Kata Pengelola Rumah Maggot di Sedayu yang Diprotes Warga-Setop Sementara

Kata Pengelola Rumah Maggot di Sedayu yang Diprotes Warga-Setop Sementara

Tim detikJogja - detikJogja
Senin, 22 Jul 2024 10:52 WIB
Kondisi rumah maggot yang berada di Kalurahan Argosari, Sedayu, Bantul saat didatangi Satpol PP dan DLH Bantul, Selasa (16/7/2024).
Kondisi rumah maggot yang berada di Kalurahan Argosari, Sedayu, Bantul saat didatangi Satpol PP dan DLH Bantul, Selasa (16/7/2024). Foto: dok.detikJogja
Jogja -

Sebuah rumah maggot di Argosari, Kapanewon Sedayu, Bantul, yang diprotes warga terkait pengelolaan sampah akhirnya setop operasi sementara. Pihak pengelola akan melakukan pembenahan dan melengkapi izin. Berikut pengakuan pengelola.

Adviser rumah maggot di Sedayu itu, Arthur Rumantiyo, mengakui fasilitas pengolahan sampah di rumah maggot belum ideal. Hal inilah yang menimbulkan bau busuk, lalat, hingga air lindi.

"Kami mengakui ada kekurangan yang kami lakukan yang memang belum sesuai dengan standar operasional prosedur yang sesuai dengan DLH (Dinas Lingkungan Hidup Bantul). Jadi komitmen dalam jangka waktu satu dua minggu ini kita berusaha pembersihan dulu, normalisasi," kata Arthur saat dihubungi, Jumat (19/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arthur menyebut saat ini pihaknya melakukan pembersihan sampah sebagai komitmen terkait sanksi penutupan sementara oleh Pemkab Bantul. Lewat teguran dari Pemkab tersebut, pengelola juga diminta membersihkan tumpukan sampah, baik sampah organik dan anorganik yang berada di lokasi tersebut.

"Saat ini masih proses normalisasi dan pembersihan fasilitas. Juga lakukan perbaikan-perbaikan dan kami menutup kegiatan selama kami melakukan pembersihan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Saat ini pihaknya juga masih mengajukan perizinan berupa Nomor Induk berusaha (NIB). Pengajuannya melalui Online Single Submision (OSS). Selain itu juga ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bantul.

"Sudah ajukan izin NIB ya lewat OSS terus juga ke DPMPTSP Bantul. Saat ini masih proses, masih jalan," jelasnya.

Selama proses ini, Arthur memastikan pihaknya tidak menerima kiriman sampah, terutama kiriman sampah dari sejumlah pusat perbelanjaan di Kabupaten Sleman.

"Cuma maggot itu sambil berjalan, tapi sampah anorganik setop dulu. Sampah dari pusat perbelanjaan berhenti. Itu mal random, campur tidak satu mal saja," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Kabid Perencanaan dan Penataan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Arum Hidayati, menegaskan pengelolaan sampah rumah maggot tersebut tidak ideal. Sorotan utama adalah air lindi yang tidak terolah dengan baik.

Dalam inspeksi awal, lindi berceceran di tanah, bahkan sempat muncul keluhan dari petani karena mengalir ke area persawahan. Kondisi ini tentu berbahaya bagi ekosistem karena mencemari air dan tanah di lokasi tersebut.

"Lindinya banyak sekali dan cairan itu berbahaya pencemarannya. Harusnya itu ditampung dan ada instalasi pengolahan khusus," kata Arum.

Arum juga memastikan rumah maggot tersebut tak memiliki instalasi pengolahan lindi. Idealnya cairan lindi dikelola secara terpisah, sehingga tidak langsung masuk ke tanah ataupun aliran air.

Atas temuan tersebut, Arum meminta pengelola memanfaatkan jasa transporter mengambil limbah cair untuk diolah secara terpadu di Sewon, Bantul.

"Kalau memang tidak ada instalasi pengolahan di sini karena memang sangat mahal, bisa diambil oleh transporter untuk diolah di tempat pengolahan limbah cair di Sewon Bantul," ujarnya.

Dalam teguran terakhir, DLH Bantul juga memerintahkan agar pengolahan sampah berhenti. Selanjutnya fokus pada pembersihan sampah, melengkapi fasilitas hingga masalah perizinan.

Tumpukan sampah, lanjutnya, wajib dibawa keluar dari lokasi tersebut. Dia juga melarang adanya pembakaran sebagai upaya memusnahkan sampah. Ini karena dampaknya bisa mencemari lingkungan.

"Yang dibakar kan anorganik, ada sterofoam, sedotan, gelas plastik. Nah ini berbahaya residunya. Sampah inilah yang diduga kiriman dari luar, karena awalnya rumah maggot kenapa ada sampah anorganik," katanya.




(rih/ams)

Hide Ads