Batu berukir berukuran besar yang merupakan bagian dari arca ditemukan di jalur proyek jalan tembus Prambanan-Gunungkidul. Benda tersebut ditemukan di selatan Situs Cagar Budaya Gupolo, Padukuhan Gunungsari, Kalurahan Sambirejo, Prambanan, Sleman.
Pantauan detikJogja, batu tersebut memiliki ukuran di bagian tengah. Diameter batu tersebut hampir 2 meter. Menurut keterangan yang diterima, batu tersebut awalnya berada di tengah proyek. Namun, batu itu kini telah digeser agak ke atas.
Adapun lokasi temuan berada di daerah perbukitan. Di sisi utara tempat ditemukannya batu terdapat bukit dengan struktur susunan menyerupai batuan candi. Selain itu, terdapat situs cagar budaya di sekitar lokasi temuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Carik Kalurahan Sambirejo, Mujimin, mengatakan batu tersebut ditemukan saat pekerja melakukan proses pengerukan jalan. Batu itu kini kemudian diamankan.
"Kemarin pas ada pengerukan jalan ini kebetulan ada ditemukan itu sepotong batu yang itu memang ada bentuk arca tapi sekarang sudah diamankan," kata Mujimin saat ditemui wartawan di lokasi penemuan batu, Senin (6/1/2025).
Mujimin bilang temuan ini kemungkinan berasal dari arca yang sebelumnya ditemukan. Sebab, pada tahun 50-an sempat ada longsor yang mengakibatkan arca besar jatuh dan patah.
"Karena sebetulnya di arca gupala ini dulu pernah ada cerita ini ada arca besar tapi karena itu tahun 50-an ada peristiwa tanah longsor di tempat ini sehingga arca yang besar itu ikut jatuh sehingga patah. Nah patahan itu mungkin bagian dari ini," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa dari cerita yang berkembang di masyarakat, di lokasi tersebut digunakan sebagai bengkel untuk membuat arca. Hal itu mengacu dengan keberadaan situs dan keberadaan batu-batuan yang biasa digunakan untuk membuat arca.
"Kami tidak begitu paham sepaham kami sebagai masyarakat bahwa tempat ini dulu bisa dikatakan sebagai bengkel untuk membuat patung," ujarnya.
Pun menurutnya tak menutup kemungkinan adanya potensi temuan benda cagar budaya lain di lokasi tersebut. Mengingat di wilayah Prambanan memang banyak temuan-temuan candi.
"Kalau potensi dimungkinkan ada, potensi karena di Sambirejo ini banyak peninggalan sejarah purbakala sehingga banyak. Tetapi di lokasi ini saya kira agak jauh agak aman karena itu di pinggir saya kira ini sudah diteliti oleh instansi terkait kalau untuk penemuan-penemuan saya kira hanya di titik ini," ujarnya.
Sementara itu, Pamong Budaya Ahli Madya Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Septi Indrawati saat dikonfirmasi mengatakan, temuan batu bagian arca itu dilaporkan pada 7 Desember 2024. Pihaknya kemudian melakukan pengerukan secara manual selama 10 hari dari tanggal 11 Desember.
"Temuannya mulai diketahui atau dilaporkan tanggal 7 Desember 2024, mulai digali secara manual tanggal 11 Desember 2024," kata Septi saat dihubungi wartawan hari ini.
Adapun batu temuan itu berupa dudukan arca yang terkubur di dalam tanah. Batu tersebut saat ditemukan dalam kondisi patah.
"Batu dudukan arca panjang 2,9 meter, lebar 1,8 meter, dan tebal 0,9 meter dalam kondisi patah," ucapnya.
Septi mengatakan, batu tersebut kemungkinan besar terbawa oleh longsor. Dugaan itu muncul karena kondisi batu yang sudah patah dan adanya temuan lain di sekitar lokasi. Selain itu terdapat catatan sejarah di tahun 1950-an adanya longsor di wilayah tersebut.
"Temuan itu juga mungkin runtuhan dari lokasi di atasnya, tampaknya seperti itu yang kita amankan itu tampaknya runtuhan karena dilihat dari bekas patahan batunya itu bukan terdeposit dari tempat lain dan faktor lain itu terdapat bencana salah satu yang terinformasikan ke kami tahun 54 ada bencana longsor," jelas dia.
Selain batu tersebut, pihaknya juga menemukan adanya blok batu yang kemungkinan besar merupakan bagian dari candi. "Kemungkinan juga dari tebing-tebing di sekitarnya," ujarnya.
Dudukan arca tersebut, lanjut Septi, diperkirakan dari abad 9 Masehi. Perkiraan itu muncul dengan membandingkan temuan benda bersejarah lain di sekitar lokasi seperti Candi Ijo dan lain sebagainya. Akan tetapi hal itu masih perlu diperdalam dengan penelitian.
"Kita hanya membandingkan dengan temuan di (Candi) Ijo dan area lainnya, temuannya sekitar akhir abad 9, bahkan di Ijo itu juga di tahun 1.200 hampir semasa dengan Penanggungan itu masih kita temukan. Kalau dari rentang waktu jadi tidak hanya berhenti di masa Mataram Kuno di abad 8-9," katanya.
Adanya temuan benda bersejarah ini, pihak BPK Wilayah X meminta kepada kontraktor untuk berhati-hati saat melakukan penggalian. Sebab, masih ada potensi temuan lain di wilayah tersebut.
"Jadi memang lokasi itu adalah kawasan cagar budaya jadi memang harus hati-hati. Jadi kemungkinan kalau ada temuan ya harus koordinasi. Dari pelaksana memberikan waktu kepada kami untuk melakukan penyelamatan dan pengamanan," pungkasnya.
(afn/aku)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030