Sederet Fakta 36 Orang di Mlati Sleman Alami Gejala Keracunan Usai Makan Siomai

Round-Up

Sederet Fakta 36 Orang di Mlati Sleman Alami Gejala Keracunan Usai Makan Siomai

Tim detikJogja - detikJogja
Selasa, 11 Feb 2025 10:10 WIB
ilustrasi keracunan
Ilustrasi keracunan di Mlati, Sleman. Foto: Dok.Detikcom
Jogja -

Puluhan orang di Kapanewon Mlati, Sleman, mengalami gejala keracunan. Gejala dirasakan setelah mereka mengonsumsi siomai yang diduga juga menyebabkan kasus serupa di Tempel.

Diketahui, insiden itu menimpa warga di Perum Sleman Permai, Sanggrahan, Tlogoadi, Mlati. Keracunan itu menyebabkan ada warga yang dirawat di rumah sakit.

Dirangkum detikJogja, berikut fakta-faktanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Makan Siomai yang Dibawa Pulang

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Pengendalian Lingkungan Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati, menerangkan peristiwa itu berawal saat warga Perum Sleman Permai tengah mengadakan pertemuan.

"Itu kejadian usai pertemuan dasawisma PSP, Sanggrahan, Mlati pada Sabtu (8/2)," kata Yuli kepada wartawan, Senin (10/2/2025).

ADVERTISEMENT

Yuli mengungkapkan dalam pertemuan itu disajikan sejumlah hidangan. Kemudian, ada juga makanan yang dibawa pulang peserta pertemuan.

"⁠Snack yang dimakan di tempat arem, puding, kletikan, gorengan. ⁠Snack yang dibawa pulang siomai berisi kubis, kentang, tahu, siomai, telur separo, bumbu kacang," ujarnya.

2. Dari 37 Orang Makan Siomai, 36 Bergejala

Siomai yang dibawa pulang tersebut dikonsumsi warga pada Sabtu malam. Namun, mereka mulai merasakan gejala keracunan pada Minggu (9/2) dini hari.

"⁠Timbul gejala mulai dari Minggu, 9 Februari 2025 dini hari. Paling cepat muncul gejala yaitu jam 03.00 WIB pagi, ada juga yang timbul gejala hari Minggu malam Senin," ujarnya.

Hingga Senin, Yuli menuturkan ada 36 orang yang dilaporkan menderita gejala seperti mual, diare, lemas, pusing, nyeri, muntah, hingga sesak napas. Padahal, total yang memakan siomai ada 37 orang.

"Yang makan siomai 37 orang, yang bergejala 36 orang karena 1 orang menggoreng siomai sebelum dikonsumsi," ujarnya.

Saat ini mereka yang mengalami gejala keracunan telah mendapat perawatan medis.

"Yang opname di RS 3 orang, yang periksa di fasyankes tapi tidak opname 17 orang. Saat ini update data masih terus berlangsung," jelasnya.

3. Siomai dari Pemasok yang Diduga Sebabkan Keracunan di Tempel

Yuliati melanjutkan, pihaknya menemukan indikasi siomai yang dikonsumsi warga Sanggrahan, Mlati, dari pemasok yang diduga juga menyebabkan kasus keracunan di Tempel.

"Iya (siomai berasal dari tempat yang) sama," tuturnya.

Karena itu, untuk lebih menguatkan dugaan, sampel olahan siomai tersebut diambil dan dibawa ke lab untuk diteliti. Dia menjelaskan hasilnya keluar dalam beberapa hari.

"Kita tunggu hasil labnya. (Estimasi keluar) 2 sampai 3 hari ke depan," ujarnya.

Diketahui berdasarkan data Senin (10/2), ada 151 orang di Padukuhan Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, terindikasi keracunan. 27 di antaranya menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Diketahui, ratusan warga diduga mengalami keracunan usai menyantap hidangan hajatan di rumah salah satu warga Krasakan pada Sabtu (8/2).




(apu/afn)

Hide Ads