Perhiasan emas 40 gram milik Wakil Kepala SMKN 1 Bantul yang disimpan di kantornya raib dimaling. Polisi memeriksa lima saksi kasus pencurian tersebut.
Perhiasan emas senilai puluhan juta tersebut digondol maling pada Rabu (29/1) dini hari lalu. Tak hanya emas, uang puluhan juta dari bank mini dan uang pribadi Wakasek juga ikut dijarah maling.
Peristiwa ini sudah dilaporkan ke pihak kepolisian. Saat ini, polisi tengah melakukan penyelidikan terkait pelaku pencurian tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah memeriksa lima saksi, yakni Kepala Sekolah, Waka dan tiga orang lainnya," ujar Kasi Humas Polresta Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana saat dihubungi detikJogja, Minggu (2/2/2025).
"Lalu, berdasarkan penglihatan kami dari CCTV pelakunya ada dua orang," lanjut Jeffry.
Polisi belum memerinci ciri-ciri pelaku. Namun, dari rekaman CCTV maling itu berjumlah dua orang.
"Untuk ciri-ciri pelaku masih belum, saat ini kami masih dalam tahap penyelidikan. Jika ada informasi lebih lanjut, akan disampaikan," tegas Jeffry.
Diberitakan sebelumnya, SMKN 1 Bantul buka suara terkait emas senilai puluhan juta yang raib digondol maling di ruang Wakil Kepala Sekolah (Wakasek). Wakasek itu ternyata sengaja menyimpan emas di sekolah karena rumahnya kerap menjadi sasaran maling.
"Itu emas milik pribadi. Jadi yang punya emas itu kan di rumah sering kehilangan," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMKN 1 Bantul, Wakhid Bashori saat ditemui detikJogja di kantornya, Kamis (30/1) siang.
Wakhid mengatakan suami Wakasek itu menyarankan agar sementara menyimpan perhiasan di tempat yang aman.
"Terus sama suaminya itu disuruh menaruh di sini (di ruang Wakasek), karena di sini jarang terjadi pencurian. Karena belum lama di rumahnya juga jadi sasaran pencurian," ujar dia.
Namun, belum sempat dipindahkan ke bank, perhiasan emas dan uang milik Wakasek itu terlanjur dimaling. Selain harta Wakasek, maling itu juga mencuri uang di bank mini milik sekolah yang belum sempat disetorkan karena libur panjang.
"Uang tunai itu juga uang pribadi, karena yang bersangkutan memiliki kos-kosan dan ada yang menyetor cash lalu disimpan di sini. Jadi uang puluhan juta itu milik pribadi dan bank mini sekolah," pungkas Wakhid.
(ams/ams)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Reuni Fakultas Kehutanan UGM Angkatan 1980, Kursi Khusus buat Jokowi Disiapkan
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang