GP Ansor Ungkap Vulgarnya Peredaran Miras di Jogja, Buka Toko Terang-terangan

GP Ansor Ungkap Vulgarnya Peredaran Miras di Jogja, Buka Toko Terang-terangan

Dwi Agus - detikJogja
Minggu, 03 Nov 2024 14:32 WIB
Apel Akbar Banser menolak peredaran miras di Ponpes Minggir, Sleman, Minggu (3/11/2024).
Apel Akbar Banser menolak peredaran miras di Ponpes Minggir, Sleman, Minggu (3/11/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja
Sleman -

Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Abdul Muiz sebut peredaran minuman beralkohol di Jogja levelnya sangat meresahkan. Beberapa toko bahkan berdiri dekat rumah ibadah dan fasilitas pendidikan.

Menurutnya fenomena ini menjadi bukti bahwa para penjual minuman beralkohol tidak lagi takut. Mereka berani menjual secara terang-terangan tanpa memandang tata aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.

"Kondisi saat ini saya rasa memang sudah sangat mengkhawatirkan. Toko-toko yang berjualan miras sekarang ini sudah berani buka secara terang-terangan. Dekat masjid ada, dekat madrasah juga ada," jelasnya saat ditemui di Ponpes Minggir Gus Muwafiq, Sleman, Minggu (3/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia lalu mencontohkan penganiayaan santri Krapyak di Jogja beberapa hari lalu. Para pelaku ternyata mengonsumsi miras di sebuah outlet yang ada tak jauh dari pesantren.

"Kita memberikan peringatan keras jangan sampai ini terulang khususnya di Jogja. Kami punya komitmen untuk mengawal keistimewaan di Jogjakarta khususnya. Ciptakan kerukunan antarsuku, ras, etnis dan agama dengan menolak miras," katanya.

ADVERTISEMENT

Kondisi ini pula yang mendasari kegiatan Apel Akbar 10.000 Banser DIY, hari ini. Termasuk pembentukan Satgas Khusus Banser Anti Miras. Harapannya dapat membantu pemerintah dan kepolisian dalam mengawasi peredaran minuman beralkohol.

"Kami fokus pada generasi muda karena bonus demografi ini kalau kemudian ini tidak kita kawal maka Indonesia emas di 2045 itu tidak ada. Tinggal 21 tahun lagi, ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menyiapkan generasi muda," ujarnya.

Sementara itu Ketua GP Ansor Sleman Ariyanto Nugroho menuturkan keberadaan toko maupun penjual minuman beralkohol di lingkungan pendidikan nyata apa adanya. Kondisi ini semakin parah dalam beberapa tahun terakhir.

"Dulu relatif sembunyi-sembunyi sekarang relatif terbuka dan bisa diakses dengan gampang oleh generasi muda kita. Menurut data sebagian besar atau penjualan-penjualan terbanyak di Sleman, bahkan dekat lingkungan pendidikan," katanya.

Secara gamblang dia mencontohkan sejumlah toko minuman beralkohol yang berdiri di daerah pendidikan. Seperti Kapanewon Depok, Mlati, dan Gamping. Wilayah-wilayah tersebut, lanjutnya, dikelilingi oleh sekolah maupun kampus.

Kondisi ini secara tidak langsung mencoreng citra Jogja sebagai kota pendidikan. Tidak sedikit perantau bahkan orang tua yang mempercayakan anaknya bersekolah di Jogja, menjadi khawatir karena peredaran minuman beralkohol juga semakin masif.

"Kita ketahui sebagian besar perguruan tinggi ada di Kabupaten Sleman juga. Saya yang juga seorang pendidik, sangat khawatirkan nanti punya dampak. Orang tua juga takut melepaskan anaknya untuk kuliah di Jogja," ujarnya.




(ahr/rih)

Hide Ads