Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Kota Jogja menggelar kegiatan Pados Jodho untuk memfasilitasi pegawainya yang belum menikah. Hal ini dilakukan lantaran berdasarkan hasil survei di lingkungan Pemkot Jogja banyak yang usia di atas 40 tahun tapi belum menikah.
Sekretaris Korpri Kota Jogja, Dedi Budiono, menjelaskan dari hasil survei diketahui ada 134 pegawai di lingkungan Pemkot Jogja yang belum menikah. Dari jumlah tersebut didominasi pegawai dengan usia di atas 40 tahun.
"Kita melaksanakan pendataan itu sekitar dua bulan yang lalu, kita melaksanakan survei, kita kirim ke masing-masing OPD divisi pendataan," ungkapnya kepada wartawan di Kompleks Balai Kota Jogja, Rabu (16/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dari jumlah tersebut, Dedi membeberkan, didapati pegawai perempuan 84 orang dan sisanya laki-laki. Sedangkan rentang usianya didominasi kalangan usia 40 tahun ke atas 37,9 persen, usia 39-39 tahun berjumlah 29,9 persen dan usia 20-29 tahun ada 32,2 persen.
"PNS di lingkungan Pemkot Jogja ini banyak yang muda, jadi kita rekrut PNS di tahun 2021-2023 itu kurang lebih ada 600-an PNS muda, dan masih banyak yang belum menikah," paparnya.
Adapun faktor yang membuat banyak PNS Pemkot Jogja belum menikah, diterangkan Dedi, dari hasil survei paling banyak disebabkan karena kesibukan mereka dalam pekerjaannya.
"Kenapa teman-teman ini belum menikah, ya kemungkinannya banyak, tapi yang bisa kami ukur itu salah satunya berkaitan dengan kesibukan pekerjaan," ungkapnya.
Atas dasar itu lah, menurut Dedi, pihaknya sepakat menggelar kegiatan Pados Jodho yang juga bertepatan dengan HUT Korpri. Untuk teknis pelaksanaannya, pihaknya menggandeng Forum Ta'aruf Indonesia (Fortais).
"Pendataan kedua sifatnya sudah mengisi biodata, mengisi formulir pendaftaran yang isinya lengkap identitasnya. Sampai hari ini yang sudah mendaftar jumlahnya 45 peserta," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Fortais, Rian Budi Nuryanto, mengatakan pelaksanaan Pados Jodho akan dilangsungkan secara tertutup. Sehingga identitas para pesertanya pun akan dirahasiakan.
"Peserta akan mengirimkan CV berisi gambaran dia seperti apa, termasuk yang dicari seperti apa," jelas Rian.
Pendaftaran Pados Jodho sendiri masih dibuka hingga 15 November mendatang. Selanjutnya, CV peserta akan diteliti sebelum nantinya saling dipasangkan.
"Acaranya cukup ringkas, sistemnya nanti hanya mereka datang, registrasi, setelah itu nanti kita kasih pembekalan, setelahnya masing-masing nanti akan mempresentasikan dengan kita pandu, kemudian akan kita pertemukan, ini nanti berpeluang dengan siapa, ini dengan siapa," pungkasnya.
(apl/ahr)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan