Seorang pria pejalan kaki tewas usai terperosok ke gorong-gorong di Jalan Wates Km 11, Argorejo, Kapanewon Sedayu, Bantul. Ternyata lokasi kejadian langganan banjir saat hujan.
Panewu Sedayu, Anton Yulianto menuturkan pihaknya sudah kerap bersurat ke sejumlah instansi terkait. Harapannya agar ada perbaikan saluran drainase dan lainnya. Hanya saja belum mendapatkan respons yang solutif.
"Musim hujan ini saja sudah tiga kali meluap dan menutupi jalan. Hal tersebut sudah beberapa tahun disampaikan. Terakhir di Musrenbang Kapanewon 2024 kami ekspose," jelas Anton saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (16/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anton menilai kondisi ini sangat membahayakan bagi kendaraan dan pejalan kaki karena luapan air bisa menutupi ruas jalan. Munculnya kasus pejalan kaki tewas akibat terperosok gorong-gorong ini pun menjadi catatan penting.
"Ini sudah ada petugas PU (DPUPKP) yang survei. Masalahnya ada beberapa, dari pelat penutup anjlok, pelat patah, saluran menyempit, sampah nyangkut, bak kontrol terbuka tanpa pelindung dan pengaman. Ini bahaya," ungkapnya.
![]() |
Anton mengaku pihak Kapanewon Sedayu telah bersurat ke sejumlah instansi. Ini karena kewenangan penanganan merupakan lintas instansi. Terlebih status Jalan Wates yang merupakan kategori Jalan Nasional.
Dia berharap agar segera ada penanganan sehingga keselamatan pejalan kaki maupun pengendara terjamin. Setidaknya tidak muncul genangan air saat hujan.
"Kewenangannya lintas instansi. Kami sudah sampaikan ke PU Bantul untuk prioritas yang berkait keselamatan pengguna jalan dulu. Untuk penanganan banjir tentu butuh waktu yang lebih panjang untuk tertangani," ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Sedayu AKP Jarwanto berharap peristiwa ini mendapatkan perhatian dari instansi terkait. Luapan air, lanjutnya, sangat berbahaya bagi pengguna jalan. Ini karena ruas jalan tertutup sepenuhnya.
Dia mencontohkan genangan air yang muncul pada Minggu (15/12) sore. Luapan air dengan ketinggian betis orang dewasa mengalir dari ruas jalan sisi utara ke selatan. Kondisi ini kerap terjadi saat hujan lebat.
"Karena banjir itu dengan intensitas tinggi, airnya menggenang sehingga kondisi jalan tidak terlihat oleh pengguna jalan dan bisa membuat kecelakaan lalu lintas," kata Jarwanto.
"Kalau hujan deras, jalan tertutup full lalu terjadi penyempitan karena kendaraan akan berjalan ke tengah. Tidak terlihat ada lubang dan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan air," lanjutnya.
![]() |
Untuk diketahui, seorang pria pejalan kaki terperosok dan hanyut di gorong-gorong Jalan Wates Km 11, Argorejo, Sedayu, Bantul, Minggu (15/12) petang. Berawal saat pria tersebut berjalan dari barat menuju timur. Diduga tak mengetahui adanya gorong-gorong, pria tersebut terjerembab.
Warga setempat sempat melakukan pertolongan pertama. Namun karena derasnya arus air membuat tubuh korban hanyut dengan cepat. Ditambah lagi kondisi gorong-gorong yang sepenuhnya tertutup.
"Pejalan kaki dari barat ke timur lalu terjerembab karena tidak tahu ada lubang gorong-gorong. Kejadiannya Minggu sore mendekati magrib. Saat itu memang hujan deras dan debit air gorong-gorong naik," kata Humas Kantor Basarnas DIY, Pipit Eriyanto.
(rih/dil)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM