Pemerintah Kalurahan Srigading menyebut telah melakukan mediasi terkait kasus pengosongan kandang babi berujung pengeroyokan di Ngepet. Namun, pemilik kandang tidak hadir dan kukuh untuk melanjutkan kasus tersebut ke ranah hukum.
Lurah Srigading, Prabawa Suganda, mengatakan dua bulan lalu telah melakukan mediasi antara warga Ngepet dengan pemilik kandang babi. Di mana saat itu hasilnya muncul surat pernyataan dari pemilik kandang babi untuk menutup usahanya pada tanggal 9 Februari 2025.
"Tanggal 11 (Februari) karena belum dipindah (babinya) masyarakat bergerak. Nah, begitu muncul pemukulan saya coba mediasi tanggal 14 dan dari pengusahanya (pemilik kandang babi) tidak hadir," katanya saat dihubungi detikJogja, Senin (17/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi karena berpotensi menimbulkan konflik, Prabawa kembali menggelar mediasi antara warga Ngepet dan pemilik kandang babi hari ini. Akan tetapi, semua itu belum menemukan titik terang.
"Sehingga kita panggil lagi hari ini tapi ternyata pengusahanya tidak hadir lagi. Jadi mediasinya buntu karena ada satu pihak yang tidak mau hadir," ucapnya.
Terkait langkah selanjutnya, Prabawa mengaku menyerahkan kepada pihak-pihak yang terlibat. Di mana pemilik kandang memilih menempuh jalur hukum terkait kasus pengeroyokan tersebut.
"Kerjaan saya tidak hanya mediasi. Jadi ya sudah kalau mau berlanjut ya monggo, yang jelas tugas saya sudah saya laksanakan," ujarnya.
Peternak Emoh Mediasi
Dimintai konfirmasi terpisah, peternak sekaligus pemilik kandang babi, S, mengaku sudah menutup pintu mediasi. S memilih menyerahkan penanganan kasus tersebut ke pihak berwajib .
"Biar berproses saja, kalau minta maaf saya maafkan tapi hukum harus ditegakkan. Karena saya bukan maling kok diperlakukan seperti itu (dikeroyok)," katanya.
Diberitakan sebelumnya, warga Ngepet, Srigading, Kapanewon Sanden, Bantul, memprotes keberadaan kandang babi yang dekat permukiman hingga berujung pengosongan kandang tersebut. Bahkan, kejadian itu berlanjut dengan pengeroyokan terhadap pemilik kandang babi.
Lurah Srigading, Prabawa Sugondo mengatakan awalnya sudah ada kesepakatan antara warga setempat dengan pemilik peternakan pada Minggu (9/2).
"Sudah ada mediasi dua bulan lalu. Dari kesepakatan yang ada, pemilik peternakan tersebut wajib mengosongkan kandang babi, maksimal Minggu kemarin ini. Tapi ternyata masih ada aktivitas dan akhirnya muncul aksi itu," kata Prabawa ketika dimintai konfirmasi, Selasa (11/2).
Warga kemudian melakukan aksi dengan pelepasan babi milik peternakan itu pada Senin (10/2) sore. Aksi berlangsung saat personel Satpol PP Bantul kembali mendatangi kandang tersebut. Aksi ini juga dilakukan di depan pemilik kandang.
"Benar, kemarin sore (Senin, 10/2) ada aksi pelepasan babi oleh warga Dusun Ngepet. Warga sudah resah dengan keberadaan kandang dan peternakan babi di tengah permukimannya," kata Prabawa.
Terpisah, salah satu peternak babi, inisial S, mengaku menjadi korban pengeroyokan sejumlah oknum warga. Kasus ini pun dilaporkan ke polisi.
Peristiwa ini terjadi setelah aksi pelepasan babi dari kandangnya, Senin (10/2). Peristiwa penganiayaan itu bermula saat S datang ke kandang babinya usai aksi protes warga.
"Saat aksi saya tidak di kandang, tapi setelah itu saya datang sekitar jam 18.00 WIB. Maksud kedatangan itu untuk mengevakuasi babi yang keluar kandang ke truk. Setelahnya dipindahkan ke tempat lain," jelas S saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (13/2).
(apl/apu)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu