Pemilik kedai STMJ legendaris di Surabaya, Bu Nunuk atau nama asli Nunuk Widayanti (53), meninggal saat melakukan ibadah haji furoda. Bu Nunuk diketahui sempat menghilang lima hari sebelum diketahui meninggal dunia.
Dilansir detikJatim, Rabu (24/7/2024), Bu Nunuk dan suaminya, Budi Santoso (55), diketahui berangkat haji pada Sabtu, 17 Mei 2024 bersama rombongan 10 orang dengan travel. Rombongan ini berangkat dari Bandara Juanda dan transit di Jakarta.
Berdasarkan cerita menantu Bu Nunuk, Siska Ayu (29), sempat ada kabar mertuanya dikejar-kejar polisi di Arab Saudi. Setelahnya, Bu Nunuk disebut sempat menghilang hingga diketahui telah meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kronologi Wafatnya Bu Nunuk
Berikut kronologi Bu Nunuk diketahui meninggal saat haji furoda:
17 Mei 2024
Bu Nunuk dan suami berangkat haji bersama rombongan dengan travel dari Bandara Juanda. Rombongan ini transit di Jakarta dan bertolak ke Jeddah. Setiba di Jeddah, rombongan ini menggunakan transportasi umum untuk ke apartemen.
19 Mei 2024
Siska menyebut ibu mertuanya sempat bercerita dikejar-kejar polisi. Hal ini terkait visa yang digunakan Bu Nunuk untuk berangkat haji.
"Sampai sana (Arab Saudi) 19 Mei. Selama di sana sering telepon, seperti banyak razia dikejar-kejar polisi Arab Saudi. Karena dari visa bukan visa haji, tapi kunjungan pribadi," kata Siska saat ditemui detikJatim di kedai STMJ Bu Nunuk, Selasa (23/7).
15 Juni 2024
Kemudian pada 15 Juni 2024, Bu Nunuk dan rombongan memulai perjalanan Armusna. Bu Nunuk sempat terpisah dengan suaminya, namun akhirnya bisa bertemu lagi pada malam hari.
"Kondisi mama video call katanya capek habis perjalanan jauh," jelas Siska.
16 Juni 2024
Bu Nunuk dan suaminya melakukan perjalanan lempar jumroh. Kala itu, Bu Nunuk sempat hilang dan disebut dehidrasi parah, tidak stabil, dan bicaranya sudah melantur.
"Mama lempar jumroh bilang nggak kuat, ngajak ayah mundur. Ayah minta lempar jumroh dulu baru mundur. Setelah lempar jumroh, ibu ditoleh (ditengok) sudah nggak ada di sebelahnya. Entah jatuh pingsan atau apa, ayah noleh mau dikejar nggak bisa, karena melawan arus," jelasnya.
Kala itu ayah mertuanya sempat menghubungi ponsel istrinya namun tak aktif. Budi Santoso juga menghubungi pihak travel dan berusaha mencari bersama berkeliling ke lokasi di tempat Bu Nunuk hilang.
17 Juni 2024
Budi Santoso mengabari anaknya Rizaldi Santoso (29) jika Bu Nunuk menghilang. Rizaldi kemudian berusaha membantu dari Surabaya dengan meminta bantuan keluarga yang juga beribadah haji resmi dari Kemenag dan rekan saudara di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Arab Saudi.
18 Juni 2024
Pihak travel kembali mencari Bu Nunuk dan mendapatkan kabar yang bersangkutan telah meninggal lewat aplikasi kawal haji. Namun, tak lama keluarga mendapat kabar jika korban meninggal bukan Bu Nunuk.
"Ayah juga telepon kalau sudah meninggal. Beberapa menit kabarnya itu tidak benar. Katanya meninggal lalu tidak meninggal. Katanya mama nggak pakai perhiasan, tapi di jenazah ada gelang, di jenazah bawa identitas mama," ujarnya.
Pihak travel kembali mencari jejak Bu Nunuk. Mereka juga meminta bantuan pendamping untuk mencari keberadaan Bu Nunuk.
20 Juni 2024
Keluarga di Arab Saudi sempat mencari petunjuk di RS Forensik Arab Saudi namun sudah tutup. Keluarga diminta kembali keesokan harinya.
21 Juni 2024
Keluarga mendapat kabar jika Bu Nunuk sudah meninggal 16 Juni 2024.
"Pas balik hari Jumat (21 Juni) pakde mengabari ada data di forensik dan sudah keluar, ada surat pernyataan surat meninggal (Bu Nunuk) di tanggal 16 Juni. Artinya mama hilang dan meninggal di tanggal yang sama," cerita anak Bu Nunuk, Rizaldi.
Di sisi lain, Budi Santosa sedang dalam perjalanan pulang ke Tanah Air. Pihak keluarga pun mulai merasakan kejanggalan di pihak travel.
Belakangan diketahui, Bu Nunuk dan suaminya berangkat menggunakan visa kunjungan pribadi dan bukan visa haji. Keluarga yang menanyakan hal ini kepada pihak travel tidak mendapatkan jawaban memuaskan.
"Terakhir-terakhir pihak travel bilang ke ayah saya. Katanya ini bukan travel, tapi backpacker, haji backpacker. Dari situ ayah saya bilang kalau ayah saya backpacker dan kesannya nggak ada travel di sini," kata Rizaldi.
"Ga ada kepikiran apa-apa, mikir pasti balik. Karena harganya sama kayak furoda, di atas Rp 200 juta," pungkasnya.
(ams/cln)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang