Tidak sedikit kaum muslim yang berniat mengganti puasa Ramadhan bersamaan dengan puasa sunnah Senin dan Kamis. Oleh karena itu, bacaan niat puasa Senin Kamis lengkap dengan niat puasa qadha Ramadhan menjadi informasi yang perlu diketahui.
Sebagaimana diketahui, mengganti puasa Ramadhan adalah wajib hukumnya. Terlebih lagi bagi kaum muslim yang memiliki utang puasa karena sebab-sebab tertentu, sehingga dirinya wajib menggantinya di kemudian hari.
Dijelaskan dalam buku 'Rahasia Puasa Menurut 4 Mazhab' oleh DR Thâriq Muhammad Suwaidân, bahwa seseorang yang memiliki tanggungan puasa Ramadhan disunnahkan untuk segera menunaikan setelah tanggal 1 Syawal. Hal tersebut perlu dilakukan agar mereka terbebas dari tanggungan puasa secepatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, berdasarkan pandangan sebagian ulama, menunda pengerjaan qadha Ramadhan dapat dilakukan hingga sebelum Ramadhan di tahun depan. Bahkan tidak sedikit ulama yang berpendapat, qadha karena batalnya puasa karena uzur tertentu juga wajib dilakukan secepatnya.
Mengingat terdapat anjuran untuk segera membayar tanggungan puasa Ramadhan, kaum muslim yang masih memilikinya dapat menunaikannya sebelum bulan Ramadhan tiba. Oleh karena itu, tidak sedikit yang memiliki niat untuk mengerjakannya bersamaan dengan puasa Senin dan Kamis.
Lantas, bagaimana bacaan niat puasa qadha Ramadhan bersamaan dengan puasa sunnah Senin dan Kamis? Berikut ulasannya.
Bolehkah Puasa Senin Kamis dan Qadha Ramadhan Sekaligus?
Terkait dengan hal ini, ada penjelasan yang disampaikan dalam buku 'Ensiklopedia Islam (Akidah, Ibadah, Muamalah, Tematik)' karya Dr Makmur Dongoran, Lc, MSI, bahwa terdapat pandangan sejumlah ulama fiqih mengenai penggabungan puasa qadha dan sunnah. Disampaikan bahwa sebagian ulama menyebut penggabungan puasa dengan istilah 'at-tasyrik'.
Istilah tersebut berkaitan dengan penggabungan puasa wajib yaitu qadha, nazar, dan kafarah bersama dengan puasa sunnah seperti Senin dan Kamis, ayyamul bidh, hingga Syawal. Ada pandangan yang menyebut diperbolehkannya melakukan qadha mulai dari bulan Syawal hingga Syaban.
Kemudian terdapat juga pandangan ulama yang menyebut penggabungan puasa qadha Ramadhan yang diniatkan bersama puasa sunnah, maka puasanya sah dan mendapatkan dua pahala. Adapun dua pahala yang dimaksud adalah pahala wajib dan sunnah. Wallahu'alam.
Niat Puasa Qadha Ramadhan
Menurut buku 'Panduan Lengkap Puasa Ramadhan Menurut Al-Qur'an dan Sunnah' karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Lukman bahwa terdapat keharusan untuk meniatkan puasa sebelum fajar untuk puasa wajib. Salah satunya qadha Ramadhan.
Kemudian untuk bacaan niatnya tidak harus diucapkan, melainkan dapat dilantunkan di dalam hati saja. Adapun bacaan niat qadha Ramadhan yang dikutip dari buku 'Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah' oleh Nur Solikhin, adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an qadhaai fardhi ramadhaana lillahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat puasa esok hari sebagai ganti fardhu Ramadhan karena Allah Ta'ala."
Niat Puasa Senin
Merangkum dari buku 'Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa' karya Nur Solikhin, bacaan puasa Senin dan Kamis memiliki perbedaan. Berikut bacaan niat puasa sunnah Senin:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi taa'ala."
Artinya: "Aku berniat puasa hari Senin sunnah karena Allah Ta'ala."
Niat Puasa Kamis
Sementara itu, terdapat bacaan niat puasa Kamis tersendiri yang dapat diamalkan. Masih merujuk dari buku yang sama, berikut bacaan lengkapnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيسِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi taa'ala."
Artinya: "Aku berniat puasa hari Kamis sunnah karena Allah Ta'ala."
Doa Berbuka Puasa
Tidak hanya memahami bacaan niat puasa saja, kaum muslim juga perlu untuk mengetahui bacaan berbuka puasa yang dapat diamalkan saat menyudahi puasa. Tim Darul Ilmi dalam buku '101 Doa Anak Saleh' memberikan informasi bahwa terdapat sebuah bacaan doa buka puasa yang selama ini dikenal secara umum. Berikut bacaan yang dimaksud:
اللهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
"Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa 'alaa rizqika athortu birahmatika yaa arhamar rahimin."
Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu-lah aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Pengasih" (Sunan Abi Dawud, Ash-Shoum: 2011).
Meskipun telah dikenal secara umum dan banyak diamalkan dalam keseharian saat mengerjakan puasa, ternyata redaksi doa tersebut bukanlah berasal dari Rasulullah SAW. Hal tersebut telah dijelaskan melalui buku 'Sukses Dunia-Akhirat Dengan Doa-Doa Harian' karya Mahmud Asy-Syafrowi, bahwa doa buka puasa yang umum diamalkan selama ini berasal dari rangkaian kalimat doa yang dibuat oleh para ulama.
Sebaliknya, terdapat sebuah doa buka puasa yang redaksinya berasal dari Rasulullah SAW. Sebagaimana sebuah riwayat shahih dari Ibnu Umar r.a. Menyampaikan Rasulullah SAW selalu membaca doa saat berbuka puasa tiba. Berikut bacaan doa buka puasa yang lebih utama diamalkan:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى
"Dzahabadzh dzhama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-allah taala."
Artinya: "Telah hilang rasa haus, telah basah urat-urat, dan telah pasti ganjaran, dengan kehendak Allah Ta'ala" (HR. Abu Dawud, Daruquthni, Hakim, dan Nasa'i. Daruquthni menyampaikan bahwa hadits ini isnad-nya shahih).
Demikian tadi penjelasan bacaan niat puasa qadha Ramadhan dan puasa sunnah Senin-Kamis beserta doa berbuka puasa. Semoga bermanfaat.
(sto/dil)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM