PWNU DIY soal Mundurnya Gus Miftah: Jadi Contoh buat Pejabat Lain

PWNU DIY soal Mundurnya Gus Miftah: Jadi Contoh buat Pejabat Lain

Tim detikJogja - detikJogja
Rabu, 11 Des 2024 07:00 WIB
Massa yang menamakan diri Aliansi Santri Jalanan menggelar aksi demo tolak Gus MiftahΒ mundur dari Utusan Presiden, di Titik Nol Kilometer, Kota Jogja, Senin (9/12/2024).
Massa yang menamakan diri Aliansi Santri Jalanan menggelar aksi demo tolak Gus Miftah mundur dari Utusan Presiden, di Titik Nol Kilometer, Kota Jogja, Senin (9/12/2024). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja
Jogja -

Keputusan Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden direspons sejumlah massa dengan berunjuk rasa di Jogja, Senin lalu. Mereka meminta Presiden Prabowo Subianto menolak pengunduran diri Miftah. Begini respons PWNU DIY soal itu.

Sekretaris Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY, Muhajir, mengatakan pengunduran diri seorang pejabat publik itu adalah hak.

"Seorang pejabat publik menjadi pembicaraan publik, kemudian memutuskan untuk mengundurkan diri, ya kita harus menghargai itu, itu hak mereka untuk mengundurkan diri. Jadi bagi kami sah-sah saja," kata Muhajir saat dihubungi wartawan, Selasa (10/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut saya malah menjadi contoh juga buat pejabat-pejabat publik yang lain ya. Pertama agar berhati-hati juga dalam bertindak, berbicara, terlebih di ruang-ruang publik, karena pejabat publik itu harus bisa menjadi contoh, pejabat publik itu harus menjadi teladan," sambungnya.

Muhajir mengatakan, Presiden Prabowo juga berhak menerima atau menolak pengunduran diri Miftah.

ADVERTISEMENT

"Menurut saya juga tidak elok jika presiden menahan untuk tidak menerima atas pengunduran dirinya ini, karena kan tadi, itu hak yang juga harus dihormati gitu," ujar dia.

Senin (9/12) lalu, sekelompok orang yang mengatasnamakan diri Aliansi Santri Jalanan berunjuk rasa di Titik Nol Kilometer Kota Jogja. Mereka menolak Miftah mundur dari jabatannya sebagai Utusan Presiden setelah videonya saat mengolok-olok penjual es teh dalam acara selawatan jadi viral.

Di sisi lain, setelah video itu viral, banyak pula warganet yang menyuarakan agar Miftah mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

Menurut Muhajir, dua pendapat yang berbeda itu juga merupakan hak masyarakat. Meski demikian, Muhajir mempertanyakan soal aksi massa yang menolak pengunduran diri Miftah.

"Kita juga harus tahu, ini sebetulnya, apakah ini hanya gelombang murni saja gitu? ini genuine atau ini ada apa sebetulnya? Nah, itu yang sebetulnya juga menarik untuk dilihat itu, apakah ini gerakan murni itu," ucap Muhajir.

Muhajir bilang, mundurnya Miftah tidak menjadi persoalan lantaran masih banyak tokoh yang memiliki kapasitas dan integritas yang bisa menggantikan posisinya.

"Poin saya bahwa di Indonesia ini banyak orang yang memiliki kapasitas, kapabilitas, untuk menjadi pejabat publik, yang bisa menjadi teladan, memiliki integritas, memiliki empati sosial. Jangan alasan misalnya, oh nggak ada orang gitu, itu kan terlalu naif ya. Negara sebesar Indonesia kan nggak mungkin hanya satu orang," kata Muhajir.

"Di kalangan Nahdlatul Ulama misalnya, kalau dibutuhkan, staf khusus presiden terkait urusan moderasi beragama dan kerukunan umat beragama. Baik, tingkatan regional, bahkan global internasional," imbuh dia.

Viral Gus Miftah Olok-olok Bakul Es Teh

Seperti diketahui, potongan video Gus Miftah yang mengolok-olok penjual es teh saat ceramah di Magelang jadi viral di media sosial. Banyak warganet mengecam ucapan Miftah.

Momen yang viral itu terjadi saat acara selawatan di Lapangan Drh Soepardi, Sawitan, Kabupaten Magelang, Rabu (20/11). Saat itu penjual es teh bernama Sunhaji sedang menawarkan dagangannya kepada jemaah selawatan.

Dalam potongan video viral, awalnya Gus Miftah bertanya kepada Sunhaji.

"Es tehmu jik okeh ra? Masih, yo kono didol *** (Es teh kamu masih banyak atau tidak? Masih, ya sana dijual. Selanjutnya disensor)," ucap Gus Miftah dari atas panggung. Sontak para jemaah tertawa.

"Dol'en ndisik ngko lak rung payu, wis, takdir (kamu jual dulu, nanti kalau belum laku, ya sudah, takdir)," sambung Gus Miftah.

Usai videonya viral hingga mendapat respons negatif dari warganet, Gus Miftah lalu menemui langsung Sunhaji di rumahnya untuk meminta maaf, Rabu (4/12).

Pernyataan Gus Miftah Saat Mengundurkan Diri

Gus Miftah pada akhirnya mengundurkan diri sebagai Utusan Khusus Presiden, sebagaimana dia sampaikan dalam tayangan live CNN Indonesia pada Jumat (6/12) pekan lalu.

"Hari ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan dan dengan penuh kesadaran. Saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam..., setelah berdoa, bermuhasabah, dan beristikharah," ucap Gus Miftah di Ponpes Ora Aji, Sleman, Jumat (6/12/2024).

"Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," sambungnya.




(dil/dil)

Hide Ads