Bulan Syaban 2025 Mulai Kapan? Ini Jadwal, Amalan, dan Larangannya

Bulan Syaban 2025 Mulai Kapan? Ini Jadwal, Amalan, dan Larangannya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Jumat, 17 Jan 2025 16:02 WIB
Ilustrasi puasa hari syak atau 30 Syaban.
Ilustrasi bulan Syaban. Foto: Getty Images/iStockphoto/wing-wing
Jogja -

Tak terasa, Rajab 2025 alias 1446 Hijriah sudah hampir memasuki minggu ketiga. Artinya, tak lama lagi umat Islam akan memasuki bulan baru, yakni Syaban. Lantas, Syaban 2025 mulai kapan? Berikut ini informasi seputar jadwal, amalan, dan larangannya.

Dikutip dari laman Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tri Dharma 3 Bogor, Syaban berarti percabangan atau pembagian. Akar katanya adalah sya'aba. Ibnu Duraid menjelaskan, Syaban disebut percabangan karena pada bulan tersebut, banyak orang Arab mencari air dari lingkungan Yaman dan Himyar.

Ada pula yang menyebut bahwa penamaan ini muncul karena letaknya di antara Ramadhan dan Rajab. Pun juga ada yang menyatakan bahwa alasan penamaan Syaban disebabkan berpencarnya suku-suku Arab pada bulan tersebut. Wallahu a'lam bish-shawab.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlepas dari arti namanya, Syaban adalah bulan yang spesial. Pasalnya, ia mendahului datangnya Ramadhan dan kerap dijadikan bulan 'latihan'. Dikutip dari buku 20 Faedah Terkait Bulan Rajab oleh Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, Abu Bakar al-Balkhi berkata:

"Bulan Rajab adalah bulan menanam, sedangkan bulan Syaban adalah bulan untuk menyiram tanaman tersebut, dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen apa yang telah ditanam." (Lata'if al-Ma'arif halaman 121).

ADVERTISEMENT

Nah, arti penting Syaban ini menjadikannya tidak boleh dilewatkan begitu saja, melainkan mesti dimanfaatkan sebaik mungkin. Kapan Syaban 2025 dimulai? Simak pembahasan selengkapnya yang telah detikJogja siapkan di bawah ini!

Kapan Syaban 2025 Mulai?

Berdasar Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan Ditjen Bimas Islam RI Kementerian Agama, 1 Syaban 1446 Hijriah jatuh pada Jumat, 31 Januari 2025. Artinya, kurang lebih, 2 minggu lagi, bulan pembuka Ramadhan tersebut tiba.

Keterangan tanggal senada juga dijumpai dalam Kalender Hijriyah Global Tunggal (KGHT) 1446 Hijriah. Tertulis bahwasanya 1 Syaban 1446 H bertepatan dengan Jumat, 31 Januari 2025. Begini keterangan dalam kalender tersebut:

"Ijtima': Rabu, 29 Januari 2025 M pukul 12:35:53 GMT. Awal Imkan Rukyat Dunia: Kamis, 30 Januari 2025 M pukul 02:01:23 GMT. Lintang: 10° 00' 00" LS. Bujur: 112° 49' 00" BB. Tinggi bulan: 07° 03' 08". Elongasi: 08° 00' 00". 1 Sya'ban 1446 H: Jumat, 31 Januari 2025 M."

Tentunya, detikers sudah tahu bahwasanya waktu pergantian hari kalender Hijriah berbeda dengan Masehi. Jika hari berganti tiap pukul 00.00 malam dalam kalender Masehi, maka, dalam kalender Hijriah, pergantian ini terjadi sewaktu Matahari terbenam alias waktu maghrib.

Artinya, pada Kamis, 30 Januari 2025 usai Matahari terbenam, sudah masuk 1 Syaban 1446 Hijriah. Usai mengetahui waktu tibanya Syaban, mungkin detikers bertanya-tanya, apa amalan yang bisa dikerjakan?

Amalan Syaban 2025

1. Puasa

Amalan pertama yang bisa detikers amalkan pada Syaban adalah berpuasa. Pasalnya, Rasulullah SAW diketahui memperbanyak puasa selama bulan kedelapan kalender Hijriah ini. Diambil dari buku Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah oleh Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa, Aisyah berkata:

مَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ, وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

Artinya: "Saya tidak pernah mengetahui Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah mengetahui beliau lebih banyak berpuasa daripada di bulan Syaban." (HR Bukhari no 1969 dan Muslim no 782)

Dari Usamah bin Zaid, ia berkata:

قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ, لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ, قَالَ : ذَلِكَ شَهْرُ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ, وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ, فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: "Saya bertanya, 'Wahai Rasulullah, saya tidak melihatmu berpuasa di bulan seperti engkau berpuasa di bulan Syaban (karena seringnya)?' Beliau menjawab, 'Bulan itu banyak manusia lalai, yaitu antara Rajab dan Ramadhan, bulan diangkat amal-amal kepada Rabb semesta alam, dan saya ingin untuk diangkat amalku dalam keadaan puasa." (HR Nasai no 4/4201 dan Ahmad no 5/201. Oleh Syaikh al-Albani, hadits ini dihukumi hasan)

2. Sholat Sunnah (Tathawwu')

Dalam hadits sebelumnya, Rasulullah menyatakan bahwa Syaban banyak dilalaikan manusia karena letaknya antara dua bulan mulia, yakni Rajab dan Ramadhan. Disadur dari buku 32 Faidah Seputar Bulan Sya'ban oleh Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, kalimat Nabi Muhammad SAW di atas layaknya isyarat bahwasanya umat Islam sudah semestinya memanfaatkan waktu-waktu lalai dengan amal ketaatan.

Oleh karena itu, sejumlah salaf ada yang menunaikan sholat sunnah tathawwu' di antara Maghrib dan Isya. Alasannya, waktu tersebut adalah momen lalainya manusia. Di samping itu, sholat malam pada sepertiga malam terakhir bisa detikers utamakan. Sebab, sepertiga malam terakhir adalah waktu yang paling banyak dilalaikan manusia dari mengingat Allah.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

النبي صل اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : «أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الرَّبُّ مِنَ العَبْدِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ الآخِرِ، فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَكُونَ مِمَّنْ يَذْكُرُ اللهِ فِي تِلْكَ السَّاعَةِ فَكُنْ

Artinya: "Waktu terdekat Rabb kepada hamba-Nya adalah di saat malam terakhir. Karena itu jika kau mampu untuk menjadi orang yang berdzikir kepada Allah di waktu tersebut, maka kerjakanlah." (HR Tirmidzi no 3579 dan Nasai no 572)

Di samping dua amalan di atas, detikers juga disarankan untuk banyak beribadah. Mulai dari menunaikan sholat-sholat sunnah, bersedekah, hingga membaca Al-Quran. Semua ini insya Allah akan membantu seseorang menjalani Ramadhan secara maksimal. Wallahu a'lam bish-shawab.

Larangan Syaban

Selama Syaban, ada satu larangan yang telah begitu termasyhur di tengah masyarakat, yakni larangan puasa setelah Nisfu Syaban alias pertengahan Syaban (kira-kira tanggal 16-29/30). Dilihat dari laman resmi Badan Amil Zakat Nasional, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Apabila telah masuk pertengahan Sya'ban, maka janganlah kalian berpuasa." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Lebih lanjut, sebagaimana penjelasan dari situs NU Lampung, sebagian ulama mempermasalahkan hadits di atas karena adanya perawi bermasalah. Alhasil sebagian ulama tidak melarang puasa setelah Nisfu Syaban. Misalnya, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari berkata:

وقال جمهور العلماء يجوز الصوم تطوعا بعد النصف من شعبان وضعفوا الحديث الوارد فيه وقال أحمد وبن معين إنه منكر

Artinya: "Mayoritas ulama membolehkan puasa sunnah setelah Nisfu Sya'ban dan mereka melemahkan hadits larangan puasa setelah Nisfu Syaban. Imam Ahmad dan Ibnu Ma'in mengatakan hadis tersebut munkar."

Selain pendapat Ibnu Hajar, bagaimana pendapat ulama-ulama Syafiiyyah lainnya? Syaikh Wahbah az-Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuhu menjelaskan:

قال الشافعية: يحرم صوم النصف الأخير من شعبان الذي منه يوم الشك، إلا لورد بأن اعتاد صوم الدهر أو صوم يوم وفطر يوم أو صوم يوم معين كالا ثنين فصادف ما بعد النصف أو نذر مستقر في ذمته أو قضاء لنفل أو فرض، أو كفارة، أو وصل صوم ما بعد النصف بما قبله ولو بيوم النص.

Artinya, "Ulama mazhab Syafi'i mengatakan, puasa setelah nisfu Sya'ban diharamkan karena termasuk hari syak, kecuali ada sebab tertentu, seperti orang yang sudah terbiasa melakukan puasa dahr, puasa daud, puasa senin-kamis, puasa nadzar, puasa qadha', baik wajib ataupun sunnah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah nisfu Sya'ban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun satu hari nisfu Sya'ban."

Pada intinya, mazhab Syafii melarang puasa setelah Nisfu Syaban. Alasannya ada dua, yakni:

  1. Hari-hari setelah Nisfu Syaban adalah hari syak atau keraguan, mengingat, tak lama setelahnya, Ramadhan tiba. Jadi, dikhawatirkan, seorang puasa Syaban padahal telah masuk Ramadhan.
  2. Waktu persiapan untuk menjalani puasa Ramadhan.

Kendati begitu, keharaman puasa ini tidak berlaku untuk orang yang terbiasa puasa dahr (setahun penuh), Senin-Kamis, Daud, nadzar, qadha, dan kafarat. Wallahu a'lam bish-shawab.

Demikian pembahasan tentang jadwal Syaban 2025 plus amalan dan larangannya. Semoga bermanfaat!




(par/apu)

Hide Ads