Awal Mula Terungkapnya Aksi Bejat Hendrik Predator Gay di Sleman

Awal Mula Terungkapnya Aksi Bejat Hendrik Predator Gay di Sleman

Dwi Agus - detikJogja
Jumat, 11 Okt 2024 13:54 WIB
Kapolsek Gamping AKP Sandro Dwi Rahadian saat rilis kasus di Mapolsek Gamping, Rabu (9/10/2024).
Kapolsek Gamping AKP Sandro Dwi Rahadian saat rilis kasus predator gay di Mapolsek Gamping, Rabu (9/10/2024). Foto: dok. Dwi Agus/detikJogja
Sleman -

Tenaga lepas atau outsourcing office boy (OB) sebuah TK di Kapanewon Gamping, Sleman, EDW alias Hendrik (29) ditetapkan sebagai tersangka kasus pemerkosaan terhadap 22 laki-laki di bawah umur. Polisi mengungkap awal mula kasus ini terungkap.

Kapolsek Gamping AKP Sandro Dwi Rahadian mengatakan orang tua salah satu korban curiga dengan perubahan perilaku anaknya. Kemudian ia melihat isi ponsel anaknya dan mendapati ada file rekaman video pencabulan.

"Semenjak nongkrong dengan pelaku anaknya berubah perilakunya. Lalu ibunya pada saat anaknya tertidur karena curiga lalu membuka handphone anaknya. Ada video pencabulan terhadap rekan korban. Lalu berlanjut membuat laporan," kata Sandro saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (11/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sandro menuturkan dari hasil penyidikan, perubahan sikap hampir dialami seluruh korban Hendrik. Selain perubahan sikap dan karakter, anak juga kerap menghabiskan waktu di rumah Hendrik.

Kondisi ini terjadi setiap harinya. Anak semakin menjaga jarak dengan orang tua dan cenderung emosional. Selain itu juga mulai tertutup dari yang awalnya ramah dan akrab dengan orang tuanya.

ADVERTISEMENT

"Awal mulanya ada laporan dari seorang ibu datang ke Polsek kami yang pada awalnya ibu ini datang ke Polsek bukan untuk melapor tapi curhat menceritakan kegelisahan yang dialami. Menceritakan anaknya mengalami perbedaan karakter, yang tadinya lurus jadi berani sama orang tua, pulang malam dan nongkrong di rumah pelaku," jelasnya.

Sandro melanjutkan, pada awalnya orang tua korban tidak menaruh kecurigaan. Ini karena sosok Hendrik disebut juga aktif dalam kegiatan di kampungnya. Salah satunya dengan mengajarkan kesenian tari kerakyatan.

Diketahui Hendrik kerap mengajarkan seni tari kepada anak-anak kampungnya. Terutama saat mendekati karnaval atau ada kegiatan kesenian. Ini pula yang membuat Hendrik bisa dekat dengan para korbannya.

"Kalau di TK itu cuma sebagai OB, tapi kalau di Kampung itu sebagai pengajar tari. Jadi pelaku punya keahlian jatilan, ketika ada kegiatan di desa atau kalurahan dia mengajarkan kepada anak-anak di situ," katanya.

Untuk saat ini kepolisian masih mendalami penyidikan kepada tersangka. Termasuk mencari saksi dan bukti lainnya. Terlebih aksi Hendrik ini sudah berlangsung sejak 2019 hingga September 2024.

Selain melampiaskan nafsu menyimpang, didapati pula fakta Hendrik pernah menjadi korban aksi serupa. Tepatnya saat masih usia anak-anak. Tindakan tersebut akhirnya yang menjadi inspirasi dan memunculkan aksi pencabulan dengan korban 22 laki-laki.

"Pelaku menurut keterangannya dulunya pada saat masih kecil pernah jadi korban penyimpangan seksual juga dari tetangga pelaku yang saat ini terjadi kepada korban-korbannya. Semoga jumlah korban tidak bertambah lagi, tapi saat ini masih kami dalami," imbuhnya.




(rih/apu)

Hide Ads