Cicak menjadi salah satu hewan yang kerap disebut sebagai pengganggu karena alasan tertentu, sehingga ada sebuah anggapan bahwa cicak harus dibunuh. Lantas seperti apa pandangan Islam mengenai anjuran membunuh cicak? Berikut penjelasannya.
Merujuk dari buku 'Ensiklopedia Hewan Ovipar' yang disusun oleh M Sumarto, cicak termasuk hewan reptil yang dapat dijumpai pada dinding-dinding rumah maupun pohon. Secara umum, cicak berwarna abu-abu hingga kehitaman dengan ukuran sekitar 10 cm.
Meskipun cicak tidak termasuk hewan yang berbahaya dan dapat menyerang manusia, keberadaannya justru kerap membuat tidak nyaman karena hewan ini selalu membuang kotorannya secara sembarangan. Bukan hanya itu saja, terdapat anjuran untuk membunuh cicak dalam pandangan Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu kenapa cicak harus dibunuh? Berikut penjelasannya yang dilengkapi dengan hadits mengenai hal tersebut.
Hukum Membunuh Cicak dalam Islam
Sebelum mengetahui alasan membunuh cicak, mari terlebih dahulu memahami secara lebih dekat terkait hukum membunuh cicak dalam Islam. Disebutkan dalam buku 'Rumah Muslim Yang Ditakuti Setan: Kunci Dahsyat Rumahku Adalah Surgaku' karya Indah Permatasari SPd, ada sebuah hadits yang menjelaskan terkait binatang yang diperintahkan untuk dibunuh. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits oleh Sa'ad bin Abi Waqqash:
"Bahwa Nabi SAW memerintahkan untuk membunuh cicak dan beliau menamakannya fuwaisiqah (binatang jahat yang kecil)" (HR. Muslim).
Anjuran untuk membunuh cicak juga disampaikan dalam riwayat hadits yang lain. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa membunuh cicak dengan sekali pukulan, ditulis baginya seratus kebajikan, barangsiapa yang membunuhnya pada pukulan yang kedua maka baginya kurang dari itu, dan pada pukulan yang ketiga baginya kurang dari itu" (HR. Muslim).
Sementara itu, menurut buku '100 Pertanyaan & Jawaban Seputar Islam' oleh Salamuddin Abubakar Yusuf, terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim mengenai anjuran membunuh cicak. Berikut bunyi hadits yang dimaksud:
ΩΨ§ΩΩ Ψ±ΩΨ³ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩ Ψ΅ΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΨ³ΩΩ Ω Ω ΩΨͺΩ ΩΨ²ΨΉΨ© ΩΩ Ψ£ΩΩ ΨΆΨ±Ψ¨Ψ© ΩΩΩ ΩΨ°Ψ§ ΩΩΨ°Ψ§ ΨΨ³ΩΨ© ΩΩ Ω ΩΨͺΩΩΨ§ ΩΩ Ψ§ΩΨ·Ψ±ΩΨ© Ψ§ΩΨ«Ψ§ΩΩΨ© ΩΩΩ ΩΨ°Ψ§ ΩΩΨ°Ψ§ ΨΨ³ΩΨ© Ψ§ΩΨ―ΩΩ Ψ§ΩΨ£ΩΩΩ ΩΨ₯Ω ΩΨͺΩΩΨ§ ΩΩ Ψ§ΩΨΆΨ±Ψ¨Ψ© Ψ§ΩΨ«Ψ§ΩΨ«Ψ© ΩΩΩ ΩΨ°Ψ§ ΩΩΨ°Ψ§ ΨΩΨ³ΩΩΩΨ©Ω ΩΩΨ―ΩΩΩΩ Ψ§ΩΨ«Ψ§ΩΩΨ©
Artinya: "Barangsiapa membunuh waza (cicak) dengan sekali pukulan, Allah akan mencatatnya 100 kebaikan, dan dengan dua kali pukulan, kurang dari itu (100) = 50 kebaikan, dan dengan tiga kali pukulan, kurang dari itu (50) = 25 kebaikan" (HR. Muslim).
Kisah Cicak Menurut Ajaran Islam
Lantas mengapa terdapat anjuran membunuh cicak menurut Islam? Ternyata ada alasan yang melatarbelakanginya. Masih merujuk dari buku yang sama, cicak dikisahkan sebagai hewan yang ikut meniup api ketika Nabi Ibrahim AS dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud. Cicak sengaja melakukannya agar kobaran api yang ada di sekitar Nabi Ibrahim AS semakin membesar.
Tidak hanya berkaitan dengan peristiwa pembakaran hidup-hidup Nabi Ibrahim AS, cicak juga menjadi fuwaisiqah atau hewan jahat yang kecil karena memberi tahu keberadaan Nabi Muhammad SAW kepada para kafir Quraisy. Kejadian tersebut berlangsung saat Nabi Muhammad SAW sedang berada di dalam gua.
Kemudian dalam buku 'Tadabbur For The Future' karya By Siswa-Siswi SD Muhammadiyah 4 Malang, dikatakan bahwa cicak termasuk hewan yang fasik. Sebagai informasi, fasik merupakan istilah yang menggambarkan perilaku yang merusak dan tidak taat kepada Allah SWT. Hal inilah yang membuat terdapat anjuran membunuh cicak di dalam ajaran Islam.
Demikian tadi penjelasan mengenai hukum membunuh cicak lengkap dengan alasan hal tersebut harus dilakukan. Semoga informasi ini dapat menjawab rasa penasaran dari detikers.
(sto/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi