Terdapat sebuah temuan baru yang menyatakan ular king cobra kini terbagi menjadi 4 spesies berbeda. Lantas seperti apa gambaran terkait 4 spesies ular king cobra tersebut? Berikut penjelasannya.
Sebagaimana diketahui, ular king cobra termasuk jenis reptil yang memiliki bisa dan dianggap mematikan apabila menggigit lawan atau mangsanya. Dijelaskan dalam buku 'Buku Pintar Hewan Buas' karya Jumanta, ular king cobra yang banyak diketahui memiliki nama ilmiah Ophiophagus hannah. Tidak hanya dikenal sebagai ular berbisa terpanjang di dunia, spesies ular yang satu ini juga memiliki habitat utama yang hanya bisa dijumpai di wilayah tertentu.
King cobra dapat dijumpai di rawa-rawa, dataran rendah, lahan pertanian, hingga semak-semak. Bukan hanya itu, wilayah persebaran ular king cobra berada di wilayah India, Indonesia, Kamboja, Thailand, Myanmar, Laos, Filipina, Bangladesh, Bhutan, hingga China Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun selama ini king cobra dikenal hanya memiliki satu spesies saja, tetapi siapa sangka bahwa ternyata ditemukan 4 spesies berbeda dari ular jenis ini. Penasaran ingin mengetahui lebih dekat dengan ke-4 spesies ular king cobra ini? Simak baik-baik penjelasannya berikut.
4 Spesies Ular King Cobra
Mengutip dari laman Down to Earth, terdapat sebuah tim peneliti yang melakukan riset terkait ular king cobra selama hampir dua dekade lamanya. Penelitian tersebut dipimpin oleh sosok bernama P Gowri Shankar. Dijelaskan bahwa P Gowri Shankar dan timnya menemukan terdapat empat garis keturunan ular king cobra yang terpisah secara geografis. Namun demikian, spesies-spesies kandidat tersebut dalam tahap confirmed candidate species (CCS).
Adapun empat spesies ular king cobra yang dimaksud berasal dari sejumlah negara yang terletak di wilayah Asia. Ular king cobra spesies pertama merupakan hewan endemik asli India yang merupakan garis keturunan dari Ghats Barat. Kemudian spesies kedua justru ditemukan di daratan Asia yang tersebar secara luas di wilayah India Utara, India Timur, Tiongkok, dan Thailand.
Selanjutnya spesies king cobra ketiga merupakan garis keturunan yang dapat dijumpai di wilayah Kepulauan Sunda Besar, Semenanjung Melayu, hingga sebagian Filipina. Sementara itu, spesies terakhir justru terisolasi di Pulau Luzon yang ada di Filipina.
Sementara itu, dikutip dari jurnal 'Taxonomic revision of the king cobra Ophiophagus hannah (Cantor, 1836) species complex (Reptilia: Serpentes: Elapidae), with the description of two new species' yang ditulis oleh P Gowri Shankar, dkk., dijelaskan bahwa penelitiannya ini didasarkan pada taksonomi king cobra dengan nama ilmiah Ophiophagus. Kemudian di dalam penelitiannya, P Gowri Shankar dan timnya membatasi konsep Ophiophagus hannah itu sendiri.
Ditemukan bahwa pada wilayah Sunda Besar, Semenanjung Melayu, dan bagian selatan Filipina terdapat populasi spesies king cobra berupa Ophiophagus bungarus. Kemudian terdapat dua spesies baru yang disebut sebagai Ophiophagus kaalinga di wilayah Ghats Barat, India dan Ophiophagus salvatana yang menghuni wilayah Pulau Luzon, Filipina Utara.
Perbedaan 4 Spesies Ular King Cobra
Meskipun merupakan jenis ular king cobra, 4 spesies yang telah disebutkan sebelumnya memiliki perbedaan satu sama lain yang menarik untuk diketahui. Seperti diungkap dalam laman Live Science, Kartik Shanker yang terlibat dalam penelitian tersebut menjelaskan perbedaan dari 4 spesies ular king cobra yang telah dipaparkan sebelumnya. Adapun perbedaan yang dapat diketahui pada spesies-spesies ular king cobra tersebut diklasifikasikan berdasarkan habitat dan perilaku tersendiri.
Kartik Shanker memaparkan spesies ular king cobra yang ada di Thailand memiliki ciri khusus yang mampu membedakannya dengan spesies yang lain. Ciri khusus yang dimaksud dapat dilihat pada bagian tubuhnya yang terdapat setidaknya 70 tanda serupa cincin berwarna putih. Berbeda dengan spesies di Thailand yang corak cincinnya terlihat jelas, pada spesies yang dijumpai di Filipina justru sebaliknya yaitu terlihat tidak begitu jelas.
Tidak hanya dapat dilihat pada karakteristik tubuhnya, spesies ular yang ditemukan dalam penelitian tersebut juga mengidentifikasi perilaku dan menemukan perbedaan. Salah satunya yang berkaitan dengan cara ular betina dalam menangani telur-telurnya.
Dikatakan bahwa sebagian spesies ular cenderung berusaha mengumpulkan bahan-bahan tertentu untuk dijadikan sebagai sarang agar telur-telurnya dapat terlindungi dengan baik. Namun demikian, pada spesies yang lainnya justru ditemukan bahwa ular betina memilih mengerami telur-telurnya yang mirip dilakukan seperti seekor burung. Keberagaman perilaku ini dapat memiliki perbedaan, salah satunya bergantung pada wilayah tempat spesies ular tersebut tinggal.
Kemudian disampaikan juga oleh Kartik Shanker bahwa pengumpulan data terkait ular berbisa menjadi salah satu tugas yang sangat menantang. Bahkan penelitian yang dipimpin oleh P Gowri Shankar ini membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun lamanya agar dapat menemukan ular yang dapat dipelajari dengan baik.
Manakah yang Lebih Ganas dari 4 Spesies Ular King Cobra Tersebut?
Terkait dengan hal ini, belum ditemukan penjelasan yang merujuk pada seberapa ganas efek dari bisa yang dihasilkan dari spesies-spesies ular tersebut. Hal ini dikarenakan penelitian oleh P Gowri Shankar dan timnya dilakukan dengan mengidentifikasi berdasarkan sisik dari ular hidup dan jaringan otot ular yang ditemukan telah mati akibat tertabrak.
Masih mengacu dari sumber yang sama, dijelaskan bahwa para peneliti juga melakukan identifikasi terhadap DNA yang terdapat dalam setiap inti sel spesies ular king cobra tersebut. Inilah yang mampu membawa mereka menemukan keempat spesies ular king cobra yang dipaparkan di dalam hasil penelitian bukan berasal dari satu spesies, melainkan memiliki garis keturunan atau genetik yang terpisah satu sama lainnya.
Demikian tadi sekilas penjelasan mengenai 4 spesies ular king cobra beserta perbedaannya. Semoga informasi ini mampu menambah wawasan detikers, ya.
(sto/apl)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM