Pedagang Tuding Pengundian Lapak Teras Malioboro Beskalan Tak Transparan

Pedagang Tuding Pengundian Lapak Teras Malioboro Beskalan Tak Transparan

Dwi Agus - detikJogja
Minggu, 12 Jan 2025 14:40 WIB
Para pedagang dari Paguyuban Pedagang Malioboro Tri Dharma walk out saat proses pengundian lapak Teras Malioboro Beskalan, Sabtu (11/1/2025).
Para pedagang dari Paguyuban Pedagang Malioboro Tri Dharma walk out saat proses pengundian lapak Teras Malioboro Beskalan, Sabtu (11/1/2025). Foto: Dok Paguyuban Pedagang Tri Dharma.
Jogja -

Pedagang Teras Malioboro menuding pengundian lapak Beskalan tidak transparan. Hal ini tidak terlepas adanya 72 pedagang yang menempati lapak di Beskalan tanpa melalui pengundian.

Hal itu sebagaimana diungkapkan Ketua Paguyuban Tri Dharma, Arif Usman. Aris mengatakan, 72 lapak di Teras Malioboro Beskalan sudah ada yang tertempati. Seluruhnya tanpa melalui mekanisme pengundian. Selain itu penempatannya juga strategis karena berada di lantai 1.

"Beskalan ada 406 lapak dan itu diundi. Tapi UPT sudah tempatkan 72 lapak di lantai 1 tanpa diundi. Padahal dari kita ada 374, komitmen dengan Pak Pj Wali Kota, anggota diakomodir semua di Beskalan," jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (12/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pertemuan awal, Usman melanjutkan, Pemkot Jogja sepakat untuk mengakomodir pertimbangan pedagang dari Paguyuban Tri Dharma. Hanya saja dalam realisasi, Usman menilai ada ketidakadilan. Terbukti dengan penempatan 72 lapak tanpa proses pengundian.

Sebanyak 72 lapak tersebut, lanjutnya, adalah pedagang yang menempati Teras Malioboro Ketandan. Pada awalnya menempati lapak lantai 2 Ketandan. Namun akhirnya meminta pindah ke Beskalan lantai 1.

ADVERTISEMENT

"Jadi awalnya Beskalan itu klir steril dan (Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya) UPT Ekwanto menyatakan Ketandan sudah penuh, tapi kenapa undian di Beskalan itu kita tidak semua masuk. Ternyata undian Ketandan yang dapat di lantai 2 minta ke UPT pindah ke Beskalan dan itu diakomodasi tanpa ada undian lapak," katanya.

Pedagang Walk Out Saat Pengundian

Kondisi ini membuat para pedagang dari Paguyuban Tri Dharma protes. Suasana pengundian lapak yang berlangsung di Giwangan, Kota Jogja, Sabtu (11/1/2025) berlangsung ricuh.

Usman menganggap pihak UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya tidak transparan. Terbukti dengan adanya penempatan 72 pedagang tanpa proses pengundian. Padahal awalnya para pedagang tersebut telah ditempatkan di Teras Malioboro Ketandan lantai 2.

"Kami walk out pengundian. Kalau fair harusnya Beskalan kosongan karena sudah selesai di Ketandan. Di Ketandan harusnya full, tidak boleh ada pedagang Ketandan minta jatah ke Beskalan. Itu yang kami tentang," tegasnya.

Usman menyebut para pedagang yang menempati Ketandan terdiri dari sejumlah komunitas. Mayoritas adalah pedagang yang juga tergabung dalam Paguyuban Tri Dharma. Tercatat total anggota paguyuban ini mencapai 831 pedagang.

"Ketandan itu komunitasnya macam macam sebagian dari kita, 831 digerogoti masih solid 374 pedagang. Sehingga sebagian besar masuk Ketandan dan yang solid kita pertahankan di Beskalan," ujarnya.

Terkait langkah selanjutnya, Usman mengaku sedang berkoordinasi dengan anggota paguyuban. Terlebih penempatan lapak Teras Malioboro Beskalan dijadwalkan Selasa (14/1).

"Langkah selanjutnya masih koordinasi dengan teman teman yang lain. Tapi yang pasti kemarin kami walk out karena lapak bisa di-request tanpa ikut undian lagi," katanya.

detikJogja telah berusaha mengkonfirmasi Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Ekwanto melalui sambungan telepon maupun pesan singkat. Hanya saja hingga berita ini ditulis belum mendapatkan respons apapun.




(apl/aku)

Hide Ads