Sederet Kecurigaan Anak Bu Nunuk soal Haji Furoda Ternyata Backpacker

Regional

Sederet Kecurigaan Anak Bu Nunuk soal Haji Furoda Ternyata Backpacker

Fatichatun Nadhiroh - detikJogja
Kamis, 25 Jul 2024 13:43 WIB
Anak dan menantu Bu Nunuk, pemilik kedai STMJ legendaris di Surabaya yang meninggal di Tanah Suci.
Bu Nunuk, pemilik kedai STMJ legendaris di Surabaya yang meninggal di Tanah Suci. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Jogja -

Pemilik kedai STMJ legendaris di Surabaya Bu Nunuk atau Nunuk Widayanti (53) meninggal saat menjalankan ibadah haji furoda. Ironisnya, meski telah membayar ratusan juta untuk haji furoda itu Bu Nunuk ternyata diikutkan rombongan backpacker.

Kasus ini berawal saat Bu Nunuk dan suaminya Budi Santoso (55) berangkat haji pada 17 Mei 2024 bersama rombongan dari Surabaya menuju Jakarta. Setibanya di Jeddah, rombongan ini menggunakan transportasi umum ke apartemen.

"Berangkat haji dari Bandara Juanda pada Sabtu, 17 Mei 2024 tidak memakai seragam layaknya jemaah haji lainnya. Saat itu alasan pihak travel karena bukan dari pemerintah langsung," kata menantu Bu Nunuk, Siska Ayu (29) saat ditemui detikJatim di Kedai STMJ Bu Nunuk, Selasa (23/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siska menyebut pihaknya mulai curiga dengan pakaian seragam haji yang digunakan ibu mertuanya. Selain itu, setibanya di Arab Saudi, dia mendapat kabar Bu Nunuk dan rombongan sering dikejar polisi Saudi.

"Kecurigaan kita nggak pakai baju haji seperti umumnya jemaah haji. Biasanya di bandara pakai, itu nggak pakai. Katanya furoda bukan dari pemerintah. Lalu sampai sana (Arab Saudi) 19 Mei. Selama di sana sering telepon seperti banyak razia, dikejar-kejar polisi Arab Saudi. Karena dari visa bukan visa haji, tapi kunjungan pribadi," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Karena kendala visa jadi kejar-kejaran. Keluar hotel banyak polisi, kalau ketangkep dideportasi," tambahnya.

Tak berhenti di situ, Bu Nunuk dan suaminya juga sering merasa ketakutan saat berada di Tanah Suci. Hal ini karena mereka terus menjadi incaran razia polisi Saudi.

"Apartemen tempat persembunyian mama dan papa. Sempat didobrak polisi, lari kesana-kesini sampai mama saya kepegang polisi. Saya tahu dari salah satu video di medsos sama kayak ceritanya mama. Saya ga tahu termasuk (Bu Nunuk) atau tidak, tapi ceritanya persis seperti kejadian mama," cerita anak Bu Nunuk, Rizaldi.

Bu Nunuk pun sempat curhat ke kakaknya yang juga sedang haji reguler. Saat itu ibunya meminta bantuan pulang ke Tanah Air.

"Mama saya waktu itu ngabari bude saya yang di sana (Arab Saudi), bude cerita semua ke saya kalau mama takut, minta dijemput. "Berapa pun (biaya), ayo tolong aku" (kata Bu Nunuk ke bude Rizaldi). Pokoknya mama saya minta kembali," ujarnya.

Rizaldi mengenang Bu Nunuk dan suaminya mencari dan mengurus travel haji sendiri. Dia menyebut biaya haji yang dikeluarkan mencapai ratusan juta.

"Mama saya bilang seperti itu (furoda). Nggak ada kepikiran apa-apa, mikir pasti balik. Kita nggak tahu kalau mama seperti itu. Padahal harganya sama kayak furoda, ratusan juta. Di atas Rp 200 juta untuk satu orang," ujar Rizaldi.

Belakangan diketahui, jika Bu Nunuk dan suaminya tidak mengikuti haji furoda tapi backpacker.

"Terakhir-terakhir pihak travel bilang ke ayah saya. Katanya ini bukan travel, tapi backpacker, haji backpacker. Dari situ ayah saya bilang kalau ayah saya backpacker dan kesannya nggak ada travel di sini," kata Rizaldi.

Siska menambahkan travel yang digunakan Bu Nunuk bukan travel umrah yang biasa digunakan ibu mertuanya. "Mama tiga kali travel terpercaya, kok pakai travel asing, ternyata pakai rekom teman," ungkap Siska.

Sebelumnya diberitakan, Bu Nunuk sempat menghilang selama lima hari sebelum diketahui meninggal dunia di Tanah Suci. Bu Nunuk dilaporkan meninggal pada 16 Juni 2024 setelah berpisah dengan suaminya Budi Santoso saat melempar jumroh.

Pihak keluarga di Saudi sempat mencari petunjuk di RS Forensik Arab Saudi pada 20 Juni 2024. Sementara itu, keluarga di Surabaya juga berkoordinasi dengan KJRI Arab Saudi.

"Pas balik hari Jumat (21 Juni) pakde mengabari ada data di forensik dan sudah keluar, ada surat pernyataan surat meninggal (Bu Nunuk) di tanggal 16 Juni. Artinya mama hilang dan meninggal di tanggal yang sama," cerita Rizaldi.




(ams/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads