La Nina menjadi sebuah istilah yang mungkin masih terdengar asing ditelinga sebagian masyarakat Indonesia. Padahal fenomena tersebut diperkirakan bakal muncul, sehingga dampak La Nina di Indonesia perlu untuk diketahui oleh setiap orang.
Merujuk dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI, diperkirakan bahwa fenomena La Nina bakal terjadi mulai akhir tahun 2024 ini. Bahkan puncak musim hujan diprediksi akan terjadi mulai bulan November sampai Desember 2024 pada wilayah Indonesia di bagian barat. Sementara itu, wilayah Indonesia di bagian timur baru akan mengalami puncak musim hujan sejak bulan Januari sampai Februari 2025.
Sementara itu, BMKG juga memprediksi La Nina dapat memberikan dampak yang cenderung bervariasi di setiap wilayah Indonesia. Lantas seperti apa dampak La Nina di Indonesia yang perlu diwaspadai oleh masyarakat? Mari simak rangkuman informasinya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian La Nina
Sebelum mengetahui dampak La Nina di Indonesia, terlebih dahulu mari mengenal secara lebih dekat dengan istilah La Nina itu sendiri. Menurut buku 'Ensiklopedia Fenomena Alam Seri III' oleh Tjahjono Tri, La Nina merupakan fenomena yang terjadi akibat penurunan suhu pada permukaan laut di Samudra Pasifik.
Kemudian terjadinya La Nina mengakibatkan terjadinya pergeseran arus hangat dari wilayah Papua ke Amerika. Tidak hanya itu saja, perubahan curah hujan juga terjadi di wilayah-wilayah tersebut. Kemudian di bagian barat cenderung mengalami kekeringan, sedangkan di kawasan timur justru lebih lembap.
Sementara itu, dijabarkan dalam jurnal 'Analisis Anomali Curah Hujan Periode Musim Hujan Saat Terjadi La-Nina di NTB' karya Suci Agustiarini, dkk., pengertian La Nina adalah sebuah fenomena yang termasuk dalam kategori El Nino-Southern Oscillation (ENSO). Fenomena ini dapat dimonitor berdasarkan besarnya anomali suhu pada permukaan laut di wilayah Pasifik Barat.
La Nina sendiri ternyata diambil dari bahasa Amerika Latin. Seperti diungkap dalam jurnal 'El Nino, La Nina dan Dampaknya Terhadap Kehidupan di Indonesia' karya Sani Safitri, La Nina berasal dari bahasa yang digunakan oleh penduduk lokal Amerika Latin untuk menjuluki bayi perempuan. La Nina sendiri merupakan kebalikan dari El Nino.
Apabila El Nino mengakibatkan suhu yang meningkat pada muka laut kawasan Pasifik, La Nina justru berwujud kondisi cuaca yang normal kembali setelah El Nino terjadi. Inilah yang membuat La Nina memberikan dampak tertentu pada wilayah Indonesia.
Ciri-ciri La Nina
Setelah mengetahui pengertian dari La Nina, mari mencermati lebih dekat ciri-ciri dari fenomena tersebut. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, La Nina melibatkan dua wilayah berbeda yaitu kawasan dekat Papua yang terletak di Indonesia dan Amerika Selatan. Saat terjadinya La Nina, kedua wilayah tersebut akan mengalami curah hujan yang cenderung berbeda. Sebagai gambaran, berikut ciri-ciri La Nina yang masih dikutip dari buku sebelumnya:
- Adanya angin pasat yang terjadi sepanjang tahun menuju ke arah barat dengan kecepatan yang semakin menguat, kemudian terjadi secara satu arah dalam kecepatan angin yang cenderung normal.
- Suhu udara akan berubah menjadi menurun dibandingkan suhu normal pada umumnya.
- Terjadinya curah hujan yang tinggi di kawasan Papua, Indonesia.
- Lalu terjadi curah hujan yang rendah di kawasan Peru, Amerika Selatan.
- Berpengaruh pada massa air hangat yang terbawa ke arah Pasifik Barat.
Tidak hanya itu saja, terdapat ciri-ciri La Nina yang berkaitan erat dengan kondisi angin. Dijelaskan dalam majalah 'Klima Anomali Iklim: Antara Sisi Bencana dan Sisi Keberkahannya' yang diterbitkan oleh Kedeputian Bidang Klimatologi BMKG, bahwa salah satu ciri yang dapat dilihat pada saat terjadinya La Nina adalah semakin kuatnya terjadinya angin pasat.
KBBI mendefinisikan angin pasat sebagai angin di lapisan bawah atmosfer yang bertiup di daerah luas dan berasal dari daerah antisiklon subtropis menuju ke khatulistiwa. Angin pasat memiliki arah utama yang bergerak dari timur laut di belahan Bumi bagian utara dan dari tenggara di belahan Bumi bagian selatan.
Kemudian masih merujuk dari majalah tersebut disampaikan bahwa sirkulasi angin sebagai ciri La Nina akan berskala luas dengan komponen arah dari timur ke barat. Tidak hanya semakin kuat, angin tersebut juga dapat memicu peningkatan anomali suhu udara permukaan maupun suhu permukaan laut di Samudra Pasifik.
Penyebab La Nina
Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan terjadinya fenomena La Nina. Masih merujuk dari jurnal yang sama, dapat diketahui bahwa La Nina disebabkan oleh anomali suhu yang mencolok di kawasan perairan Samudra Pasifik. Tidak hanya itu, penyebab La Nina juga terjadi karena angin pasat yang bergerak jauh dari normal.
Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya La Nina. Bahkan perbedaan arus laut di perairan Samudra Pasifik juga dapat menjadi penyebab La Nina bisa terjadi. Tidak hanya itu saja, Widya Prarikeslan, MSi dalam bukunya 'Oseanografi' menjelaskan setidaknya ada tiga faktor penyebab La Nina bisa terjadi. Berikut uraian lengkapnya:
- Saat angin pasat bertiup dari tekanan tinggi menuju ke tekanan yang rendah.
- Air hangat yang ada di kawasan Samudra Pasifik berkumpul di pantai wilayah Australia maupun Indonesia.
- Angin pasat berubah arah, yang tadinya bergerak dari timur ke barat menjadi barat ke timur.
Dampak La Nina di Indonesia
Setelah mengetahui sejumlah informasi penting terkait La Nina, saatnya bagi detikers mencermati secara lebih dekat terkait dampak La Nina di Indonesia. Sebagai fenomena yang berkaitan dengan anomali suhu dan iklim, La Nina memberikan dampak yang berkaitan dengan cuaca di Indonesia.
Masih merujuk dari laman resmi BMKG, dampak La Nina di Indonesia menyebabkan kondisi yang lebih basah di wilayah Indonesia. Hal ini berkaitan dengan curah hujan yang diprediksi akan lebih panjang daripada biasanya. Bukan hanya itu saja, La Nina juga membuat puncak musim hujan yang diperkirakan akan mulai dari bulan November 2024 maupun Januari 2025 dapat berlangsung dalam periode waktu yang sama atau bahkan bisa lebih maju dibandingkan pada umumnya.
Apabila curah hujan begitu tinggi, dapat memicu sejumlah bencana tertentu. Misalnya saja banjir, tanah longsor, hingga iklim yang lebih dingin. Kemudian dijelaskan dalam jurnal yang sama, dampak La Nina di Indonesia juga dapat mengakibatkan banjir yang besar di Indonesia.
Hal tersebut dapat terjadi lantaran daerah Pasifik Barat mengalami curah hujan yang tinggi. Inilah yang membuat Indonesia dapat mengalami peningkatan risiko terhadap bencana alam misalnya banjir maupun tanah longsor.
Mitigasi La Nina
Lantas bagaimana cara mitigasi La Nina yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko bencana? Diungkap dalam buku 'Buku Ajar Mitigasi Bencana Akibat Perubahan Iklim' karya Achmad Siddik Thoha, dkk., dijelaskan bahwa La Nina memberikan potensi peningkatan curah hujan. Inilah yang membuat mitigasi bencana hidrometeorologi di Indonesia perlu mendapatkan perhatian.
Sebagai informasi, mitigasi bencana hidrometeorologi adalah upaya yang dilakukan agar dapat memperkecil jumlah korban jiwa sekaligus kerugian materi yang diakibatkan oleh terjadinya bencana alam. Sebagai gambaran, berikut beberapa mitigasi yang dapat dilakukan:
- Menyediakan ruang terbuka hijau seluas 30% dari total luas wilayah setiap daerah.
- Meningkatkan pembangunan bendungan dan waduk di wilayah hulu hingga hilir.
- Menciptakan kerja sama antarpemerintah daerah yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan.
- Melakukan evaluasi terhadap rancangan pembangunan daerah.
- Meningkatkan penelitian faktor fisiko dan pemodelan bencana hidrometeorologi.
Sementara itu, dijelaskan dalam buku 'Mengenal La Nina dan El Nino Serta Dampaknya Terhadap Pertanian Indonesia' oleh Farzan Ghazi, fenomena La Nina dapat memberikan dampak pada sektor pertanian. Inilah yang membuat perlu dilakukannya mitigasi agar dapat mengurangi dampak dari bencana yang dihasilkan oleh fenomena tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait dengan jenis tanaman yang cocok ditanam pada setiap iklim yang ada di Indonesia.
Kemudian mitigasi La Nina di bidang pertanian juga dapat dilakukan dengan menanam lebih dari satu tumbuhan untuk mengakalinya. Hal ini perlu dilakukan saat mengalami kekhawatiran akan terjadinya anomali iklim.
Demikian tadi rangkuman penjelasan mengenai dampak La Nina di Indonesia lengkap dengan pengertian, ciri-ciri, penyebab, dan mitigasinya. Semoga informasi ini membantu.
(sto/sip)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan