Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul mengungkapkan alasan penutupan mulut gua yang ditemukan pada Selasa (16/10) di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), Planjan, Saptosari. Penutupan itu agar tidak ada orang yang masuk dan malah merusak gua tersebut.
"Kami setelah koordinasi dengan beberapa pihak, dan arahan dari pimpinan maka kami lakukan koordinasi dengan pelaksana pembangunan jalan untuk ditutup," kata Kepala DLH Gunungkidul, Hary Sukmono kepada detikJogja, Rabu (16/10/2024).
Hary menyebut jika kabar gua itu semakin viral nantinya bakal banyak orang yang ingin masuk untuk melihat gua tersebut. Di sisi lain, pihaknya belum bisa memastikan kelaikan gua tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kita mengantisipasi kelaikan gua jika ada orang yang berkunjung. Karena itu berisiko rentan jika terjadi runtuh dan sebagainya," ujarnya.
"Selain itu, kami juga mengantisipasi bagian dari menyelamatkan fenomena alam itu, mengantisipasi vandalisme orang masuk ke gua dan merusak fenomena geologi itu," lanjut Hary.
Hary menyebut bakal berkoordinasi dengan ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengkaji gua tersebut.
"Untuk kelanjutannya, kami sudah koordinasi dengan Fakultas Geografi UGM, khususnya dengan Prof. Eko Haryono, seorang ahli karst. Nah, nanti kita kaji lebih dalam lagi seperti apa kelanjutan dari kondisi yang ada di lapangan," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, video yang menunjukkan temuan gua di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Planjan, Saptosari, Gunungkidul ramai di media sosial. Namun, saat ini gua tersebut sudah ditutup dengan batu kapur.
"Guo neng JJLS Planjan Saptosari," tulis akun Instagram @ceritagunungkidul seperti dilihat detikJogja, Rabu (16/10).
Warga Planjan, Warijan mengatakan bahwa gua tersebut ditemukan Selasa (15/10) pukul 21.30 WIB oleh pekerja proyek pembangunan JJLS. Warijan mengaku sempat datang dan melihat isi gua tersebut.
"Gua itu ditemukan malam tadi, dan saya juga sempat masuk. Untuk masuk harus merangkak karena mulut gua sempit," katanya kepada wartawan di Planjan, Rabu (16/10).
(rih/ahr)
Komentar Terbanyak
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Jokowi Diadukan Rismon ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong