Syaban yang terletak setelah Rajab dan sebelum Ramadhan ternyata menyimpan keutamaan tersendiri. Apa saja keutamaan Syaban yang disebut-sebut sebagai bulan dilaporkannya amalan? Berikut ini penjelasannya.
Dikutip dari buku 32 Faidah Seputar Bulan Sya'ban oleh Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, nama Syaban didapat karena dahulu orang-orang Arab selalu berpencar dan berpisah dalam rangka mencari air (yatasya'abuna) pada Syaban. Namun, ada juga yang menyebut karena sya'aba (muncul di antara Rajab dan Ramadhan).
Tahun ini, sebagaimana informasi dalam Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 dari Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama, 1 Syaban jatuh pada 31 Januari 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, apa keutamaan bulan Syaban? Temukan jawabannya melalui uraian yang telah detikJogja siapkan di bawah ini!
Keutaman-keutamaan Syaban
1. Bulan Pelaporan Amal Manusia
Amal manusia dilaporkan kepada Allah SWT dalam beberapa cara. Ada yang pelaporannya harian, mingguan, dan tahunan. Adapun amal manusia yang dilaporkan kepada Allah SWT pada bulan Syaban adalah laporan amal tahunan.
Hal ini tercantum dalam hadits riwayat Usamah bin Zaid bahwa ia berkata:
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ, لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ, قَالَ : ذَلِكَ شَهْرُ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ, وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ, فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: "Saya bertanya, 'Wahai Rasulullah, saya tidak melihatmu berpuasa di bulan seperti engkau berpuasa di bulan Syaban (karena seringnya)?' Beliau menjawab, 'Bulan itu banyak manusia lalai, yaitu antara Rajab dan Ramadhan, bulan diangkat amal-amal kepada Rabb semesta alam, dan saya ingin untuk diangkat amalku dalam keadaan puasa." (HR an-Nasa'i no 4/4201 dan Ahmad no 5/201. Hadits ini oleh Syaikh al-Albani dihukumi hasan)
Lantas, kapan pelaporan amal harian umat Islam? Berdasar HR Muslim No 179, amalan malam dilaporkan kepada Allah sebelum amalan siang. Sementara itu, amalan siang diangkat sebelum amalan malam.
Adapun pelaporan mingguan, amal manusia diangkat setiap Senin dan Kamis. Berikut bunyi haditsnya:
"Amalan manusia terangkat setiap pekannya sebanyak dua kali, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Setiap hamba beriman akan diampuni dosanya kecuali seorang hamba yang dia memiliki permusuhan dengan saudaranya. Dikatakan kepadanya, 'Tinggalkan kedua orang ini sampai mereka berdua berdamai.'" (HR Muslim no 36)
2. Rasulullah Paling Banyak Puasa Sunnah pada Bulan Syaban
Berhubung Syaban adalah bulan diangkatnya amalan, maka Rasulullah ingin agar amalnya dilaporkan ketika beliau tengah berpuasa sebagaimana hadits di atas. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pada Syaban ini, Rasulullah paling banyak berpuasa sunnah.
Diambil dari buku Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah oleh Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa, Aisyah RA berkata:
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ, وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
Artinya: "Saya tidak pernah mengetahui Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah mengetahui beliau lebih banyak berpuasa daripada di bulan Syaban." (HR Bukhari no 1969 dan Muslim no 782)
Dikurip dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah karya Hari Ahadi, hadits serupa menunjukkan bahwa Rasulullah paling menyukai Syaban untuk berpuasa:
كان أحبَّ الشُّهور إلى رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ أن يصومه شعبان ، بل كان يصله برمضان
Artinya: "Bulan yang paling disukai oleh Rasulullah SAW untuk beliau isi dengan puasa ialah Syaban. Bahkan beliau menyambung puasa Syaban dengan Ramadhan." (HR Abu Dawud no 2431, an-Nasa'i no 2350, dan Ahmad no 25548)
3. Bulan yang Memiliki Malam Nisfu Syaban
Sejatinya, para ulama masih berselisih pendapat mengenai utama tidaknya malam Nisfu Syaban. Hal ini disebabkan banyaknya hadits-hadits lemah atau bahkan palsu yang membicarakan malam satu ini.
Dikutip dari buku Bantahan Terhadap Orang-Orang yang Membuat Amalan Bid'ah di Malam Nishfu Sya'ban karya Robby Kader Abu Rofiq, Al-Qadhi Abu Bakar Ibnul Arabi al-Maliki berkata:
"Tidak ada satu haditspun yang bisa dijadikan sebagai landasan berkenaan dengan malam Nisfu Syaban, baik yang terkait dengan keutamaannya atau yang berkenaan dengan adanya ketentuan ajal yang bisa diubah. Oleh karena itu, janganlah kalian menoleh kepadanya (abaikan saja hadits-hadits tentang itu)." (Ahkamul Qur'an 4/117)
Namun, menurut uraian dalam buku Ada Apa dengan Bulan Rajab dan Sya'ban? tulisan Abu Ubaidah Yusuf, ada satu riwayat shahih tentang malam Nisfu Syaban. Riwayat ini dishahihkan oleh sebagian ahli ilmu:
يَنْزِلُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النَّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ, فَيَغْفِرُ الجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Artinya: "Allah tabaraka wa ta'ala turun kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban, lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan."
Hadits di atas diriwayatkan dari beberapa sahabat, yakni Muadz bin Jabal, Abu Tsa'labah al-Husyani, Abdullah bin Umar, Abu Musa al-Asy'ari, Abu Hurairah, Abu Bakar ash-Shiddiq, Auf bin Malik, dan Aisyah RA. Wallahu a'lam bish-shawab.
4. Bulan Berubahnya Arah Kiblat Umat Islam
Dikutip dari buku Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir, pada Syaban, terjadi perubahan kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsa menjadi Masjidil Haram (Kabah di Mekkah). Tepatnya, peristiwa ini berlangsung pada Syaban tahun kedua kenabian pada waktu sholat Ashar atau ada yang menyebut saat sholat Dzuhur. Wallahu a'lam.
Kisah pemindahan kiblat ini diabadikan Allah SWT dalam Al-Quran surat al-Baqarah ayat 142-144. Berikut ini arti ayatnya diambil dari Quran Kementerian Agama:
"Orang-orang yang kurang akal di antara manusia akan berkata, "Apakah yang memalingkan mereka (kaum muslim) dari kiblat yang dahulu mereka (berkiblat) kepadanya?" Katakanlah (Nabi Muhammad), "Milik Allahlah timur dan barat. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk)." (QS al-Baqarah 142)
"Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menetapkan kiblat (Baitulmaqdis) yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya, kecuali agar Kami mengetahui (dalam kenyataan) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia." (QS al-Baqarah 143)
"Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan." (QS al-Baqarah 144)
5. Bulan Para Pembaca Al-Quran
Syaban disebut sebagai bulannya para pembaca Al-Quran. Hal ini disebabkan, dahulu, para salaf biasa mengisi waktu sehari-harinya pada Syaban untuk membaca Al-Quran. Para salaf mengatakan:
شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ القُرَّاء
Artinya: "Bulan Syaban adalah bulannya para pembaca Al-Quran." (Latha'iful Ma'arif halaman 135)
Nah, itulah lima keutamaan Syaban yang perlu detikers ketahui. Semoga menambah wawasan detikers, ya!
(par/par)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030