Tersangka paedofil homoseksual di Gamping, Sleman, EDW alias Hendrik (29) mengaku pernah menjadi korban sodomi. Berikut sederet pengakuan teranyar Hendrik kepada polisi.
Aksi predator gay paedofil ini ternyata sudah berlangsung sejak 2019 silam. Aksinya pun berhenti karena diciduk polisi.
"Berhenti ya karena ada pelaporan dari orang tua salah satu korbannya," jelas Kapolsek Gamping AKP Sandro Dwi Rahadian saat ditemui di Mapolsek Gamping, Sleman, Kamis (10/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, total ada 22 laki-laki yang menjadi korban predator ini. Ironisnya mayoritas korban merupakan siswa SD-SMP.
Dihimpun detikJogja, Kamis (10/10/2024), berikut pengakuan Hendrik predator paedofil gay itu:
Beraksi Sejak 2019
Polisi menyebut Hendrik mengakui aksinya berawal pada tahun 2019 dan berlanjut hingga saat ini. Aksi bejat itu baru berhenti karena dia ditangkap pada 24 September 2024.
"Korban itu teridentifikasi 2019 sampai 2024 sebanyak 22 korban, kemudian dari dari 22 korban itu saat ini ada yang statusnya masih anak-anak lalu dewasa," ujar Sandro.
Pernah Jadi Korban Pelecehan
Kepada polisi, Hendrik juga mengaku pernah menjadi korban pelecehan sesama jenis. Pelaku disebut tetangga Hendrik sendiri.
"Jadi pelaku awalnya ngaku korban juga, pernah disodomi terhadap pelaku oleh tetangganya. Sesudah besar dia melakukan pelecehan seksual tapi tidak semua disodomi," katanya.
Ajak Korban Nonton Film Porno
Sandro menyebut sebelum beraksi, Hendrik mempertontonkan film porno kepada anak di bawah umur yang menjadi korbannya. Video yang dipertontonkan pelaku bukan hubungan sesama jenis dan digunakan untuk memancing birahi korban.
"Jadi awal mulanya dari keterangan pelaku dan korban awalnya anak-anak diajak nonton video porno. Ini cara dia merangsang anak-anak disetelkan video porno. Nonton bareng dan mulai diraba-raba," tutur Sandro.
Tak hanya itu, Hendrik juga menjejali doktrin ke korbannya jika hubungan sesama jenis adalah normal. "Jadi pelaku ini menanamkan bahwa tindakannya tidak salah, sehingga korban tidak trauma. Ini juga modus yang dilakukan pelaku," ujarnya.
Rekam Video Mesum
Mirisnya, tindakan amoral itu juga direkam Hendrik. Polisi pun menemukan bukti berupa video hubungan tak senonoh di komputer dan gawai milik pelaku.
Pada awalnya penyidik hanya bisa mendapatkan bukti sembilan video, karena pelaku sempat menghapus sejumlah video asusilanya. Hanya saja video yang terhapus ini sempat dikembalikan dan akhirnya mendapatkan 15 bukti video.
"Dari barang bukti diamankan di CPU kita update lagi karena beberapa sudah dihapus dan coba munculkan, ternyata terdapat ada 15 video dari CPU dan HP. HP ada 5 video lalu CPU ada 10 video, lalu ada foto 10 juga," ujarnya.
Bikin Rumah Jadi 'Markas' Korbannya
Hendrik juga mengaku membuat rumahnya menjadi tempat nongkrong dengan menyediakan fasilitas WiFi gratis. Tak hanya itu, dia juga sering menyajikan beragam masakan ke anak-anak yang datang agar betah.
"Dari korban rata-rata teman nongkrong, yang suka nongkrong di situ karena ada WiFi dan pelaku sering masak untuk anak-anak ini. Anak-anak juga sempat bawa beras, bawa telur, lalu mi untuk dimasak pelaku," ujarnya.
Saat ini polisi masih mendalami dugaan korban lain dari Hendrik. Ada dugaan korban masih bertambah karena belum semuanya melapor.
(ams/cln)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas