5 Bahaya Gigitan Berang-berang Bagi Manusia dan Cara Menanganinya

5 Bahaya Gigitan Berang-berang Bagi Manusia dan Cara Menanganinya

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Selasa, 25 Feb 2025 17:48 WIB
Ilustrasi berang-berang
Ilustrasi berang-berang. Foto: Freepik
Jogja -

Meski jarang terjadi, bahaya gigitan berang-berang bagi manusia tetap perlu diwaspadai. Berang-berang sendiri dikenal sebagai mamalia cerdas dan menggemaskan. Namun, siapa sangka jika hewan kecil ini juga bisa menjadi agresif ketika terancam.

Dilansir National Geographic, berang-berang memiliki gigi tajam dan rahang kuat. Tidak heran jika gigitannya bisa menyebabkan luka serius dan berisiko menimbulkan berbagai komplikasi medis.

Berang-berang merupakan anggota keluarga Mustelidae dan ditemukan di berbagai habitat air tawar maupun laut, seperti sungai, danau, dan rawa. Meskipun mereka umumnya menghindari interaksi dengan manusia, beberapa situasi dapat memicu mereka untuk menggigit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari artikel ilmiah berjudul River Otter Bite in a 52-Year-Old Woman: Managing Animal Bites karya Matthew P Cheng dkk, serta laman Critter Control dan Forbes, gigitan berang-berang tidak hanya menyakitkan tetapi juga berpotensi menyebabkan berbagai komplikasi medis. Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat ditimbulkan oleh gigitan hewan lucu tersebut.

Bahaya Gigitan Berang-Berang bagi Manusia

1. Infeksi Bakteri yang Serius

Gigitan berang-berang dapat menyebabkan infeksi bakteri yang serius karena air liurnya mengandung berbagai mikroorganisme patogen. Beberapa bakteri yang umum ditemukan dalam gigitan hewan ini termasuk Pasteurella multocida, Aeromonas sp., dan Salmonella sp. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi jaringan lunak, yang jika tidak ditangani dengan cepat, dapat berkembang menjadi selulitis atau abses yang lebih dalam.

ADVERTISEMENT

Selain itu, lingkungan tempat berang-berang hidup, seperti sungai dan danau, meningkatkan risiko kontaminasi luka dengan bakteri dari air, yang dapat memperburuk kondisi infeksi. Oleh karena itu, perawatan luka yang tepat, termasuk pembersihan menyeluruh dan pemberian antibiotik yang sesuai, sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

2. Risiko Rabies

Seperti mamalia lainnya, berang-berang berpotensi membawa virus rabies yang dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran. Rabies adalah penyakit virus yang menyerang sistem saraf pusat dan hampir selalu berakibat fatal jika tidak segera ditangani dengan vaksinasi postexposure prophylaxis (PEP).

Gejala rabies pada manusia dapat muncul beberapa hari hingga beberapa bulan setelah terpapar, termasuk demam, kejang, kesulitan menelan, dan perubahan perilaku yang berujung pada koma dan kematian. Oleh karena itu, jika seseorang digigit berang-berang, segera mencari perawatan medis untuk mendapatkan vaksin rabies adalah langkah yang sangat penting.

3. Luka Robek dan Cedera Jaringan

Berang-berang memiliki gigi yang tajam dan kuat yang digunakan untuk menggigit dan mengunyah kayu. Jika digunakan untuk menyerang manusia, gigitannya dapat menyebabkan luka robek yang dalam dan menyakitkan. Cedera ini tidak hanya meningkatkan risiko infeksi tetapi juga bisa menyebabkan kerusakan jaringan yang signifikan.

Selain itu, dalam beberapa kasus, gigitan dapat mengenai tendon atau saraf, menyebabkan gangguan fungsi pada anggota tubuh yang terkena. Luka yang lebih parah mungkin memerlukan intervensi medis seperti jahitan, operasi, atau terapi fisik untuk pemulihan yang optimal.

4. Reaksi Alergi dan Syok Anafilaktik

Meskipun jarang terjadi, beberapa orang dapat mengalami reaksi alergi terhadap gigitan berang-berang, terutama jika berang-berang memiliki sensitivitas terhadap protein hewan atau enzim dalam air liurnya. Reaksi alergi ringan dapat berupa kemerahan, bengkak, dan gatal di sekitar area gigitan.

Namun, dalam kasus yang lebih ekstrem, seseorang bisa mengalami syok anafilaktik, yang merupakan reaksi alergi berat yang dapat mengancam jiwa. Gejalanya meliputi kesulitan bernapas, penurunan tekanan darah yang drastis, dan kehilangan kesadaran. Jika terjadi reaksi semacam ini, pertolongan medis darurat harus segera diberikan.

5. Agresi Berulang dan Trauma Psikologis

Berang-berang umumnya menghindari manusia, tetapi berang-berang bisa menjadi sangat agresif jika merasa terancam, terutama selama musim kawin atau ketika mereka melindungi anak-anaknya. Serangan berulang dari berang-berang dapat menyebabkan trauma fisik yang serius, terutama jika korban tidak dapat segera melarikan diri.

Selain cedera fisik, serangan dari hewan liar juga dapat menyebabkan trauma psikologis, seperti kecemasan dan ketakutan terhadap air atau hewan liar lainnya. Beberapa korban mungkin mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD), yang memerlukan terapi atau konseling untuk mengatasi efek jangka panjangnya.

Cara Menangani Gigitan Berang-Berang

Gigitan berang-berang mungkin jarang terjadi, tetapi tetap memerlukan perhatian medis yang tepat untuk mencegah komplikasi seperti infeksi dan penyakit zoonosis, termasuk rabies. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan setelah mengalami gigitan berang-berang.

1. Perawatan Luka Awal

Setelah digigit berang-berang, langkah pertama yang harus dilakukan adalah perawatan luka yang tepat untuk mencegah infeksi:

  • Segera cuci luka dengan air bersih dan sabun selama setidaknya 15 menit guna mengurangi jumlah bakteri di area gigitan.
  • Hindari menutup luka dengan perban kecuali jika luka berada di area wajah, karena luka terbuka membantu drainase alami dan mengurangi risiko infeksi.
  • Lakukan irigasi luka dengan larutan antiseptik, serta buang jaringan yang sudah mati untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

2. Profilaksis Antibiotik

Penggunaan antibiotik direkomendasikan terutama jika luka cukup dalam atau jika pasien memiliki sistem imun yang lemah. Beberapa pilihan antibiotik yang dapat digunakan meliputi:

  • Amoksisilin-klavulanat adalah pilihan utama karena efektif melawan bakteri yang umumnya ditemukan dalam gigitan hewan.
  • Alternatif untuk alergi penisilin seperti ciprofloxacin dan clindamycin dapat digunakan jika pasien tidak dapat mengonsumsi amoksisilin-klavulanat.
  • Jika infeksi berkembang meskipun telah diberikan antibiotik awal, penggunaan antibiotik spektrum luas seperti ertapenem dapat menjadi pilihan.

3. Vaksinasi Tetanus

Pemberian vaksin tetanus penting untuk mencegah kemungkinan infeksi yang lebih parah:

  • Jika pasien belum menerima vaksin tetanus dalam 10 tahun terakhir, maka vaksin tetanus harus segera diberikan.
  • Jika luka dikategorikan sebagai luka berisiko tinggi, human tetanus immune globulin juga diberikan, terutama jika pasien tidak memiliki riwayat vaksinasi lengkap.

4. Profilaksis Rabies

Rabies merupakan salah satu penyakit yang dapat ditularkan melalui gigitan mamalia, termasuk berang-berang. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan pencegahan rabies:

  • Rabies immune globulin (RIG): Diberikan langsung di sekitar luka dalam waktu maksimal 7 hari setelah gigitan untuk memberikan perlindungan awal terhadap virus rabies.
  • Vaksin rabies: Diberikan dalam empat dosis intramuskular pada hari 0, 3, 7, dan 14 setelah gigitan untuk memastikan imunitas yang cukup terhadap rabies.
  • Evaluasi perilaku berang-berang yang menggigit sangat penting. Jika berang-berang menunjukkan tanda-tanda agresif yang tidak biasa atau ditemukan mati tanpa sebab yang jelas, risiko rabies harus dipertimbangkan lebih serius.

5. Tindak Lanjut Medis

Setelah menjalani perawatan awal, pasien perlu terus memantau perkembangan kondisi lukanya:

  • Perhatikan tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, pembengkakan, peningkatan rasa sakit, atau keluarnya nanah dari luka.
  • Jika terjadi infeksi meskipun telah diberikan antibiotik, diperlukan evaluasi ulang dan mungkin perlu penggantian antibiotik atau pemberian antibiotik intravena.
  • Jika terdapat dugaan paparan rabies, pasien harus menyelesaikan rangkaian vaksinasi sesuai rekomendasi dokter untuk memastikan perlindungan maksimal.

Nah, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai bahaya gigitan berang-berang bagi manusia dan penanganannya. Semoga bermanfaat!




(par/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads