fayzal F dkk, Indonesia memiliki 4 spesies berang-berang. Nama Latin keempatnya adalah Lutra lutra, Lutra sumatrana, Lutrogale perspicillata, dan Aonyx cinereus.
Nah, itulah pembahasan ringkas mengenai berbahaya tidaknya gigitan biwara. Semoga bisa menambah pengetahuan detikers tentang makhluk pengerat kedua terbesar ini!
(sto/rih)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu