Kronologi Pertempuran 10 November Secara Singkat Beserta Tokohnya

Kronologi Pertempuran 10 November Secara Singkat Beserta Tokohnya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Jumat, 08 Nov 2024 19:11 WIB
Twibbon Hari Pahlawan 2024
Ilustrasi Hari Pahlawan 10 November. Foto: Bingkai.id Detikcom
Jogja -

Tiap 10 November, masyarakat Indonesia memperingati Hari Pahlawan, yang dilatarbelakangi Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Sudah tahu jalan peristiwa pertempurannya? Berikut ini kronologi singkat Pertempuran 10 November dan tokohnya.

Dikutip dari laman resmi Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (Instiki), 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959. Peringatan ini bertujuan untuk mengenang perjuangan para pahlawan bangsa.

Jelang peringatannya pada 10 November 2024, salah satu hal yang bisa detikers lakukan adalah mengetahui secara detail kronologi Pertempuran Surabaya. Tidak perlu repot mencari, di bawah ini telah detikJogja siapkan kronologi ringkasnya untuk detikers baca.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kronologi Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Kisah jalannya Perang Surabaya ini diringkas dari skripsi bertajuk Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya oleh Vilomena Theorina HB dari Universitas Sanata Dharma.

Kecurigaan Rakyat Indonesia

Pada September 1945, sejumlah anggota Allied Mission diterjunkan oleh Angkatan Udara Inggris, RAF (Royal Air Force) di tanah air. Mereka mendarat dan tanpa memberitahu Pemerintah Indonesia, langsung mendirikan markas besar.

ADVERTISEMENT

Hal ini menimbulkan spekulasi di tengah rakyat bahwasanya Belanda, dengan membonceng Inggris dan sekutu, akan kembali mencengkeram Indonesia. Lalu, setelah beberapa anggota Allied Mission didaratkan, pasukan sekutu mulai mengirim pasukan.

Pada 25 Oktober 1945, dengan berat hati, pasukan sekutu (Inggris) diizinkan rakyat dan pimpinan daerah dengan berat hati. Selagi proses pendaratan tersebut, para pimpinan daerah dan komando Inggris terus menjalani perundingan yang panjang dan rumit.

Pendaratan pasukan Inggris ini disusupi pejabat-pejabat NICA (Netherlands Indies Civil Administration) dan tentara Belanda. Mereka bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan Belanda di pulau-pulau Indonesia, terkhusus Jawa dan Sumatera.

Bentrokan Pecah pada 28 Oktober 1945

Sikap Inggris yang turut mencampuri urusan Indonesia kemudian memperuncing situasi. Akibatnya, pada 28 Oktober 1945, pecah pertempuran. Tak hanya senapan mesin, mortir juga turut bersuara memekakkan telinga hari itu.

Sasaran pertempuran adalah gedung yang dikuasai sekutu, di antaranya adalah gedung penjara, lapangan udara, RRI, dan gedung bekas HBS. Hanya dalam waktu satu hari, pasukan sekutu sudah terdesak dan banyak tentara Gurkha yang tewas.

Demi mencegah hancurnya pasukan Surabaya, komando Inggris menghubungi pimpinan bangsa Indonesia, Presiden Soekarno. Kedatangan Presiden Soekarno yang kemudian bermusyawarah dengan Brigjen Mallaby berhasil meraih kembali perdamaian.

Terbunuhnya Jenderal Mallaby

Kendati perundingan telah disebarkan, tidak semua rakyat mengetahuinya. Gedung Internatio jadi salah satu sumber konflik. Pasukan Inggris di dalam gedung tersebut menembaki rakyat secara membabi buta sehingga menimbulkan kemarahan.

Kemudian, dicobalah untuk menghentikan aksi pasukan Inggris dalam gedung tersebut. Delegasi Indonesia yang masuk justru ditawan. Pasukan Inggris kembali menembak dan terjadilah baku tembak. Akibatnya, Brigjen Mallaby yang berada di mobilnya di luar gedung tersebut tewas.

Namun, tidak jelas siapa yang membunuh sang jenderal. Kematian ini menimbulkan akibat serius. Pasukan sekutu mengancam jika pembunuh Brigjen Mallaby tidak menyerahkan diri, Inggris akan menggempur baik dari darat, laut, maupun udara.

Hingga 9 November 1945, suasana di Surabaya tampak tenang dan aman-aman saja. Pun juga tak terjadi bentrokan antara Inggris dengan Indonesia. Namun, dengan diam-diam, Inggris telah menyiapkan sejumlah pasukan di Surabaya, termasuk dengan perlengkapan modern seperti panser, tank, dan pesawat terbang.

Pada 9 November itu juga, pesawat-pesawat Inggris menyebarkan ultimatum di Surabaya. Isinya yang dianggap merendahkan kemudian oleh rakyat ditanggapi dengan tegas dan keras. Mereka menolak ultimatum tersebut dan siap berjuang.

Pecahnya Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Pemerintah pusat Indonesia telah coba menghubungi Inggris untuk merundingkan masalah, tetapi ditolak. Akhirnya, pada pukul 23.10 WIB malam, Gubernur Suryo mengucapkan pidato melalui RRI Surabaya yang isinya menyerukan perjuangan.

Rakyat menanggapi pidato tersebut dengan sorak-sorai perjuangan. Mereka telah bulat untuk melawan sekutu. Rakyat langsung bekerja keras menyiapkan pertahanan kota. Sejumlah barikade dan kubu-kubu pertahanan dibuat di berbagai sudut.

Pada 10 November 1945, pukul 06.00, kapal-kapal dari The 5th Cruiser Squadron mulai menembakkan meriamnya. Pertempuran lalu berkembang dengan sengitnya. Salah satunya di lapangan terbang Morokrembangan.

Dari pihak Indonesia, elemen-elemen tentara beserta satuan-satuan lain, serta tentunya pemuda Surabaya berjuang dengan gigih berani. Pada hari pertama tersebut, pertempuran berlangsung sengit di sekitar pelabuhan.

Bentrokan keras ini berjalan terus hingga akhir November 1945. Kala itu, usai berjuang dengan gigih berani hanya berbekal senjata seadanya, TKR dan pejuang lainnya mundur dan menyusun pertahanan di luar kota.

Akhir Pertempuran Surabaya

Memasuki minggu ketiga, garis pertempuran berada di wilayah Diponegoro-Darmo-Gubeng. Artinya, Inggris telah berhasil menguasai β…˜ bagian Surabaya. Rencananya, β…• bagiannya lagi akan dituntaskan pada 25 November 1945.

Usai jatuhnya Wonokromo, satu-satunya pertahanan Surabaya yang masih aktif terletak di Gunungsari. Tempat ini adalah lokasi pertahanan terakhir pasukan-pasukan pelajar. Sisa-sisa pejuang Indonesia terus berkumpul di tempat tersebut. Namun, tempat tersebut juga takluk setelah Inggris mengirimkan pasukannya dengan didahului tank-tank Sherman.

Menurut informasi dari laman resmi Universitas Insan Cita Indonesia, tak kurang dari 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban. Pun juga tercatat 150.000 orang terpaksa mengungsi. Dari pihak Inggris, 1.600 orang tewas, hilang, dan luka.

Tokoh-tokoh Pertempuran Surabaya

Di antara tokoh-tokoh Pertempuran 10 November adalah:

1. Gubernur Suryo

Bernama asli Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo, beliau adalah Gubernur Jawa Timur yang terkenal dengan pidatonya. Pidato Gubernur Suryo terkenal dengan sebutan 'Komando Keramat' yang berhasil memotivasi pejuang dan rakyat Surabaya untuk bertempur gagah berani.

2. Bung Tomo

Tokoh kedua adalah Bung Tomo atau Sutomo, seorang pahlawan nasional yang lahir pada 3 Oktober 1920 di Surabaya. Perannya dalam pertempuran berdarah ini adalah pidato bersejarahnya yang berhasil membangkitkan semangat rakyat Surabaya. Selain pidato, Bung Tomo juga memimpin Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) selama pertempuran.

3. Mayjen Sungkono

Mayjen Sungkono adalah Komandan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang bertanggung jawab terhadap pertahanan seluruh kota. Di samping memberikan semangat melalui pidato, Mayjen Sungkono juga memimpin langsung pertempuran.

4. KH Hasyim Asy'ari

Tokoh yang terkenal sebagai pendiri Nahdlatul Ulama ini juga punya andil besar dalam Pertempuran Surabaya. Pada 22 Oktober 1945, KH Hasyim Asy'ari bersama sejumlah ulama kemudian mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad yang memotivasi para santri untuk berjuang.

5. Mayjen Moestopo

Dirujuk dari laman resmi Universitas Prof Dr Moestopo, sebelum Pertempuran Surabaya, Moestopo telah mendapat pendidikan militer dari Jepang. Saat pertempuran 10 November 1945 pecah, Moestopo menjabat sebagai komandan BKR Jawa Timur.

Nah, itulah kronologi ringkas pertempuran 10 November 1945 dan tokoh-tokohnya. Semoga bermanfaat!




(par/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads