Dinas Kesehatan Sleman mengambil sampel makanan siomai dari dua lokasi keracunan makanan di Tempel dan Mlati. Belakangan diketahui siomai tersebut berasal dari penyedia yang sama.
"Iya (siomai berasal dari tempat yang) sama," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Pengendalian Lingkungan Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati, saat dihubungi wartawan, Senin (10/2/2025).
Yuli bilang, sampel olahan siomai tersebut saat ini sudah diambil dan dibawa ke lab. Dia menyebut hasil pengecekan lab baru keluar beberapa hari ke depan.
"Kita tunggu hasil labnya. (Estimasi keluar) 2 sampai 3 hari ke depan," ujarnya.
Diketahui, ratusan orang di Padukuhan Krasakan, Tempel mengeluh demam hingga diare usai menghadiri hajatan di kampung tersebut. Mereka diduga keracunan makanan yang disantap saat hajatan pada Sabtu (8/2).
"Data terakhir pukul 09.34 WIB, jumlah korban sementara 151, opname 27," kata Kepala Puskesmas Tempel 1 dr Diana Kusumawati saat ditemui wartawan di Posko Kesehatan Krasakan, Tempel, Sleman, Senin (10/2/2025).
Dari hasil pemeriksaan mayoritas warga mengeluhkan diare. Selain itu ada juga yang demam. Gejala itu sudah dirasakan warga sejak Sabtu (8/2) malam.
Petugas juga mengambil sampel makanan meliputi bakso, satai, siomai, es krim, dan krecek.
Kasus lainnya terjadi di Kapanewon Mlati. Puluhan orang diduga keracunan setelah menyantap hidangan siomai.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Pengendalian Lingkungan Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati, mengatakan kasus tersebut terjadi di Perum Sleman Permai, Sanggrahan, Tlogoadi, Mlati. Warga saat itu sedang mengadakan acara pertemuan.
"Itu kejadian usai pertemuan dasawisma PSP, Sanggrahan, Mlati pada Sabtu (8/2)," kata Yuli kepada wartawan, Senin (10/2/2025).
Dijelaskannya, dalam pertemuan itu warga menyantap sejumlah hidangan dan ada yang dibawa pulang.
"β Snack yang dimakan di tempat arem, puding, kletikan, gorengan. β Snack yang dibawa pulang siomai berisi kobis, kentang, tahu, siomai, telur separo, bumbu kacang," ujarnya.
Siomai tersebut kemudian dikonsumsi warga pada Sabtu (8/2) malam. Sementara gejala keracunan mulai terasa pada Minggu (9/2) dini hari.
Hingga Senin (10/2) terdapat 36 orang yang dilaporkan mengalami gejala mual, diare, lemas, pusing, nyeri, muntah, hingga sesak nafas. Mereka yang bergejala disebut setelah menyantap siomai yang dibawa pulang.
"Yang makan siomai 37 orang, yang bergejala 36 orang karena 1 orang menggoreng siomai sebelum dikonsumsi," ujarnya.
(afn/ahr)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa