4 Pentingnya Menjaga Sopan Santun dalam Berdakwah

4 Pentingnya Menjaga Sopan Santun dalam Berdakwah

Nur Umar Akashi - detikJogja
Jumat, 06 Des 2024 12:39 WIB
Suitable to use as Social Media Content, Greeting Cards, UI, Landing Page, Mobile Apps, Cover Illustration, Poster and Website. Vector Illustration
Ilustrasi dakwah. Foto: Getty Images/whisnu anggoro
Jogja -

Dalam berdakwah, seorang muslim harus mengedepankan sopan santun, karena termasuk dalam adab berdakwah. Lantas, seberapa penting menjaga sopan santun kala berdakwah? Berikut ini pembahasan lengkapnya.

Sebelumnya, apa itu dakwah? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, dakwah adalah penyiaran atau propaganda. Dakwah juga bisa dimaknai sebagai penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat, seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama.

Allah SWT telah berfirman mengenai perintah dakwah dalam Al-Quran. Tepatnya di surat Ali-Imran ayat 104, Allah SWT berfirman:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Artinya: "Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung."

ADVERTISEMENT

Namun, sebelum mulai berdakwah, seorang muslim mesti paham bahwasanya dalam menyebarkan agama Islam, sopan santun adalah hal penting. Kenapa? Berikut ini sejumlah alasannya.

Alasan Sopan Santun Penting dalam Berdakwah

1. Mengikuti Perintah Allah SWT dalam Al-Quran

Dalam surat Ali Imran ayat 104 di atas, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk berdakwah, dengan cara menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah munkar. Dirujuk dari laman NU Lampung, dalam kitab Tanbih al-Ghafilin, dijelaskan bahwasanya ada 5 hal yang harus diperhatikan kala menegakkan amar ma'ruf nahi munkar, yakni:

  • Didasarkan pada ilmu sehingga seorang pendakwah harus punya ilmu yang cukup.
  • Didasarkan niat yang baik. Artinya, dakwah dilakukan semata-mata mencari ridha Allah SWT, bukan mencari kekayaan atau pengaruh orang lain.
  • Menggunakan bahasa yang santun. Alhasil, apa yang disampaikan bisa menyejukkan dan menentramkan untuk para pendengarnya.
  • Memerlukan kesabaran.
  • Memiliki implikasi. Maksudnya, dakwah harus bisa memberikan dampak positif sehingga bisa memicu 'perbaikan' dalam diri orang lain.

2. Mencontoh Cara Dakwah Rasulullah SAW

Bagi umat Islam, Nabi Muhammad SAW adalah teladan paling baik. Nah, dalam berdakwah, Nabi Muhammad SAW selalu mengimplementasikan sikap lemah lembut dan sopan santun. Hal ini sesuai dengan salah satu hadits yang artinya:

"Sesungguhnya lemah lembut tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan memperkeruhnya," (HR Abu Dawud, diambil dari Jurnal al-Ashriyyah berjudul 'Urgensi Lemah Lembut dalam Metode Dakwah Rasulullah SAW' oleh Setyo Kurniawan).

Contoh konkretnya, suatu ketika, Nabi Muhammad mendapat salam dari orang-orang Yahudi. Namun, salam tersebut justru berisi laknat dan doa jelek untuk sang nabi. Mendengar hal tersebut, Aisyah langsung meradang dan balik menjawab dengan emosi.

Alih-alih mendukung istrinya, Nabi Muhammad justru menegur Aisyah. Ia berpesan kepada Aisyah, "Hindarilah kekerasan dan perbuatan kasar,". Kemudian, Nabi Muhammad membalas salam jelek tadi dengan sebuah salam perdamaian.

Pun juga dalam salah satu riwayat, Anas bin Malik menuturkan,

"Rasulullah itu tidak pernah mencaci maki, mengolok-olok, dan berkata kotor. Ketika mencela seseorang dari kami yang berbuat salah. Beliau membalas dengan ucapan, 'Kepalanya penuh debu,'". (HR Bukhari).

3. Sikap Kasar dan Caci Maki Hanya Berdampak Buruk Saja

Perilaku kasar dan caci maki adalah lawan dari sikap lemah lembut dan sopan santun. Dirujuk dari situs resmi Dinas Syariat Islam Pemerintah Kota Banda Aceh, Ustadz Teuku Azhar Ibrahim LC menjelaskan:

"Dakwah adalah sebuah pekerjaan penuh kesantunan dan keteladanan. Tentunya menjadi sangat jika ada da'i dalam menyampaikan dakwahnya dengan cara kasar dan caci maki dengan kata-kata tidak pantas sehingga terkesan da'i itu tidak berakhlak," ujarnya.

Dengan tindak tanduk penuh sopan santun, pesan dakwah akan lebih mudah diterima oleh pendengarnya. Pasalnya, melalui akhlak dan perilaku hidup seseorang, target dakwah bisa menilai baik-buruknya isi dakwah yang disampaikan.

4. Bahasa Dakwah yang Santun Punya Peranan Besar

Diringkas dari jurnal bertajuk 'Santun Berbahasa dalam Dakwah' oleh Indrawati, menggunakan bahasa santun saat berdakwah adalah hal penting untuk dilakukan.

Namun, tetap perlu diingat bahwasanya bahasa yang digunakan sebaiknya tidak menakut-nakuti, tetapi senantiasa berdasar kebenaran. Selain itu, hindari pula kata-kata yang sekiranya bisa menyinggung atau menyakiti orang lain.

Dengan memakai bahasa yang santun, seorang pendakwah menunjukkan rasa hormat terhadap pendengarnya. Para hadirin yang mendengarkan akan merasa dihargai dan dihormati. Alhasil, materi dakwah yang disampaikan jadi lebih mudah diterima.

Nah, itulah penjelasan ringkas mengenai urgensi atau pentingnya menjaga sopan santun dalam berdakwah. Semoga pembahasannya mencerahkan, ya!




(par/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads