Mitos Duduk di Atas Bantal Bikin Bisulan, Benarkah?

Mitos Duduk di Atas Bantal Bikin Bisulan, Benarkah?

Nur Umar Akashi - detikJogja
Rabu, 14 Agu 2024 14:29 WIB
Ilustrasi duduk di atas bantal
Ilustrasi duduk di atas bantal Foto: Pexels/SHVETS production
Jogja -

Salah satu mitos termasyhur di bumi Nusantara adalah bahwasanya duduk di atas bantal dapat menyebabkan bisul. Sejatinya, apakah mitos ini dapat dibenarkan dengan penjelasan medis? Berikut ini pembahasannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, bisul adalah bintil yang membengkak pada kulit berisi nanah dan bermata. Sementara itu, Healthline mengartikan bisul (furunkel) sebagai infeksi bakteri pada folikel rambut dan jaringan-jaringan di sekitarnya.

Kemunculan bisul di bagian pantat seseorang kerap kali diasosiasikan dengan perilaku duduk di atas bantal. Sampai sekarang, sebagian masyarakat masih meyakini kebenaran mitos ini, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak pembahasan yang telah detikJogja siapkan melalui uraian di bawah ini sampai tuntas!

Mitos Duduk di Atas Bantal

Dirangkum dari Jurnal Ilmu Budaya bertajuk 'Keuniversalan Budaya Nusantara dalam Pemali Dilarang Duduk di Atas Bantal: Semiotika Roland Barthes' oleh Syamsul Rijal, mitos bisul akibat duduk di atas bantal tersebar secara universal di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Ungkapan ini dapat dijumpai di berbagai suku seantero Indonesia dengan redaksi sesuai bahasa masing-masing. Misalnya, di Jawa, ungkapannya adalah 'Ojo lungguh ning nduwur bantal mundhak wudunen', sedangkan di Bali menjadi 'De negak didur galenge, busul nyen'.

Tak hanya dua suku tersebut, total, 21 etnik memiliki larangan duduk di atas bantal. Berikut ini beberapa di antara suku-suku tersebut lengkap dengan bunyi mitosnya:

  • Banjar: Pamali duduk di atas bantal kaina babisul.
  • Batak: Ulang ko juguk i ginjang battali, naron marbisul ho.
  • Dayak Punan: Jodo ngaq to muruk pupung lunan, afut ngaburuk lutuk.
  • Mandailing: Inda tola juguk di ginjang bantal, naron baro'on.
  • Toraja: Dau nokkoi batalak bundungan ko dakok.

Lebih lanjut, dijelaskan dalam dokumen berjudul An Analysis a Myth of "Don't Sit on Pillow, You'll Have Ulcers" by Using Structural Theory karya Dyan Sethya Nugroho, salah satu alasan munculnya mitos ini adalah tabiat anak-anak yang kurang baik. Pasalnya, mereka sering duduk di atas bantal yang notabene merupakan tempat kepala.

Kepala adalah bagian 'hulu' yang mendapat penghormatan sehingga tidak pantas bila bantal sebagai tempat kepala bersandar diduduki. Adapun bisul, hal ini bisa saja hanyalah simbol agar anak-anak memahami adanya hukuman bila suatu larangan dilanggar.

Mitos ini juga tidak lepas dari nilai-nilai kultural dan historis masyarakat Nusantara yang dipegang teguh bahwasanya bantal hanyalah berfungsi sebagai alas kepala. Sebagai benda yang erat kaitannya dengan kepala, tentu tidak pantas bila diduduki pantat selaku area tempat keluarnya kotoran.

Benarkah Duduk di Atas Bantal Bikin Bisulan?

Dilansir detikHealth, sejauh ini, belum ada penelitian atau pembuktian medis yang secara langsung mendukung anggapan duduk di atas bantal menyebabkan bisul. Kendati demikian, bisul di pantat bisa saja timbul akibat duduk di atas bantal kotor.

Apa kaitannya? Bisul umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat menerobos masuk melalui luka di kulit dan menyebabkan infeksi. Usai terserang, sistem kekebalan tubuh akan coba melawan.

Perlawanan sel darah putih untuk membasmi bakteri inilah yang menyebabkan timbulnya bisul. Bisul sendiri berbentuk mirip jerawat dengan isi nanah. Sering kali, kondisi ini akan sembuh dengan sendirinya.

Nah, dirujuk dari New York Post, sarung bantal yang tidak dicuci dapat memiliki hingga tiga juta bakteri hanya dalam waktu satu minggu! Jumlah bakteri ini bahkan 17.000 kali lebih banyak dibandingkan yang ada di dudukan toilet.

Oleh karena itu, para ahli menganjurkan sarung bantal untuk diganti secara rutin, setidaknya satu minggu sekali. Dokter Hadley King menjelaskan,

"Saat tidur, Anda mengontaminasi sprei tempat tidur (termasuk bantal) dengan sel-sel kulit mati (sekitar 50 juta per hari), keringat, riasan, losion, rambut, dan apa pun yang Anda peroleh sepanjang hari, mulai dari serbuk sari dan bulu hewan peliharaan hingga jamur, partikel kotoran, bakteri, dan partikel virus," ujarnya dikutip detikJogja pada Selasa (13/8/2024).

Bila dibiarkan dalam kondisi kotor dan dipakai secara kontinyu, bakteri di sarung bantal dapat menyebabkan banyak masalah, mulai dari jerawat hingga bisul. Terlebih, bagi orang-orang yang memiliki kulit sensitif.

Singkat kata, memang benar bahwasanya belum ada penelitian yang membuktikan kaitan langsung antara bisul dengan duduk di atas bantal. Namun, tidak menutup kemungkinan duduk di atas bantal kotor menyebabkan bisul.

Cara Mengatasi Bisul di Pantat

Diringkas dari Medical News Today, bisul di pantat bisa sembuh dengan sendirinya (sama dengan bisul di bagian tubuh lainnya). Namun, dalam kasus yang parah, diperlukan antibiotik atau bahkan, operasi untuk mengatasinya.

Langkah-langkah yang dapat membantu meredakan bisul adalah sebagai berikut:

  1. Buat kompres hangat dengan cara merendam kain bersih dalam air panas.
  2. Kompres bagian yang sakit hingga mengeluarkan nanah.
  3. Jika terasa nyeri, pertimbangkan untuk mengonsumsi ibuprofen atau asetaminofen.
  4. Jaga area bisul tetap bersih dan hindari perilaku menyentuh atau menggosoknya.
  5. Jika bisul pecah, tutup dengan perban atau kasa untuk mencegah bakteri menyebar.
  6. Perlu dicatat bahwasanya bisul sebaiknya tidak diutak-atik, ditusuk, dipencet, atau ditusuk. Bila seseorang melakukan hal ini, bisul bisa menjadi lebih meradang dan dengannya, memperburuk infeksi bakteri.

Demikian penjelasan lengkap mengenai benar tidaknya mitos duduk di atas bantal bikin bisulan. Semoga menjawab rasa ingin tahu detikers, ya!




(sto/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads