Cerita Ironis Bu Nunuk Daftar Haji Furoda yang Ternyata Backpacker

Round-Up

Cerita Ironis Bu Nunuk Daftar Haji Furoda yang Ternyata Backpacker

Amir Baihaqi - detikJatim
Kamis, 25 Jul 2024 07:01 WIB
Anak dan menantu Bu Nunuk, pemilik kedai STMJ legendaris di Surabaya yang meninggal di Tanah Suci.
Bu Nunuk saat haji bersama suaminya (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Pemilik kedai STMJ legendaris di Surabaya, Bu Nunuk atau nama asli Nunuk Widayanti (53) wafat saat melakukan ibadah haji furoda pada 16 Juni 2024. Almarhumah Nunuk sempat menghilang selama 5 hari sebelum akhirnya diketahui sudah meninggal dunia.

Sang anak, Rizaldi Santoso (29) mengaku ketika Bu Nunuk dan suaminya Budi Santoso (55) sudah tiba di tanah suci, tapi merasa ketakutan karena dikejar-kejar polisi.

"Apartemen tempat persembunyian mama dan papa. Sempat didobrak polisi, lari ke sana-ke sini sampai mama saya kepegang polisi. Saya tahu dari salah satu video di medsos sama kayak ceritanya mama. Saya nggak tahu termasuk (Bu Nunuk) atau tidak, tapi ceritanya persis seperti kejadian mama," cerita Rizaldi saat ditemui detikJatim di Kedai STMJ Bu Nunuk Jalan Ngagel Jaya Selatan, Rabu (24/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengaku ibunya sempat curhat ke kakaknya yang juga sedang haji reguler berangkat melalui kemenag. Saat itu ibunya meminta bantuan pulang ke Tanah Air.

"Mama saya waktu itu ngabari bude saya yang di sana (Arab Saudi), bude cerita semua ke saya kalau mama takut, minta dijemput. "Berapa pun (biaya), ayo tolong aku" (Kata Bu Nunuk ke bude Rizaldi). Pokoknya mama saya minta kembali (Ke rumah)," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu dirinya juga mendapat aduan dari ibunya jika sedang ketakutan di Arab Saudi. Sebab harus kejar-kejaran hingga diobrak polisi. "Mama nggak cerita (kejadian). Waktu di sana bilang 'le mama takut'. Saya kontakan terus," tambahnya.

Menurut Rizaldi ibunya berangkat berangkat haji pada Sabtu 17 Mei 2024 bersama 10 orang dengan travel dari Bandara Juanda transit di Jakarta. Begitu tiba di Jeddah mereka menggunakan transportasi umum untuk ke apartemen. Belakangan diketahui bahwa ibunya bukan hari furoda, namun backpacker.

"Terakhir-terakhir pihak travel bilang ke ayah saya. Katanya ini bukan travel, tapi backpacker, haji backpacker. Dari situ ayah saya bilang kalau ayah saya backpacker dan kesannya nggak ada travel di sini," kata Rizaldi.

Rizaldi juga mengaku orang tuanya tidak terbuka dengan keberangkatan haji dengan nama travel apa. Dia dan keluarga lainnya baru mengetahui saat sudah muncul kejadian-kejadian di Arab Saudi.

"Kami tahu mama dikejar-kejar polisi, didobrak polisi sampai ketangkap polisi. Nangis-nangis, ayah pakai baju cewek, pakai cadar untuk mengelabui petugas. Ya baru tahu ceritanya itu. Waktu telepon itu kami juga mencari tahu kenapa kok sampai seperti ini?" Ceritanya.

Pada saat mencari travel untuk haji, Bu Nunuk dan suaminya mencari dan mengurus sendiri. Padahal, biaya haji furoda yang dibayarkan mencapai ratusan juga per orang.

"Mama saya bilang seperti itu (furoda). Nggak ada kepikiran apa-apa, mikir pasti balik. Kita nggak tahu kalau mama seperti itu. Padahal harganya sama kayak furoda, ratusan juta. Di atas Rp 200 juta untuk satu orang," ujar Rizaldi.

Sementara istri Rizaldi, yakni Siska Ayu (29) mengatakan, bila travel yang digunakan haji ini berbeda dengan travel umrah yang biasanya dipakai Bu Nunuk pergi umrah.

"Mama 3 kali travel terpercaya, kok pakai travel asing, ternyata pakai rekom teman," kata Siska.

Sebenarnya dia sudah merasa curiga saat kedua mertuanya berangkat haji dari Bandara Juanda pada Sabtu, 17 Mei 2024 tidak memakai seragam layaknya jemaah haji lainnya. Saat itu alasan pihak travel karena bukan dari pemerintah langsung.

Kemudian rombongan dari travel berangkat dari Surabaya dengan 10 orang menuju Jakarta untuk transit. Lalu terbang ke Riyadh Arab Saudi. Selanjutnya melanjutkan perjalanan dengan kereta api hingga tiba di tujuan.

"Kecurigaan kita nggak pakai baju haji seperti umumnya jemaah haji. Biasanya di bandara pakai, itu ga pakai. Katanya furoda bukan dari pemerintah. Lalu sampai sana (Arab Saudi) 19 Mei. Selama di sana sering telepon seperti banyak razia, dikejar-kejar polisi Arab Saudi. Karena dari visa bukan visa haji, tapi kunjungan pribadi," jelasnya.

"Karena kendala visa jadi kejar-kejaran. Keluar hotel banyak polisi, kalau ketangkep dideportasi," tambahnya.

Sebelumnya diketahui, pemilik kedai STMJ legendaris di Surabaya, Bu Nunuk atau nama asli Nunuk Widayanti (53) wafat saat melakukan ibadah haji furoda pada 16 Juni 2024. Almarhum Nunuk sempat menghilang selama 5 hari sebelum akhirnya diketahui sudah meninggal.




(abq/iwd)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjatim


Hide Ads