Renungan Harian Katolik Rabu 22 Januari 2025 dan Bacaannya: Cinta Kasih

Renungan Harian Katolik Rabu 22 Januari 2025 dan Bacaannya: Cinta Kasih

Santo - detikJogja
Rabu, 22 Jan 2025 04:01 WIB
Orang sedang berdoa di gereja
Ilustrasi renungan Katolik. (Foto: Unsplash/Gianna B)
Jogja -

Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Allah. Renungan harian Katolik tersebut biasanya disertai dengan bacaan dan doa.

Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, hari ini Rabu 22 Januari 2025 merupakan hari biasa; dengan orang kudus Santo Vinsensius Palloti, Pengaku Iman. Santo Anastasius, Martir; dan warna liturgi hijau.

Mengangkat tema tentang cinta kasih, mari simak renungan Pesta Pembaptisan Tuhan hari ini, Rabu 22 Januari 2025 yang dihimpun dari buku renungan 'Inspirasi Pagi' oleh Gaudensia Sihaloho KSSY. Renungan berikut juga dilengkapi dengan bacaan hari ini dan doa penutup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renungan Harian Katolik Hari Ini 22 Januari 2025

Bacaan Hari Ini

Ibr. 7:1-3,15-17;

  • Ibr 7:1 Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia.
  • Ibr 7:2 Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.
  • Ibr 7:3 Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.
  • Ibr 7:15 Dan hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam lain menurut cara Melkisedek,
  • Ibr 7:16 yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.
  • Ibr 7:17 Sebab tentang Dia diberi kesaksian: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."

Mzm. 110:1,2,3,4;

  • Mzm 110:1 Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu."
  • Mzm 110:2 Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu!
  • Mzm 110:3 Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaanmu seperti embun.
  • Mzm 110:4 TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek."

Mrk. 3:1-6

  • Mrk 3:1 Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya.
  • Mrk 3:2 Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.
  • Mrk 3:3 Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!"
  • Mrk 3:4 Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja.
  • Mrk 3:5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.
  • Mrk 3:6 Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.

BcO Rm. 6:1-11

  • Rm 6:1 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
  • Rm 6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
  • Rm 6:3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
  • Rm 6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
  • Rm 6:5 Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
  • Rm 6:6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
  • Rm 6:7 Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
  • Rm 6:8 Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.
  • Rm 6:9 Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
  • Rm 6:10 Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
  • Rm 6:11 Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

Renungan Hari Ini

Suatu ketika, Yesus masuk ke rumah ibadat pada hari Sabat. Di situ ada orang yang mati sebelah tangannya. Orang Farisi mengamat-amati Yesus kalau-kalau Ia melakukan sesuatu yang melanggar peraturan agama.

Mereka menunggu Yesus menyembuhkan orang itu, agar bisa mempersalahkan-Nya. Yesus yang mengetahui niat mereka tersebut mengajukan pertanyaan yang tidak mampu mereka jawab, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat?"

ADVERTISEMENT

Bacaan Injil hari ini bukan hanya tentang mukjizat penyembuhan, melainkan juga tentang bagaimana Yesus mengajarkan mengenai esensi hukum Tuhan yang lebih mengutamakan cinta kasih daripada peraturan yang kaku.

Yesus menunjukkan kepada kita bahwa melakukan kebaikan, seperti menyembuhkan orang sakit dan mengasihi sesama, jauh lebih penting daripada mematuhi aturan secara membabi buta. Yesus datang ke dunia bukan untuk menegakkan hukum begitu saja, melainkan untuk menggenapi hukum dengan cinta kasih.

Para ahli Taurat dan orang Farisi menginterpretasikan hukum Sabat secara sempit, sehingga melarang segala bentuk pekerjaan pada hari itu. Bagi mereka, hukum Sabat bersifat mutlak, tidak boleh dilanggar dalam keadaan apa pun. Namun, Yesus menunjukkan bahwa belas kasihan bagaimanapun harus menjadi prioritas. Belas kasihan mengatasi hukum agama yang paling sakral sekalipun.

Pertanyaan yang diajukan Yesus menunjukkan bahwa memperhatikan kebutuhan manusia, terlebih dalam situasi darurat yang membutuhkan pertolongan, lebih penting dari sekadar mematuhi peraturan agama. Apa artinya hukum Sabat jika ternyata membuat orang tidak mau membantu sesamanya yang menderita? Yesus menegaskan bahwa hari Sabat harus menjadi waktu untuk melakukan kebaikan, untuk menyelamatkan hidup, alih-alih untuk menghukum atau membatasi kasih.

Tidak jarang kita juga terjebak dalam rutinitas melaksanakan peraturan yang sudah kita anggap sebagai kewajiban tanpa mempertimbangkan apakah kita mempraktikkan kasih yang menjadi inti dari peraturan tersebut. Peraturan itu penting, tetapi tanpa cinta kasih, suatu peraturan akan menjadi kaku dan tidak manusiawi.

Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita dihadapkan pada situasi, di mana kita harus memilih antara mengikuti aturan atau membantu sesama yang membutuhkan. Dalam situasi seperti itu, kita tidak boleh ragu. Mari kita mengingat ajaran Yesus bahwa cinta kasih harus kita letakkan di atas segalanya.

Yesus mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam rutinitas agama. Ia menginginkan kita mempraktikkan rutinitas itu dalam semangat kasih yang tulus kepada Tuhan dan sesama. Ia memanggil kita untuk memiliki hati yang penuh kasih dalam melihat kebutuhan sesama.

Cinta kasih sejati tidak mengenal batasan atau hambatan yang diakibatkan oleh peraturan. Cinta kasih adalah inti hukum Tuhan. Mari kita memohon kepada Tuhan, agar diberi hati yang penuh kasih, yang siap untuk bertindak dalam kebaikan, apa pun situasinya.

Doa Penutup

Ya Tuhan, sinarilah kiranya hati kami dengan terang cahayaMu. Semoga kami tetap mengikuti jalan perintahMu, dan tak pernah menyimpang dari padanya.

Demi Yesus Kristus, PutraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.

Demikian renungan harian Katolik Rabu 22 Januari 2025 dengan bacaannya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita.




(sto/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads